Trading forex pada gilirannya akan memaksa Anda untuk berhadapan dengan potensi risiko setiap hari.
Sehingga, karena ketidakpastian yang ada, Anda sering kali harus mengantisipasi kejadian yang sangat bisa jadi akan membuat Anda merasa stress.
Secara psikologis, terserang stress merupakan reaksi normal yang terjadi selama trading. Sama normalnya seperti seekor elang yang memangsa seekor kelinci.
Lho, tunggu dulu…
Bukankah stress itu selalu buruk?
Hal baik apa yang bisa dimanfaatkan dari stress?
Stress, dalam kadar tertentu, bisa bermanfaat jika itu bisa memberikan jalan untuk mengambil keputusan.
Apakah Anda akan bertahan atau menghindar jika Anda telah menjadi semakin waspada dan siap secara mental untuk menghadapi setiap kemungkinan.
Jika diibaratkan, kondisi seperti itu seperti ketika seorang pendekar yang mendapatkan lecutan adrenalin ke otaknya. Kemudian, pikirannya akan memberi perintah kepada tubuhnya untuk bereaksi secara spontan atas serangan lawannya. Dalam hal ini, stress justru berfungsi untuk melindungi diri.
Namun jika seorang trader yang tidak memiliki kemampuan untuk bereaksi secara positif terhadap stress, justru hal tersebut akan memperburuk performanya.
Alih-alih meningkatkan kewaspadaan dan bereaksi pada sebuah situasi, ia justru akan tenggelam dalam ketakutan dan menjadi gugup atau bahkan diam terpaku.
Pada situasi seperti itu, ia tidak akan mampu membuat keputusan yang baik karena ia kehilangan kemampuannya untuk tetap tenang dan fokus.
Bayangkan ketika Anda sedang menyeberang jalan, kemudian tiba-tiba ada sebuah mobil – atau lebih besar lagi, sebuah truk – melaju ke arah Anda dengan kecepatan tinggi. Bagaimana kira-kira Anda akan bereaksi?
Normalnya, ketika itu terjadi, Anda akan berada dalam tingkat stress yang cukup tinggi.
Jika Anda memiliki kemampuan untuk bereaksi positif terhadap stress yang muncul saat itu, Anda akan berlari untuk menyelamatkan diri. Jika tidak, Anda hanya akan terpaku di tengah jalan dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.
Pada akhirnya, kemampuan dan kualitas reaksi Anda lah yang akan membedakan hasil yang akan Anda terima. Dalam situasi kritis, kemampuan Anda mengatasi stress adalah hal yang menentukan apakah Anda akan selamat atau sekarat.
OK, lalu bagaimana agar hal tersebut bisa diaplikasikan dalam trading?
1. Kenali Risiko dalam Trading Forex
Langkah pertama adalah menyadari benar bahwa risiko adalah bagian yang tak terpisahkan dalam trading forex. Kerugian yang diderita dari sebuah transaksi, atau bahkan beberapa kali transaksi, bukanlah merupakan akhir dunia.
Tentu saja jika Anda melakukan trading dengan manajemen risiko yang benar dan tepat. Sekali Anda menyadari fakta ini, Anda akan bisa fokus pada hal-hal yang mampu Anda lakukan.
2. Sadar Akan Potensi Bahaya
Langkah ke dua adalah menyadari bahwa memang ada potensi Anda akan berada dalam tekanan. Anda harus bisa belajar bagaimana caranya bertindak dengan tenang, fokus dan rasional dalam situasi seperti itu.
Anda harus berlatih untuk mengenali potensi bahaya kemudian menghindari situasi tersebut seperti halnya Anda menyelamatkan diri dari truk yang hampir menabrak Anda.
3. Menerima Kekalahan
Menerima kekalahan juga adalah merupakan salah satu cara membangun respon positif. Anda akan bisa bersikap positif jika dan hanya jika anda berlatih sungguh-sungguh untuk itu.
Dengan berlatih (Anda bisa mempergunakan akun demo lalu mengevaluasi respon Anda terhadap stress), reaksi negatif dengan sendirinya akan berkurang dan Anda bahkan bisa mempertajam intuisi Anda untuk menghindari lubang-lubang jebakan dalam trading, yang bisa muncul karena ketidakpastian pasar.
Cara termudah untuk bisa mencapai tahap rileks dalam trading forex tentu saja adalah dengan memiliki modal yang kuat, yang didukung oleh trading plan yang matang.
Jika Anda bisa berlatih dengan benar di akun demo, maka ketika dihadapkan pada situasi real Anda tidak lagi akan gugup, lalu terpaku, yang bisa menyebabkan kehancuran modal Anda.
Selamat berlatih mengendalikan stress.