Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia

CLINTON ATAU TRUMP: SIAPA PILIHAN PASAR?

23 May 2019 in Blog - by Eko Trijuni

Dalam trading, termasuk forex, bukan hanya data ekonomi yang perlu dijadikan bahan analisa, tetapi hal-hal yang terkait politik pun tak lepas dari pengamatan para pelaku pasar. Termasuk juga kehebohan politik yang terjadi di Amerika Serikat, di mana Hillary Clinton dan Donald Trump dipastikan akan bertarung untuk menempati kursi Kantor Oval di Gedung Putih.

Di antara pelaku pasar di Amerika Serikat, ternyata 45% berpendapat bahwa pasar akan lebih baik jika ternyata Hillary Clinton yang menjadi Presiden Amerika Serikat, sementara hanya 34% yang mendukung Donald Trump. Setidaknya itu yang tercermin dari survey yang dilakukan oleh E*Trade Financial (ETFC) yang dilakukan Juli lalu. Survey tersebut melibatkan orang-orang yang memiliki akun trading online dengan kapital setidaknya $10,000.

Mungkin bukan hal yang mengejutkan jika pasar cenderung memilih Clinton dibandingkan Trump. Investor yang bisa dikatakan investor serius dengan jumlah ribuan (atau mungkin bahkan jutaan) di pasar mungkin tidak terlalu peduli apabila House of Representatives dikuasai oleh Demokrat ataupun Republik. Survey tersebut diatas juga menanyakan pada para responden, kira-kira kandidat mana yang akan bisa memperbaiki perekonomian Amerika Serikat.

Hasilnya lebih kurang mirip, yaitu 41% meyakini bahwa Clinton-lah yang akan memilliki prestasi tersebut, sementara 33% berpendapat Trump mampu melakukan hal itu. Sisanya menjawab "tidak satu pun dari kedua orang tersebut".

Ekonomi: Isu Politik Terkini

Perekonomian Amerika Serikat merupakan isu utama Pemilu kali ini. Amerika Serikat memang mencatat tingkat pengangguran yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang — meskipun tidak secepat harapan — cukup baik. Hanya saja, kegelisahan warganya cukup tinggi terkait prospek ekonomi ke depan.

Bahkan di kalangan investor yang disurvey oleh E*Trade, mayoritas responden hanya memberikan nilai B atau C untuk pertumbuhan ekonomi negeri Adidaya tersebut. Clinton dan Trump saat ini sama-sama berusaha untuk meyakinkan calon pemilih bahwa mereka adalah pilihan terbaik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Dalam survey yang berbeda, di mana semua pemilih (bukan hanya investor) ditanya siapakah yang akan bisa memperbaiki perekonomian, Trump memang unggul. Tetapi, sepertinya ada semacam kesepakatan antara Wall Street dengan Silicon Valley (sebuah daerah di selatan San Francisco Bay yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer dan semikonduktor) bahwa Clinton akan menjadi pilihan terbaik untuk dunia bisnis dan teknologi.

Clinton dianggap telah menawarkan pertumbuhan pesat untuk infrastruktur, memperbaiki jalan-jalan di Amerika Serikat, jembatan dan IT. Selain itu Clinton juga menghendaki adanya kenaikan pajak bagi kaum the haves.

Moody's dan Analisisnya

Ada semacam kekhawatiran bahwa rencana Trump untuk mengurangi perdagangan luar negeri dan membebankan tarif yang tinggi untuk barang impor asal China — rival ekonomi Amerika Serikat — berpotensi memicu perang dagang yang justru beresiko menenggelamkan Amerika Serikat ke dalam resesi.

Ekonom di Moody's Analytics memperkirakan tiga setengah juta lapangan pekerjaan akan menghilang di bawah pemerintahan Trump, dan akan terjadi koreksi (atau lebih buruk) di pasar modal. Merespon analisis dari Moody's ini, seorang penasehat Trump mengatakan bahwa analisis tersebut adalah sampah dan berargumen bahwa rencana Trump untuk pemangkasan pajak besar-besaran bagi pebisnis justru akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Pemilihan gubernur negara bagian Indiana, Mike Pence, sebagai partner Trump memunculkan keraguan tentang bagaimana Trump akan mampu membatasi perdagangan internasional. Pence selama ini diketahui sebagai pendukung perdagangan bebas, termasuk salah seorang yang mendukung perjanjian dagang dengan Panama, Korea Selatan dan Kolumbia ketika ia masih menjadi anggota Kongres.

Clinton Atau Trump

Greg Valliere, kepala strategi di Horizon Investments, berpendapat bahwa skenario terbaik bagi bisnis adalah jika Clinton menang — tetapi tidak menang mutlak — di mana setiap kebijakannya akan selalu dipantau dengan ketat oleh Kongres yang dikuasai kubu Republik.

Akan tetapi, investor harus juga mulai memikirkan bagaimana seandainya jika Clinton menang mutlak dan Demokrat akan mengambil alih Senat. Tiga Serangkai Demokrat: Clinton, Ketua DPR Nancy Pelosi dan pemimpin mayoritas Senat Chuck Schumer, menurut Valliere bukanlah skenario yang diinginkan pasar. Adapun skenario jika Trump yang menang, yang mungkin saja bisa menyebabkan ketidakpastian di pasar, adalah merupakan hal yang biasanya sangat tidak disukai oleh pasar.

Trump, yang sulit untuk ditebak, bisa saja memenangkan pertarungan; dan ini tentu akan memaksa para CEO   terutama mereka yang mencoba untuk menjalin kerja sama dengan China dan negara lain di dunia — untuk berpikir lebih keras. Memang, beberapa survey terhadap pasar mengunggulkan Clinton sebagai pilihan yang lebih baik.

Namun politik, seperti biasa, sangat unik dan seringkali memunculkan kejutan-kejutan. Kita tunggu saja nanti pada tanggal 8 November.

Share :