Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia

KENAPA KAMU PERLU MENGENAL TITIK JENUH BELI DAN JUAL DALAM TRADING FOREX?

28 November 2022 in Blog - Trading - by Admin

Jenuh memantau nilai valas yang kamu hold tak kunjung-kunjung bergerak uptrend atau malah sedang dalam posisi downtrend? Bisa jadi, kamu belum mengenal cara bagaimana menentukan titik jenuh beli dan titik jenuh jual yang bisa membantu kamu menentukan momen jual atau exit point yang sesuai dengan metode dan strategi trading forex kamu.

Ketika terjun ke dalam trading forex, salah satu hal terpenting adalah memperhatikan kapan jual dan kapan beli. Tapi tentunya hal itu berdasarkan pertimbangan berbagai faktor, salah satunya yang paling berkontribusi adalah memantau titik jenuh beli dan titik jenuh jual, atau yang sering dikenal dengan Overbought dan Oversold.

Pengertian Titik Jenuh vs Titik Beli

Secara umum, yang dikenal titik jenuh beli adalah ketika demand tinggi dibanding supply dan hanya beberapa seller yang tersedia. Hal ini bisa mendongkrak drastis nilai valas nya dan menjadi waktu yang bagus untuk lepas/jual valas tersebut. Sebaliknya, ketika supply valas tersebut lebih banyak dibanding demand yang membutuhkan valas itu, maka nilai valas akan cenderung rendah. Ini menjadi momen yang baik untuk membeli valas tersebut.

Identifikasi Titik Jenuh dengan Trend Indicator

Dengan bantuan dari oscillator indicator seperti RSI dan Stochastic, yang masing-masing memiliki 2 level yang krusial dalam analisa overbought dan oversold. Contohnya ketika anda menggunakan platform MetaTrader, kedua indikator ini akan seperti ilustrasi di bawah.

RSI Indicator memiliki limit 70 untuk titik jenuh beli dan 30 untuk titik jenuh jual. Sedangkan untuk Stochastic, standar tingkatan titik jenuh beli dan jual, masing-masing adalah 80 dan 20. Fungsi standar tingkatan adalah sebuah garis yang menandakan kondisi titik jenuh berlaku ketika nilai valas melewati tingkatan tersebut.

Tentunya butuh kejelian untuk memantau kedua titik jenuh, alhasil jam tradingmu bertambah dan kamu akan terbiasa dengan menentukan kapan beli dan jual pasangan valas yang kamu targetkan di pasar forex. Namun kembali ke pertanyaan utama, bagaimana menentukan titik jenuh beli dan jual? dan menggunakan informasi yang kita dapatkan untuk mendukung metode trading.

Kiat Trading Forex dengan Titik Jenuh

Caranya cukup mudah, ketika oscillator indicator seperti RSI dan Stochastic memberikan sinyal Oversold, maka trader disarankan untuk mengambil long position. Artinya kamu membeli valas dan hold dengan ekspektasi harga akan meningkat dalam jangka waktu yang ditentukan kedepan, misal 1-3 bulan. Tapi ketika sinyal yang diberikan menunjukan Overbought, trader bisa memilih short position. Artinya kamu menjual valas dan ekspektasi harga akan turun terus menerus sampai rebound kembali dari titik support.

Kenali Kondisi Titik Jenuh Ini

Ada baiknya antisipasi jikalau titik jenuh beli dan jual yang kamu sudah tentukan, ternyata tidak sesuai ekspestasi dan strategi tradingmu. Adapun beberapa hal ini bisa menjadi panduan:

  1. Kedua titik jenuh beli dan jual mempunyai potensi terjadi lebih dari sekali sehingga trader perlu siap dengan perubahan gejolak dalam pasar forex
  2. Untuk sinyal entry baik titik jenuh beli ataupun jual, sebaiknya dikonfirmasi dengan metode analis ataupun tren indikator. Supaya, kamu tidak terjebak di fakeout/sinyal palsu yang akan sering kamu temukan saat melakukan analisa tren forex.
  3. Pertimbangkan Sinyal Price Action untuk menganalisa tren yang berjalan dan validasi strategi long ataupun short position yang bisa kamu ambil untuk menyikapi uptrend/longtrend.

Share :