Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia

SERING MARGIN CALL? GUNAKAN RISK DAN MONEY MANAGEMENT SECARA PRO

13 May 2020 in Blog - by Eko Trijuni

Margin call (MC) kerap menjadi momok bagi trader pemula. Dalam sekejap mata, dana Anda bisa tersedot atau hangus begitu saja. Para ahli trading berpendapat mereka yang berbisnis forex umumnya akan mengalami hal tersebut. Lebih penting lagi bagaimana Anda belajar menghadapinya dengan risk management dan money management yang tepat. Mari simak penjelasan berikut ini.

Mengenal Margin Call

MC[1] sebetulnya berupa notifikasi atau pemberitahuan dari broker kepada trader guna melakukan penambahan dana ke rekening. Hal ini dilatarbelakangi oleh terjadinya pergerakan harga yang menimbulkan kerugian trader. Nah, dana yang ditambahkan itu akan menjadi jaminan bahwa trader bisa menyelesaikan kontraknya saat diperlukan.

MC muncul ketika dana Anda sudah hampir habis. Saat MC menyapa, artinya nasib Anda sedang berada di ujung tanduk. Boleh dibilang, kondisi ini merupakan bencana bagi para trader.

Mengapa seorang trader bisa mengalami MC?

Penyebabnya beragam, tetapi ada dua alasan utama yang perlu Anda ketahui. Pertama, trader kadang terlalu percaya diri saat melakukan trading. Biasanya rasa percaya diri berlebihan ini muncul ketika trader baru meraih profit besar. Ia merasa pasar (dan dewi fortuna tentunya) sedang berada di pihaknya. Hal tersebut memotivasi trader untuk mempertaruhkan modal yang dimiliki saat ini dengan membuka posisi baru dalam ukuran lebih besar.

Terlalu berani membuka posisi kadang membuat seorang trader abai pada hasil analisis yang tidak sejalan dengan kondisi pasar. Meski hasil analisis tidak selalu tepat, tetapi harusnya itu bisa membantu Anda lebih cermat membaca kondisi pasar bukan? Mengabaikannya dan terlalu yakin membuka posisi terlalu besar sering berujung pada floating loss. Tak usah menunggu lama, broker pasti akan mengirimkan MC.

Kedua, MC bisa disebabkan oleh overtrading. Ketika Anda merasa yakin berlebihan, tidak jarang berimbas pada perilaku trading berdasarkan emosi semata. Aktivitas trading dipandang remeh, hanya pakai feeling tanpa perhitungan matang.

Misalnya, Anda salah menaruh stop loss. Alih-alih rehat dan evaluasi, Anda memilih masuk ke pasar dan membuka posisi baru dengan ukuran lebih besar lagi. Setelah melakukan itu, Anda baru sadar bahwa modal yang ada ternyata terbatas.

Bagaimanapun juga, trading forex butuh strategi dan pertimbangan matang. Ketika membuka posisi, pastikan dulu Anda punya margin kuat guna menahan risiko kerugian membesar di waktu mendatang. Coba kendalikan ego Anda agar tidak terburu-buru membuktikan hasil analisis tanpa perhitungan cermat.

Cara Jitu Menghadapi MC

Kabar baiknya, margin call bisa Anda hindari. Namun, Anda tidak bisa menghilangkan risiko yang mungkin timbul akibat MC. Itulah mengapa Anda butuh cara jitu menghadapi MC, yaitu dengan melakukan risk management dan money management. Mari simak penjelasan berikut.

Manajemen risiko

Memiliki dasar manajemen risiko mumpuni seharusnya penting bagi para trader pemula. Risiko adalah konsekuensi yang harus Anda hadapi saat terjun dalam bisnis, termasuk trading. Dengan menguasai manajemen risiko, Anda bisa menekan risiko berbisnis guna memaksimalkan kesempatan meraih keuntungan.

Dalam risk management tools, ada tiga cara yang bisa membantu Anda menghindari MC.

1. Metode cut loss

Segera menutup transaksi yang tengah merugi adalah tindakan yang dilakukan dalam metode cut loss. Langkah ini diambil supaya Anda terhindar dari risiko kerugian lebih besar. Namun, sebaiknya Anda tidak asal melakukan cut loss jika hanya berlandaskan feeling harga saat ini pasti menyentuh stop loss.

Ingat, Anda harus berbekal dasar analisis teruji untuk melakukan aksi saat trading. Jadi, lakukan cut loss secara objektif dan rasional, supaya Anda tidak menyesal kemudian.

2. Metode switching

Bagaimana jika mendadak terjadi perubahan arah harga secara drastis dan cepat? Coba lakukan metode switching, yaitu menutup posisi merugi serta mengambil posisi baru yang searah dengan pergerakan harga tersebut, sehingga Anda bisa memulihkan kerugian akibat posisi transaksi terdahulu.

Akan tetapi, metode ini sebaiknya dilakukan jika Anda sudah sungguh-sungguh yakin pasar bergerak cukup kencang. Metode ini mengarahkan Anda membuka satu posisi baru dengan bayangan risiko kerugian yang mungkin timbul andai pasar berbalik arah lagi. Itulah mengapa, Anda butuh kematangan analisis dan tingkat kesiapan mental tinggi supaya sukses melakukan switching.

3. Metode averaging

Metode ini cukup ekstrem karena mendorong Anda untuk 'melawan' pasar karena berdasar pada ide bahwa pasar tidak selalu bergerak menuju satu arah. Ada tiga metode yang bisa dikembangkan dari averaging, yaitu:

  • Pyramiding, Anda menambahkan posisi terbuka setiap memperoleh keuntungan
  • Martingale, Anda menambah posisi baru setiap mengalami kerugian serta melipatgandakan jumlah transaksi yang bisa diusahakan
  • Anti-martingale, mirip pyramiding, tetapi jumlah transaksinya dilipatgandakan tiap kali terjadi penambahan keuntungan.

Namun, metode averaging berisiko tinggi. Trader berdana minim sebaiknya tidak mencoba metode ini.

Manajemen modal

Jika manajemen risiko membantu Anda mengambil tindakan segera setelah terjadi pergerakan pasar, maka manajemen modal adalah bagian dari trading plan Anda. Ingat, trading forex punya risiko tinggi. Sama seperti permainan catur, prediksi kadang bisa meleset. Pergerakan pasar tidak selalu bisa diduga.

Strategi pengelolaan dana atau modal yang tepat membantu Anda menghindari kerugian besar-besaran sebagai trader. Kunci utama adalah bagaimana Anda bisa membatasi risiko seminimal mungkin. Dari situ Anda bisa memperkirakan jumlah transaksi yang bisa dilakukan dengan modal sekian dan risiko kerugian maksimal yang mungkin timbul.

Selain pembatasan risiko, Anda bisa menetapkan target profit juga. Pastikan target profit tidak lebih kecil jika dibandingkan alokasi risikonya. Misal, risiko per transaksi 5%, maka profit bisa Anda patok pada angka 6% hingga 10%. Perbandingan risiko dan potensi keuntungan sering dikenal sebagai risk-to-reward ratio.

Terakhir, pastikan Anda menggunakan sistem trading yang benar-benar dikuasai. Ini penting supaya Anda bisa mengukur tingkat akurasi sistem trading tersebut melalui win-loss ratio, atau perbandingan transaksi profit dan transaksi merugi.

Mempunyai risk management yang baik akan membantu Anda mengambil tindakan responsif secara tepat usai mengamati pergerakan pasar. Sementara, money management menolong Anda mengendalikan kondisi finansial supaya bisa bertahan dalam bisnis trading forex untuk jangka panjang. Sekalipun Anda mengalami kerugian berturut-turut, Anda bisa comeback dan mencetak profit kembali.

Kedua cara itu mempersiapkan diri Anda menghadapi margin call dengan tenang dan percaya diri. Siap trading forex secara PRO hari ini?

Trading di akun real Trading di akun demo

Referensi:

[1] Kamus Forex

Share :