Pertama kali dalam sejarah, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS), yaitu WTI (West Texas Intermediate) sempat anjlok ke area negatif. Kok bisa? Jangan-jangan salah.
Tdak salah, kok.
Betul, harga WTI untuk kontrak Mei 2020 sempat jatuh ke minus 37.63 USD per barel.
Lalu, gimana dong?
Apa dunia betul-betul sudah tercebur ke jurang resesi?
Apakah ada hubungannya dengan COVID-19, atau bagaimana?
Baik, kita akan bahas mengapa harga minyak bisa negatif (dalam hal ini WTI).
Yang Minus Kontrak Berjangka (Futures) WTI Kontrak Mei
Yang pertama kali harus Anda ketahui, sebenarnya WTI kontrak Mei itu adalah kontrak berjangka (futures). Gampangnya, kontrak berjangka adalah kontrak untuk pengiriman komoditi tertentu (secara fisik) yang mendasari kontrak tersebut.
WTI sendiri adalah jenis minyak mentah yang harganya biasanya jadi acuan harga minyak di AS. Dia bukan satu-satunya jenis minyak mentah. Ada banyak jenis minyak mentah di pasar, di antaranya Brent, OPEC Reference Basket, termasuk WTI. Kelebihan WTI dibanding Brent adalah kekentalan dan kadar belerangnya yang lebih rendah.
Ada setidaknya dua pihak yang melakukan transaksi tersebut, yaitu pihak yang mempergunakan minyak mentah untuk keperluan industrinya (misalnya kilang minyak) dan spekulan.
Kebetulan, jumlah spekulan yang melakukan transaksi kontrak futures berdasarkan aset minyak mentah WTI jumlahnya sangat banyak. Tujuannya untuk meraih keuntungan dari perubahan harga minyak mentah WTI.
Jadi, sebenarnya harga minus kemarin itu hanya harga untuk WTI kontrak bulan Mei. Bulan kontraknya pun bermacam-macam, mulai bulan kontrak Januari sampai Desember. Kontrak tersebut akan berganti setiap bulannya yang disebut dengan roll over.
Mengapa Harga WTI Kontrak Mei Bisa Negatif?
Harga WTI yang dirujuk ini adalah harga untuk pengiriman di bulan Mei 2020 yang kontraknya kedaluwarsa pada tanggal 21 April 2020 (waktu AS). Tetapi ternyata harga minyak WTI anjlok karena tidak laku. Tidak ada yang mau beli.
Tidak ada yang mau beli, dalam arti tidak ada yang menginginkan penyerahan fisik minyak WTI. Padahal, dalam perdagangan berjangka komoditi ada dua cara penyelesaian kontrak, yaitu dengan cara penyerahan aset secara fisik atau offset.
Offset adalah penyelesaian kontrak dilakukan dengan cara menjual kontrak tersebut dan menghitung selisih harganya.
Nah, karena harga minyak lagi jelek, para pelaku pasar lebih suka "menyingkirkan" kontrak mereka daripada harus mencari cara menyimpan minyak yang memang suplainya sudah keterlaluan banyaknya, padahal tempat penyimpanan sudah sangat terbatas.
Ingat, menyimpan minyak mentah di AS butuh biaya dan ada regulasi tersendiri. Itulah yang menyebabkan harga WTI kontrak Mei hancur.
Lalu mengapa harganya bisa negatif?
Ilustrasinya begini..
Ketika bulan kontrak berakhir dan trader belum menutup posisi mereka (yang disebut offset tadi), maka yang akan terjadi adalah penyerahan minyak secara fisik. Padahal banyak spekulan yang sebenarnya tidak terlibat dalam industri yang membutuhkan minyak.
Lha wong yang betul-betul menjalankan industri yang butuh minyak saja, sekarang juga tidak mau beli minyak, karena mereka harus shutdown gara-gara Covid-19 (selanjutnya kita tahu bahwa penghentian produksi karena Covid-19 ini menyebabkan permintaan minyak turun drastis, yang menyebabkan oversupply parah di pasar global).
Akhirnya, para spekulan itu justru akan rela membayar bagi siapa saja yang mau membeli kontrak mereka (dalam hal ini: WTI kontrak Mei). Itulah yang menyebabkan harganya menjadi negatif.
Bagaimana Selanjutnya?
Hingga saat artikel ini ditulis, belum ditemukan satu analis pun yang muncul di media mainstream dengan perkiraan yang matang mengenai pergerakan arah harga minyak mentah ke depannya.
Goldman Sachs memperkirakan harga minyak mentah dunia masih akan bergerak di kisaran level rendah hingga pertengahan Mei 2020, mengingat suplai minyak mentah yang sudah terlampau besar. Itu lah yang membuat kesepakatan OPEC+ untuk memangkas produksi hingga 9,7 juta barel per hari yang akan efektif di bulan Mei 2020, tidak mampu menyokong harga minyak.
Secara fundamental kita masih bisa berharap OPEC+ akan kembali membuat gebrakan untuk mendongkrak harga minyak, mengingat harga WTI kontrak Juni 2020 saja sudah sangat rendah. Secara teknikal, tanggal 22 April 2020 pukul 12.20 WIB harga ada di kisaran $11.00/barrel, harga yang sangat menggiurkan.
Adakah Peluang di Instrumen Lain yang Berhubungan Dengan Minyak?
Mungkin Anda sebagai trader masih ragu untuk kembali membuka posisi beli mengingat minusnya kontrak bulan Mei, juga dampak roll over kontrak Mei ke Juni yang disertai lonjakan yang cukup besar sehingga mempengaruhi ketahanan dana.
Sebenarnya masih ada instrumen lain yang bisa Anda manfaatkan yang masih berhubungan dengan minyak mentah, yaitu currency pair USDCAD. Korelasi antara harga minyak dengan USDCAD adalah negatif sejak tahun 2000. Artinya, kalau harga minyak bergerak turun, USDCAD biasanya bergerak naik.
Jadi, sementara menunggu OPEC+ membuat kebijakan baru yang bisa kembali memperkuat harga minyak mentah, tidak ada salahnya mengintip peluang di USDCAD.
Anda bisa berkomunikasi dengan tim Market Analyst FOREXimf melalui online chat juga WhatsApp untuk mengetahui peluang di USDCAD dan instrumen perdagangan lain yang ingin Anda ketahui.
Kami tunggu pertanyaan Anda.