FOREXimf.com - Hampir dalam 2 dekade terakhir Trading Forex Indonesia mengalami pasang surut bukan karena minat masyarakat indonesia yang kurang tapi karena adanya sejumlah oknum yang mengatasnamakan trading forex untuk menipu sejumlah orang.
Dan tak tanggung-tanggung menurut salah satu sumber kerugian yang dialami oleh nasabah yang tertipu karena trading forex mencapai Rp 117,4 triliun terampas oleh oknum tidak bertanggung jawab dengan modus penipuan trading forex.
Agar tidak lagi menjadi korban selanjutnya sebaiknya trader bisa menghindari penipuan yang mengatasnamakan trading forex dapat muncul dalam berbagai bentuk. Berikut adalah beberapa modus penipuan yang sering terjadi di dunia trading forex.
Skema Ponzi atau Piramida: Bagaimana Penipuan Ini Beroperasi
Skema Ponzi atau piramida merupakan modus penipuan yang sering kali dikaitkan dengan investasi, termasuk trading forex. Dalam skema ini, penipu menawarkan peluang yang menggiurkan. Awalnya, mereka menawarkan investor dengan memberikan "keuntungan" yang tampaknya berasal dari trading forex yang sukses.
Namun, keuntungan ini sebenarnya dibayar memakai uang yang disetorkan oleh investor baru, bukan dari keuntungan nyata yang dihasilkan dari trading forex atau aktivitas investasi lainnya. Penipu menciptakan ilusi kesuksesan dengan memamerkan pembayaran keuntungan yang konsisten kepada investor awal, sehingga menarik lebih banyak orang untuk bergabung.
Namun, skema Ponzi tidak berkelanjutan dalam jangka panjang karena tidak ada sumber pendapatan nyata. Sistem ini bergantung sepenuhnya pada aliran uang dari investor baru untuk membayar investor lama. Ketika jumlah investor baru tidak lagi mencukupi untuk menutupi pembayaran kepada investor sebelumnya, skema ini runtuh.
Pada titik ini, penipu biasanya menghilang, meninggalkan mayoritas investor tanpa apapun. Skema Ponzi juga sering kali melibatkan manipulasi data dan laporan keuangan untuk memberikan kesan bahwa investasi berjalan dengan baik. Investor yang tertarik oleh janji profit tinggi sering kali tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya menjadi bagian dari sebuah penipuan besar, sampai semuanya terlambat.
- Broker Forex Palsu
Penipuan dengan kedok broker forex palsu merupakan modus operandi yang sering memakan korban, terutama di kalangan trader pemula yang belum berpengalaman.
Penipu dalam skema ini mengklaim sebagai broker forex yang sah dan menjanjikan akses ke market forex yang menguntungkan. Mereka menciptakan situs web yang tampak profesional dan sering kali mengadopsi nama serta logo yang mirip dengan broker terkenal untuk meningkatkan kredibilitas mereka.
Namun, di balik layar, mereka tidak terdaftar atau diatur oleh otoritas keuangan yang relevan, seperti Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) di Indonesia. Akibatnya, tidak ada jaminan atau perlindungan bagi dana klien yang disetorkan ke broker palsu ini.
Setelah menarik dana dari klien, broker forex palsu ini tidak mengeksekusi transaksi secara nyata di market forex. Sebaliknya, mereka mungkin hanya memberikan tampilan akun trading yang menunjukkan aktivitas transaksi fiktif.
Klien yang tidak menyadari penipuan ini sering kali percaya bahwa mereka sedang berpartisipasi dalam transaksi yang sah dan menguntungkan. Pada akhirnya, ketika klien mencoba menarik dana mereka, mereka dihadapkan pada berbagai alasan dan hambatan dari broker palsu, mulai dari biaya penarikan yang tidak masuk akal hingga alasan teknis yang dibuat-buat.
Dalam banyak kasus, penipu menghilang dengan dana klien, meninggalkan korban tanpa akses ke uang mereka dan tanpa jalur pemulihan yang jelas.
- Robot Trading atau Expert Advisor (EA) Palsu:
Mereka memasarkan EA ini melalui situs web yang canggih, video promosi yang menarik, dan testimoni palsu dari pengguna yang mengklaim telah memperoleh keuntungan besar. Namun, setelah pembelian, banyak trader yang mendapati bahwa perangkat lunak tersebut tidak berfungsi seperti yang dijanjikan.
Dalam beberapa kasus, EA ini mungkin bahkan merugikan, dengan melakukan perdagangan yang tidak menguntungkan atau tidak melakukan perdagangan sama sekali.
Masalah utama dengan EA palsu adalah kurangnya transparansi dan dukungan. Penjual seringkali tidak memberikan detail tentang bagaimana EA bekerja, strategi yang digunakan, atau bukti kinerja yang valid. Setelah pembelian, trader mungkin mendapati bahwa dukungan pelanggan tidak responsif atau tidak ada sama sekali.
Lebih buruk lagi, beberapa EA mungkin dirancang untuk melakukan perdagangan yang merugikan secara sengaja, menguras akun trader dalam waktu singkat. Hal ini seringkali meninggalkan trader dengan kerugian yang signifikan dan tanpa cara untuk mendapatkan pengembalian dana.
Untuk menghindari penipuan semacam ini, sangat penting bagi trader untuk melakukan penelitian menyeluruh, mencari ulasan dari sumber yang terpercaya, meminta bukti kinerja EA yang terverifikasi, dan menghindari tawaran yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
- Skema Penggandaan Uang:
Untuk meyakinkan korban, mereka sering menunjukkan bukti palsu seperti laporan keuntungan yang dibuat-buat, tangkapan layar akun trading yang dimanipulasi, atau testimoni dari 'investor' yang sebenarnya adalah bagian dari skema tersebut.
Dengan janji pengembalian yang luar biasa tinggi dalam waktu yang sangat singkat, penipu menarik korban untuk menginvestasikan sejumlah besar uang.
Setelah menerima uang dari korban, penipu biasanya memulai dengan memberikan beberapa pembayaran awal untuk menambah kepercayaan dan mendorong korban untuk menginvestasikan lebih banyak uang.
Namun, seiring berjalannya waktu, penipu mulai menghilang, menghentikan pembayaran, dan memutus semua komunikasi. Korban sering kali tidak memiliki cara untuk menghubungi penipu atau mendapatkan kembali uang mereka.
Skema ini bisa sangat merusak, tidak hanya secara finansial tetapi juga secara emosional, karena banyak korban merasa sangat malu dan tertipu.
Trader sudah jelas kan bagaimana modus para penipu ini, jangan sampai trader menjadi salah satunya ya. Lalu bagaimana cara menghindari penipuan berbasis trading forex?
Cara Menghindari Penipuan Trading Forex
- Periksa Regulasi
Di Indonesia, sangat penting untuk memastikan bahwa broker forex atau penyedia layanan trading yang dipilih oleh trader diatur oleh otoritas keuangan yang sah, yaitu Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).
BAPPEBTI adalah lembaga di bawah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang bertugas mengawasi dan mengatur aktivitas perdagangan berjangka dan komoditi, termasuk forex. Sebelum membuka akun atau menginvestasikan uang, pastikan broker tersebut terdaftar di BAPPEBTI dan memiliki izin operasi yang valid.
Trader dapat memeriksa status regulasi broker melalui situs resmi BAPPEBTI atau menghubungi langsung untuk konfirmasi. Memilih broker yang diatur oleh BAPPEBTI memberikan perlindungan tambahan bagi investor karena lembaga ini memberlakukan standar yang ketat terkait transparansi, keamanan dana, dan praktik bisnis yang adil.
- Lakukan Riset Mendalam Terhadap Broker
Cari ulasan dan pengalaman dari trader lain tentang broker atau layanan yang akan digunakan. Waspadai ulasan yang tampak terlalu positif atau diposting dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Cari tahu semua sosial media yang berkaitan dengan broker forex tersebut berikut fasilitas yang akan didapatkan.
- Waspadai Janji Keuntungan Tinggi:
Skeptis terhadap setiap penawaran yang menjanjikan keuntungan besar dengan sedikit resiko atau usaha. Trading forex adalah aktivitas berisiko, dan tidak ada jaminan keuntungan pasti.
- Gunakan Akun Demo:
Sebelum menginvestasikan uang nyata, coba broker atau sistem trading pada akun demo untuk memastikan broker forex yang trader pilih bekerja seperti yang diiklankan.
- Edukasi Diri Sendiri:
Tingkatkan pengetahuan tentang forex dan trading secara umum. Semakin banyak trader tahu tahu, semakin kecil kemungkinan Anda tertipu.
Jadi trader selalu waspada dengan penipuan berbasis trading forex. Jangan sampai trader menambah angka 117,4 triliun ini ya. Selalu antisipasi jika ada penawaran dari broker yang terlalu positif, cek dan ricek broker trading forex indonesia.