Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia

BREXIT: 5 HAL YANG HARUS DIBAHAS DALAM NEGOSIASI

25 April 2019 in Blog - by Eko Trijuni

Inggris dan Uni Eropa resmi memulai perundingan 'perceraian' di hari Senin, 19 Juni 2017. Negosiasi perdana tentang Brexit dilakukan di tanggal tersebut. Ada banyak hal yang harus dibicarakan oleh kedua pihak — Inggris dan Uni Eropa dalam waktu kurang dari dua tahun, tetapi lima hal terpenting di antaranya adalah berikut ini:

1. Perdagangan

Inggris akan menjadi negara pertama yang keluar dari Uni Eropa. Ketika masih menjadi anggota Uni Eropa, Inggris bisa menikmati perdagangan bebas dengan semua negara anggota Uni Eropa yang merupakan 44% pasar ekspornya. Pasar bebas Uni Eropa juga merupakan tempat di mana Inggris membeli 53% kebutuhan impornya.

Perceraian dengan Uni Eropa berarti Inggris tak akan lagi bisa menikmati akses bebas ke pasar tunggal tersebut. Ada kemungkinan Inggris akan tetap bisa memperoleh akses ke pasar Uni Eropa namun dengan persyaratan tertentu; mereka harus membayar untuk itu. Akan tetapi hal tersebut membutuhkan kesepakatan di area lain.

Bisa jadi juga adalah menegosiasikan kesepakatan dagang baru. Perdana Menteri Theresa May menginginkan untuk memulai perundingan dari masalah hubungan dagang ini, namun struktur negosiasi yang dilakukan di hari Senin ternyata membutuhkan pembahasan di masalah lain dulu.

Jika tidak tercapai kesepakatan hingga Maret 2019, tak pelak Inggris akan berurusan dengan tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk perdagangan.

2. Imigrasi

Theresa May berkomitmen untuk mengurangi jumlah imigran Eropa yang datang ke Inggris. Tetapi hal tersebut tampaknya bisa membatasi keleluasaannya dalam melakukan perundingan. Uni Eropa membutuhkan akses dari negara-negara anggotanya untuk menjalankan perdagangan bebas dan itu berarti juga adalah kebebasan dalam hal lalu lintas manusia. Ada masalah lain yang berpotensi muncul dari komitmen May tersebut, mengingat ada beberapa sektor kunci perekonomian Inggris bergantung pada pekerja migran.

Sementara itu, tingkat pengangguran Inggris saat ini menyentuh level terendah dalam 40 tahun. Padahal banyak perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, teknologi dan konstruksi saat ini sedang kekurangan pekerja. Salah satu cara memenuhi kebutuhan itu adalah membuka kran bagi pekerja migran.

3. 'Biaya Perceraian'

Uni Eropa berharap Inggris akan menghormati komitmen sebagai anggota dengan membayar 'tagihan terakhir'. Negara-negara anggota Uni Eropa membayar iuran yang akan dipergunakan untuk proyek infrastruktur, kegiatan sosial, penelitian ilmiah, subsidi pertanian dan dana pensiun bagi para mantan birokrat Uni Eropa.

Dana untuk hal-hal tersebut dirundingkan untuk menutup kebutuhan dalam satu periode, sementara kesepakatan yang sedang berjalan akan berlaku hingga tahun 2020. Uni Eropa belum menetapkan angka resmi, namun ada perkiraan bisa mencapai 100 milyar euro atau sekitar 112 milyar dolar.

4. Hak-Hak Warga Negara

Kedua belah pihak  Inggris dan Uni Eropa —  menginginkan agar tetap bisa melindungi hak-hak jutaan warga yang tinggal di Inggris atau Eropa. Angkanya ternyata cukup besar. Tidak kurang dari 3 juta warga negara yang berasal dari negara anggota Uni Eropa tinggal di Inggris, sementara ada 1,2 juta warga negara Inggris tinggal di berbagai negara Uni Eropa. Uni Eropa juga menginginkan agar ada jaminan akses seumur hidup untuk pensiun dan jaminan kesehatan.

5. Perbatasan Dengan Irlandia

Perbatasan Irlandia akan menjadi poin yang dibahas di awal-awal perundingan. Kedua pihak menginginkan agar tidak ada 'batas keras' di antara Republik Irlandia (yang masih akan tetap menjadi anggota Uni Eropa pasca Brexit), dan Irlandia Utara (yang merupakan wilayah Inggris). Warga Irlandia saat ini masih menikmati keleluasaan untuk melintasi perbatasan antara kedua wilayah (Republik Irlandia dan Irlandia Utara).

Mereka juga masih bebas melakukan bisnis dan memanfaatkan fasilitas yang ada di kedua wilayah. Keleluasaan untuk melintasi perbatasan ini merupakan poin kunci dari Good Friday Agreement di tahun 1998 yang berhasil membawa perdamaian ke Irlandia Utara setelah terjadinya konflik selama satu dasawarsa.

Share :