Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia

MENGENAL MULTIPLE TIME FRAME ANALYSIS DALAM TRADING FOREX

15 March 2021 in Blog - by Eko Trijuni

Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari:

  • Apa itu time-frame,
  • Penggunaan time-frame dalam trading. dan
  • Bagaimana cara melakukan analisis pada beberapa time-frame yang berbeda

Time-frame tidak akan pernah terpisahkan dari seorang trader karena ini sangat erat kaitannya dengan gaya trading yang dimiliki oleh setiap trader, terutama forex.

Nah, bagi Anda yang baru belajar forex trading, maka artikel ini sangat cocok dan disarankan untuk dipelajari terlebih dahulu sebelum Anda belajar indikator maupun strategi trading lainnya.

Tentang time-frame

Dalam trading forex, time-frame adalah sebuah fitur dalam platform trading yang berfungsi untuk mengelompokan pergerakan harga pada suatu pasangan mata uang berdasarkan periode waktu tertentu yang ditampilkan pada chart (grafik).

Pada beberapa platform trading populer (misalnya: MetaTrader 4), terdapat beberapa time-frame yang bisa Anda gunakan untuk memantau pergerakan harga hingga menentukan kapan transaksi dilakukan. Diantaranya adalah:

  • M1 (1-Minutes)
  • M5 (5-Minutes)
  • M15 (15-Minutes)
  • M30 (30-Minutes)
  • H1 (1-Hour)
  • H4 (4-Hours)
  • W1 (Weekly)
  • MN (Monthly)

Jika saat ini Anda sudah memiliki MetaTrader 4 di smartphone maupun PC/laptop, kemudian grafik yang Anda gunakan berupa candlestick -- maka Anda dapat melihat bahwa masing-masing candle tersebut merupakan representasi dari pergerakan harga berdasarkan time-frame (menit, jam, minggu, bulan).

Dengan begitu, dapat kita simpulkan bahwa fungsi dari time-frame ini adalah untuk mengelompokan harga berdasarkan periode waktu tertentu pada suatu pasangan mata uang.

Itu baru definisinya saja. Lalu, bagaimana dengan analisisnya?

Mari kita pelajari lebih dalam lagi pada penjelasan di bawah ini...

Mutliple time-frame analysis

Multi-time frame analysis adalah suatu proses yang dilakukan untuk melihat pergerakan harga pada suatu pasangan mata uang dalam periode waktu yang berbeda-beda.

Meskipun pada praktiknya tidak ada batasan maksimal berapa banyak time-frame yang harus diamati, namun pada umumnya, analisis multi time-frame ini melibatkan 2-3 time-frame untuk memprediksi arah dan pergerakan harga di pasar forex.

Lalu, bagaimana jika analisis yang dilakukan hanya menggunakan satu time-frame saja? atau bahkan mungkin lebih dari tiga?

  1. Jika time-frame yang digunakan terlalu sedikit, maka Anda akan mengalami kesulitan dalam memahami kondisi market dikarenakan datanya yang kurang mencukupi.
  2. Sebaliknya, jika terlalu banyak time-frame yang digunakan, maka akan menghasilkan analisis yang terlalu rumit sehingga Anda mengalami kesulitan untuk memahami kondisi yang sedang terjadi di market.

Oleh karena itu, para trader profesional biasanya hanya akan menggunakan 3 time-frame yang berbeda dalam analisisnya agar mereka bisa mendapatkan gambaran yang cukup luas tentang kondisi market yang terjadi saat itu.

Seberapa penting analisis multi time frame dalam trading?

Berdasarkan pengalaman para trader dan menurut Market Analyst FOREXimf, dengan melakukan analisis multi time frame dalam trading, seorang trader bisa lebih percaya diri untuk melakukan transaksi karena ia bisa mengenali dan mengetahui kapan ia harus masuk maupun keluar dari pasar.

Dengan begitu, rasa khawatir akan salah mengambil posisi karena merasa sudah terlambat atau bahkan mungkin terlalu dini membuka posisi bisa dihindari dengan melakukan analisis multi time frame ini.

Namun, agar Anda bisa melakukan analisis ini dengan baik, penting untuk Anda memperhatikan pemilihan time frame dengan durasi yang tepat, terutama untuk tiga periode yang direkomendasikan dalam penggunaan analisa ini.

Time-frame dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

  1. Pertengahan (medium)
  2. Pendek (short), dan
  3. Panjang (long).

Lebih jelasnya, durasi time-frame pertengahan biasanya berada disekitar (H1) 60 menit atau satu jam, sedangkan time-frame pendek (short) berada pada seperempat dari time-frame medium yaitu (M15) 15 menitan. Kemudian untuk time-frame long (panjang), kurang lebih durasinya empat kali dari time-frame pertengahan yaitu empat jam (H4).

Aturan analisis multi-time frame ini disebut dengan aturan angka empat. Jadi, dari penjelasan tentang pembagian time-frame di atas dapat kita sederhanakan menjadi sebagai berikut:

  1. M15 disebut sebagai short
  2. H1 disebut sebagai medium
  3. H4 disebut sebagai long

Seorang trader jangka panjang yang biasa membiarkan posisinya terbuka selama kurang lebih sebulan, sebaiknya tidak mempergunakan kombinasi time-frame di atas.

Nah, bagi Anda yang memiliki gaya trading seperti itu, maka akan lebih baik bagi Anda untuk mempergunakan kombinasi time-frame lain seperti:

  • Daily (D1) sebagai short
  • Weekly (W1) sebagai medium
  • Monthly (MN) sebagai long

Penerapan masing-masing time-frame pada trading forex

1. Time-frame panjang (long)

Time-frame panjang menjadi langkah awal yang tepat untuk Anda memulai bisnis trading forex. Dengan menggunakan time-frame panjang, Anda akan mengetahui trend apa yang sedang populer dan dominan.

Time-frame panjang biasanya digunakan untuk mencari dan menentukan trend umum, bukan sebagai sinyal. Oleh karena itu, trader yang membuka posisi direkomendasikan searah dengan time-frame panjang ini.

2. Time-frame pertengahan (medium)

Pada time-frame pertengahan, trader akan melihat alur dan pergerakan yang lebih jelas dibandingkan saat menggunakan time-frame panjang (long). Memantau time-frame pertengahan (medium) dapat menentukan timing yang tepat untuk trader membuka posisi.

Dalam perkembangan teknik trading, dari penggunaan time-frame medium Anda akan melihat petunjuk dini mengenai kemungkinan reversal (pembalikan arah).

3. Time-frame pendek (short)

Pada time-frame pendek, Anda dapat mencari sinyal entry (buy atau sell). Ini dikarenakan fluktuasi grafik yang terlihat lebih tajam dan deskriptif sehingga trader dapat menentukan entry level yang lebih tepat dengan bantuan time-frame ini.

Perlu diingat, sinyal yang muncul pada time-frame pendek harus searah dengan trend yang telah diperlihatkan pada time-frame yang lebih besar.

Nah, sekarang mari kita pelajari lebih dalam lagi mengenai penggabungan ketiga time-frame tersebut dalam analisis.

Melakukan analisis multi time-frame

Meskipun pada kenyataannya seorang trader tidak akan pernah tahu kapan persisnya harga akan berhenti pada suatu level, namun dengan melakukan multi time frame analisis ini setidaknya trader bisa menemukan petunjuk entry level yang "terbaik".

Sederhananya, dengan analisis ini Anda sedang mencoba untuk mencari harga yang semurah mungkin saat akan membuka posisi buy, dan harga yang semahal mungkin ketika ingin sell -- sehingga, dengan begitu Anda tidak akan berasumsi bahwa keputusan buy/sell yang diambil nantinya dirasa terlalu cepat atau justru sebaliknya..

Pada multiple time-frame analysis, analisa yang dilakukan akan bersifat top-down di mana Anda harus melihat time-frame yang paling besar terlebih dahulu sebelum nantinya bertahap turun menuju ke time-frame yang lebih kecil.

Sebagai contoh, jika time-frame panjang (long) memperlihatkan uptrend, namun time-frame pertengahan (medium) dan time-frame pendek (short) memperlihatkan downtrend, maka Anda perlu berhati-hati jika ingin membuka posisi sell.

Perlu diingat, dalam hal ini Anda perlu menjadikan time-frame panjang sebagai patokan. Maka, pada saat itu Anda sebaiknya menunggu hingga time-frame yang lebih kecil (medium dan short) mengkonfirmasi trend di time-frame yang lebih besar.

Sudah mulai memiliki gambaran mengenai cara kerja multi time-frame analisis ini?

Untuk lebih jelasnya lagi, mari perhatikan contoh dibawah ini.

Chart pada gambar diatas adalah EUR/USD di time-frame H4 yang merupakan time-frame panjang (long). Contohnya, Anda ingin memanfaatkan pergerakan dari mid-term trend yang terlihat yaitu uptrend (perhatikan trendline merah).

Pada saat itu, Anda sudah mendapatkan tren yang diinginkan dan tentunya sudah menetapkan bahwa posisi yang diincar adalah buy.

Selanjutnya, Anda dapat bergeser ke TF Medium yaitu TF H1 yang dapat diperhatikan melalui gambar dibawah ini.

Pada chart H1, Anda dapat melihat bahwa harga masih bergerak dalam posisi uptrend. Trendline tebal berwarna merah yang Anda lihat pada gambar dibawah merupakan trendline yang ditarik di chart H4.

Pada saat itu, jika Anda ingin menarik trendline kembali pada chart H1 ini, itu akan disebut sebagai accelerating trendline. Tarikan pada trendline tersebut dapat Anda lihat sebagai garis putus-putus berwarna merah.

Pada chart H1, Anda dapat memperhatikan bahwa stochastic dan CCI masih berada dalam kondisi overbought. Oleh karena itu untuk membuka posisi buy, Anda perlu menunggu hingga keduanya berada dalam kondisi oversold.

Akan lebih baik lagi, jika entry level berada setidaknya di area trendline putus-putus atau di area trendline yang tebal (yang ditarik pada chart H4).

Jika harga berada di area trendline, atau stochastic dan CCI telah memperlihatkan indikasi oversold, Anda dapat bergeser ke TF yang paling kecil, yaitu TF M15 sebagai TF pendek.

Pada TF M15, Anda mungkin tidak akan bisa melihat trend dengan begitu jelas. Hal ini dikarenakan, TF yang terkecil ini memiliki fungsi bukan lagi untuk melihat trend melainkan untuk membantu Anda dalam menyaring sinyal entry.

Ketika di TF H1 Anda menemukan indikasi oversold, maka Anda hanya perlu mengkonfirmasinya dengan mencari sinyal buy di TF M15 ini. Jika sinyal bullish sudah confirmed, ini saatnya untuk Anda dapat membuka posisi Buy.

Apakah analisis multi time frame tepat untuk Anda gunakan?

Multi Time Frame Analysis merupakan salah satu strategi yang dapat membantu Anda untuk melakukan transaksi tanpa perlu khawatir terlalu dini atau terlambat masuk atau keluar pasar.

Namun, perlu diingat pula dibutuhkan kesabaran serta ketekunan lebih dalam untuk menganalisa strategi ini. Tentu saja tidak semua analisa bebas cacat, karena setiap metode yang Anda adopsi akan memiliki kelemahan.

Beberapa trader beranggapan bahwa cara trading MTFA (Multi Time-Frame Analaysis) sebagai cara yang cukup merepotkan dikarenakan waktu yang Anda perlukan untuk melakukan analisa tentu akan menjadi lebih panjang dibandingkan dengan menggunakan metode single time-frame analysis.

Trader beranggapan dengan cara membagi fokus ke beberapa time frame sekaligus akan membuat hasil tidak akan menjadi lebih baik. Karena itu, penting bagi Anda saat menggunakan metode ini untuk menyesuaikan manajemen risiko dengan teknik yang bisa dipertanggung jawabkan.

Pada dasarnya, semua trader dapat menggunakan strategi pada trading namun dengan catatan Anda memiliki kesabaran serta ketekunan lebih ketika menggunakan strategi ini. Anda perlu memiliki jam terbang yang lebih dan kehati-hatian dalam melakukan metode ini.

Share :