Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia

STRATEGI TRADING 3-EMA SIMPEL NAMUN PROFITABLE

22 February 2024 in Blog - Forex - by Admin

FOREXimf.com - Selama saya berkecimpung dalam dunia trading, saya menemukan ternyata ada sangat banyak strategi trading yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan peluang profit, baik itu trading forex, emas atau komoditi.

Salah satu strategi yang cukup populer (dan juga saya sukai) adalah strategi trading yang mengkombinasikan indikator trend Exponential Moving Average (EMA) dengan salah satu indikator forex yang juga cukup populer: yaitu Stochastic Oscillator.

Nah, kali ini saya akan membahas dengan lebih detail lagi tentang strategi trading ini. Tidak seperti artikel sebelumnya yang hanya mempergunakan satu moving average, kali ini kita pakai TIGA exponential moving average. Jadi, pastikan baca sampai selesai ya!

Apa Sih, Exponential Moving Average Itu?

Exponential Moving Average (selanjutnya kita sebut EMA saja biar lebih singkat) adalah salah satu indikator teknikal yang sering dimanfaatkan untuk mengenali arah trend harga. Garis kurva yang ditampilkan oleh Indikator ini, secara sederhana bisa saya katakan “menghitung harga rata-rata dari suatu periode tertentu”. 

Yang membedakan EMA dengan jenis moving average lain (misalnya Simple Moving Average, atau Linear Weighted Moving Average) adalah cara perhitungannya.

Saya tidak tertarik untuk membahas rumusnya. Yang bisa saya katakan adalah EMA ini – berdasarkan pengalaman saya – cukup baik dalam menggambarkan kondisi trend dan menyediakan area entry (buy atau sell) dibandingkan dengan jenis moving average yang lain. 

Bukan berarti jenis yang lain tidak bagus, ya. Masing-masing punya kelebihan dan kelemahan. Kali ini kita bahas saja strategi yang saya sudah buktikan dan praktekkan selama bertahun-tahun. 

Seperti yang saya janjikan, dalam artikel ini kita akan mengulas sebuah strategi trading dengan menggunakan tiga EMA dengan periode berbeda, yaitu 25, 50, dan 100. EMA 25 mewakili tren jangka pendek, EMA 50 mewakili tren jangka menengah, dan EMA 100 mewakili tren jangka panjang.

Sabar, akan kita perjelas di bagian selanjutnya dari tulisan ini. Keep reading. 

Apa Itu Stochastic Oscillator?

Berbeda dengan EMA yang tergolong dalam indikator trend, stochastic oscillator adalah indikator teknikal yang tergolong ke dalam jenis indikator osilator/oscillator, sesuai namanya. Indikator ini biasanya digunakan untuk mengukur momentum harga. 

Jadi, indikator trading forex ini tidak bisa dipakai untuk menentukan trend yang sedang berlangsung. Tetapi dia bisa memberikan informasi kepada kita, kapan kira-kira harga berada dalam “kondisi jenuh”. 

“Kondisi jenuh” sendiri ada dua: jenuh beli (biasa disebut overbought) dan jenuh jual (biasa disebut oversold). 

Gambar di atas memperlihatkan chart yang sudah ditambahi indikator stochastic oscillator (cek kotak merah). 

Indikasi overbought adalah ketika garis kurva indikator stochastic-nya berada di area yang ditandai dengan warna merah muda. Sebaliknya, indikasi oversold adalah ketika garis kurva stochastic berada di area yang ditandai dengan warna hijau muda. 

Selain memberitahukan pada kita indikasi kondisi jenuh tadi, stochastic juga akan kita manfaatkan untuk mengenali sinyal jual dan sinyal beli. 

Sinyal jual adalah ketika terlihat perpotongan kedua garis kurva stochastic di area overbought, sebaliknya sinyal beli adalah ketika terjadi perpotongan kedua garis kurva stochastic di area oversold. 

Jangan bingung, lihat saja gambar di bawah ini supaya lebih jelas. 

Jelas ya? 

Nah, selanjutnya kita akan mengombinasikan stochastic ini dengan EMA yang tadi sudah kita pelajari. 

Cara Pakai Strategi 3-EMA

Tentu saja yang perlu kita lakukan adalah menambahkan indikator EMA dan stochastic. 

Untuk menambahkan indikator EMA di platform trading MetaTrader4, ikut langkah berikut:

1. Di MetaTrader Anda, klik tombol menu Insert, lalu pilih Indicators, selanjutnya pilih Trend, kemudian pilih Moving Average.  

2. Setelah itu akan muncul kotak seperti ini. Nah, yang perlu kalian lakukan adalah mengedit kotak isian Period dan MA method. Nantinya kalian harus melakukan langkah nomor 1 di atas sebanyak tiga kali tapi kotak isian Period-nya diisi dengan angka berbeda, masing-masing 25, 50 dan 100.

    Untuk MA method, pastikan kalian pilih Exponential ya. 

    Untuk menggunakan strategi ini mudah saja, tinggal ikuti langkah-langkah berikut ini:

    1. Cek trend! Ini paling penting, karena signal yang kita cari sebaiknya searah dengan trend. Kalau trend lagi naik (uptrend), kita cari buy saja. Kalau trend lagi turun (downtrend), kita cari sell saja. Kita bisa cek trend pakai 3 EMA yang sudah kita pasang tadi. Gampang kok, kalau ketiga EMA itu arahnya cenderung naik, itu artinya lagi uptrend. Sebaliknya kalau ketiga EMA itu arahnya cenderung turun, itu artinya lagi downtrend.

    2. Tunggu sampai harga masuk ke area di antara EMA 25 dan 50. Kalau sudah, tunggu signal dari stochastic. Kalau uptrend, cari buy saja; kalau downtrend, cari sell saja. 

      Gambar di bawah ini adalah contoh kondisi kita bisa buka posisi buy. Perhatikan: ketiga EMA cenderung naik, harga masuk ke celah di antara EMA 25 dan 50, lalu muncul signal buy di stochastic:

      Nah, kalau gambar di bawah ini adalah pergerakan harga setelah signal buy tadi muncul:

      Di bawah ini contoh kondisi signal sell saat harga bergerak dalam downtrend: 

      Pengembangan

      Sistem trading ini mempergunakan tiga EMA, tapi kalau diperhatikan, signal buy dan sell sudah bisa dicari ketika harga masuk ke celah di antara EMA 25 dan 50. Lalu, apa fungsi EMA 100?

      EMA 100 pada dasarnya adalah acuan untuk pembatasan risiko. Jadi, kita bisa menempatkan SL dengan area EMA 100 sebagai acuannya. 

      Lalu, kalau ternyata posisi kita mengalami floating loss, kita bisa memanfaatkan celah di antara EMA 50 dan 100 untuk kembali mengambil posisi dengan strategi averaging atau mungkin martingale. Sesuaikan saja dengan toleransi risiko dan kekuatan modal masing-masing ya. 

      Kesimpulan

      Strategi ini adalah strategi yang cukup sederhana dan mudah diterapkan. Strategi ini bisa membantu kita untuk mengidentifikasi tren harga dan mencari sinyal buy dan sell yang berpotensi menghasilkan profit.

      Tapi ingat ya, kalian harus ingat bahwa tidak ada sistem atau strategi trading yang sempurna. Setiap sistem atau strategi pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Makanya, saya sarankan kalian selalu menerapkan manajemen risiko dan manajemen modal yang baik.

      Satu hal yang penting: Untuk meminimalkan resiko, cobalah latih strategi ini dalam real trade dengan jumlah lot kecil

      Selamat mencoba dan Salam Cuan!

      Share :