Ketika memulai usaha baru atau kembali membuka usaha, banyak kemungkinan resiko dan ketidakpastian adalah hal yang pasti dihadapi oleh seorang entrepreneur untuk mengeksplorasi peluang bisnis dan mempromosikan inovasi atau usahanya. Pada akhirnya, semua keputusan akan dikembalikan pada setiap entrepreneur, apakah mau mengambil resiko itu, tidak memulai usaha untuk menghindari resiko, ataukah sekedar tahu resiko tanpa mengantisipasi hal tersebut ?.
Setiap usaha pasti memiliki resiko bukan ? pada saat itulah kemampuan risk taking diperlukan, mampu membuat keputusan dari berbagai pilihan yang tidak pasti dan ada kemungkinan terjadi kesalahan. Biasanya, perilaku risk taking yang sering dimunculkan oleh perusahaan dengan orientasi kewirausahaan adalah menimbulkan hutang besar atau membuat komitmen sumber daya yang besar untuk mendapatkan pengembalian yang tinggi dengan merebut peluang di pasar. Seorang entrepreneur dengan kemampuan risk taking yang tinggi biasanya memiliki karakteristik seperti berikut:
- Senang menghadapi tugas sulit yang biasa dihindari orang lain
- Lebih suka melakukan investasi berani yang dapat memanen keuntungan yang lebih baik
- Memiliki kecenderungan kuat untuk proyek-proyek berisiko tinggi (dengan peluang pengembalian yang sangat tinggi).
Salah satu faktor yang paling mempengaruhi kondisi bisnis dan membuat sebagian orang maju mundur untuk melakukan bisnis adalah pandemi covid-19. Banyak sekali perubahan yang disebabkan karena pandemi covid-19, salah satunya perubahan di sektor bisnis. Kondisi perekonomian hampir di semua negara di dunia menurun akibat pandemi covid-19, karena tidak mampu bertahan dan melewati masa krisis selama pandemi, akhirnya banyak bisnis yang gulung tikar.
Namun, jika Anda melihat peluang dalam kondisi pandemi covid-19 dan berani mengambil resiko, berikut ini adalah empat langkah manajemen resiko selama pandemi covid-19 yang wajib Anda pahami:
1. Identifikasi risiko
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah coba identifikasi kira-kira resiko apa saja yang mungkin muncul. Identifikasi secara teliti dan menyeluruh misalkan dari sisi finansial, pemasaran, produksi, dan sebagainya. Anda bisa mengenali kemungkinan resiko yang sedang terjadi ataupun berpotensi terjadi dalam bisnis Anda dengan melakukan identifikasi resiko, sehingga meminimalisir kemungkinan kerugian yang bisa terjadi pada bisnis Anda.
2. Urutkan berdasarkan kerugian
Kalau sudah selesai menuliskan daftar kemungkinan resikonya, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa dan urutkan sesuai dampak terburuk yang mungkin timbul. Tips pada tahap ini adalah fokuslah pada risiko yang paling besar akibatnya pada Anda, karyawan, kelangsungan perusahaan, dan lingkungan, serta fokus pada risiko yang paling sering dialami terutama pada bisnis yang serupa.
3. Lakukan kontrol resiko
Percuma saja kalau Anda hanya mengetahui potensi risiko tanpa melakukan apa-apa untuk mengatasinya bukan ? Nah, berikut 5 bentuk sikap yang harus Anda lakukan dalam menyikapi risiko
a. Menghindari Risiko
Namun, sikap ini seringkali tidak efektif dan menjadi tanda bahwa Anda tidak berani mengambil kesempatan belajar dan mengatasi resiko. Menghindari risiko mungkin akan membuat bisnis Anda terlihat lebih aman, namun hal itu juga berarti Anda tidak melakukan tindakan yang menyebabkan risiko itu terjadi, sama saja dengan Anda tidak melakukan suatu strategi bisnis perusahaan bukan ?
b. Mengurangi Resiko
Artinya, Anda melakukan sesuatu untuk mengurangi kerugian dari sebuah risiko. Meskipun kemungkinan risiko tetap ada, tapi dampaknya bisa diminimalisir.
c. Memindahkan risiko
memindahkan risiko bukan berarti meninggalkan tanggungjawab melainkan menyerahkan tugas kepada yang lebih ahli atau pihak lain dengan membayar jasa tersebut. Misalkan Anda memiliki usaha barang pecah belah dan harus mengirimkannya ke tempat yang cukup jauh, lebih baik menggunakan jasa pengantar barang yang memiliki asuransi barang pecah belah daripada Anda atau karyawan sendiri yang berangkat.
d. Menerima resiko
Menerima resiko berarti merelakan kerugian yang terjadi. Anda bisa mengambil sikap ini jika tidak ada cara lain untuk menghadapinya. Lebih baik menghindari resiko daripada menerima resiko jika kerugian terlalu besar bukan ?
4. Monitoring dan review
Setelah melakukan identifikasi resiko dan menentukan strategi apa yang diterapkan untuk setiap resikonya, saatnya Anda hati-hati dengan isu-isu yang merupakan gejala datangnya sebuah resiko atau krisi yang melanda. Setiap isu tidak selalu memiliki gejala, namun setidaknya Anda mengenal jenis-jenis risiko bisnis dan tahu letak fokus Anda jika resiko itu terjadi.
Itulah 4 tips manajemen risk taking yang perlu Anda lakukan. Anda akan lebih tenang dalam berbisnis ketika mengetahui banyak resiko bisnis dan sudah tau apa-apa saja yang bisa Anda lakukan bukan ?