Ada dua teknik analisa yang dikenal di kalangan trader, yaitu analisa fundamental dan analisa teknikal. Analisa fundamental melakukan pendekatan melalui data-data ekonomi memiliki jadwal rilis secara berkala, sementara itu analisa teknikal memanfaatkan data pergerakan harga.
Memang, dalam analisa teknikal berlaku ungkapan "price action discounts everything". Para technicians/teknikalis (orang-orang yang murni hanya melakukan analisa teknikal) mempercayai hal itu dan mampu melakukan analisa dengan baik tanpa menghiraukan data fundamental dari berita forex sama sekali.
Namun ternyata tidak semua trader cukup percaya diri untuk menerima dan mengaplikasikan konsep itu secara utuh. Karena alasan tertentu, mereka tetap tidak mampu lepas dari memantau dan mencermati data-data ekonomi dan sangat berhati-hati menyikapinya. Mereka memilih untuk menkonfirmasi analisa fundamental dan teknikal dengan harapan bisa mendapatkan petunjuk yang lebih jelas ke mana arah pasar selanjutnya.
Tidak ada salahnya menjadi teknikalis sejati. Itu adalah kelebihan tersendiri. Namun, bagi Anda yang tak terlalu yakin, tak ada salahnya untuk memadukan analisa fundamental dengan analisa teknikal.
Nah, tanpa bermaksud untuk menafikan konsep "price action discounts everything", kali ini kita akan membahas mengenai cara mengombinasikan analisa fundamental dan teknikal sebagai salah satu alternatif trik melakukan analisa.
1. Perhatikan dulu faktor teknikalnya
Yang pertama kali harus Anda lakukan adalah tentu saja melihat trend harga terkini. Apakah harga bergerak dalam uptrend? Downtrend? Atau sideway?
Kita tahu bahwa posisi teraman dalam trading adalah posisi/transaksi yang searah dengan pasar. Maka jika kita melihat pasar sedang bergerak dalam keadaan – misalnya – uptrend, maka sebaiknya kita bersiap mengambil posisi buy. Demikian sebaliknya.
2. Amati faktor fundamental lalu cocokkan dengan faktor teknikal
Perhatikan data-data ekonomi penting atau yang biasa disebut dengan "big figures". Data-data itu bisa Anda dapatkan di kalender ekonomi yang ada website kami ini.
Jika Anda melihat ada data ekonomi yang diperkirakan akan memperkuat mata uang tertentu, cocokkanlah dengan tinjauan teknikalnya: apakah mata uang tersebut pun berada dalam trend penguatan? Jika ya, maka Anda bisa bersiap untuk membeli mata uang tersebut ketika rilis data ekonomi tersebut memang positif sesuai perkiraan.
Contohnya: ada data "Retail Sales" dari Inggris yang akan dirilis. Diperkirakan data tersebut akan naik (positif bagi GBP). Secara teknikal, GBP/USD juga berada dalam uptrend. Maka ketika data Retail Sales tersebut dirilis sesuai dengan perkiraan (naik), Anda bisa segera mengambil posisi buy GBP/USD.
3. Kenali sinyal "bahaya" untuk segera keluar dari pasar
Tidak semua analisa berakhir dengan "happy ending". Ada kalanya pasar justru tidak merespon data yang dirilis, atau bahkan responnya justru berkebalikan dengan teorinya (harusnya mata uang menguat namun justru melemah). Nah, pada keadaan seperti itu Anda harus jeli melihat tanda-tanda melalui analisa teknikal: kapan harus keluar?
Prinsipnya sebenarnya sederhana. Dalam analisa teknikal Anda akan bisa mengenali level-level support dan resistance. Jika Anda mengambil posisi buy, maka waspadalah jika support tembus. Sebaliknya, jika Anda mengambil posisi sell, hati-hati jika ternyata kemudian resistance tembus. Pada saat seperti itulah Anda sebaiknya berpikir untuk menutup posisi Anda demi menghindari resiko kerugian yang makin besar.