FOREXimf - Psikoanalisis adalah teori psikologi dan metode terapi yang dikembangkan oleh Sigmund Freud untuk memahami pikiran manusia, terutama melalui eksplorasi alam bawah sadar (id, ego, dan superego).
Psikoanalisis berfokus pada bagaimana pengalaman masa lalu, khususnya pengalaman masa kanak-kanak, serta dorongan dan konflik yang tersembunyi dalam ketidaksadaran, mempengaruhi perilaku dan pikiran kita saat ini.
Psikoanalisis Dalam Psikologi Trading FOREX
Psikoanalisis Sigmund Freud, dengan konsep ketidaksadaran, struktur kepribadian (id, ego, dan superego), serta mekanisme pertahanan, memberikan pemahaman yang dalam tentang perilaku trader di market.
Dalam psikologi trading, dorongan id yang impulsif dan ingin langsung memperoleh cuan tanpa basa basi dapat berbenturan dengan ego yang lebih realistis, dan superego yang mendorong kehati-hatian moral.
Konflik internal ini sering kali membuat trader rentan terhadap keputusan emosional, seperti Greed alias serakah saat mengejar cuan atau rasa takut alias fear yang berlebihan saat menghadapi kerugian alias boncos.
Mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi atau proyeksi bisa muncul ketika trader berusaha membenarkan atau memindahkan kesalahan atas keputusan buruk, bukannya mengevaluasi strategi secara objektif.
Dengan memahami dinamika ini, trader dapat mengenali bias psikologisnya dan mengembangkan disiplin serta kontrol emosi yang lebih baik untuk mengambil keputusan yang lebih rasional di market.
Saat melakukan trading forex, keputusan emosional seringkali mempengaruhi hasil yang diinginkan. Sigmund Freud, dengan teori psikoanalisisnya, menawarkan wawasan menarik untuk memahami perilaku dan emosi trader.
FOREXimf di sini bakal membahas bagaimana pendekatan Freud, khususnya teori id, ego, dan superego, dapat diterapkan dalam psikologi trading forex untuk membantu trader mengelola emosi dan menjadi trader jago.
Mengapa Psikoanalisis Relevan dalam Trading?
Trading forex bukan hanya tentang analisis teknikal, tetapi juga tentang mengelola pikiran dan emosi. Freud menekankan bahwa pikiran bawah sadar kita, dipengaruhi oleh konflik antara id, ego, dan superego, berperan besar dalam tindakan.
Ketika trading, perasaan takut kehilangan (fear) atau berlebihan (greed) bisa membuat trader mengambil keputusan tak masuk akal dan menghindari risiko. Memahami pola ini penting agar keputusan trading lebih tepat dan bijak.
Id, Ego, dan Superego dalam Trading Forex
- Id: Ini adalah bagian dari diri kita yang menginginkan kepuasan instan, seperti mengambil risiko besar untuk mendapatkan cuan cepat. Dalam trading, id muncul ketika trader impulsif ingin ‘balas dendam’ setelah mengalami kebocoran alias kerugian.
- Ego: Ego berusaha menyeimbangkan antara keinginan id dan logika superego, mengutamakan realitas. Ego dalam trading adalah kemampuan kita untuk menganalisis risiko dan menyesuaikannya dengan strategi yang terukur.
- Superego: Berperan sebagai penilai moral, superego berusaha mengingatkan trader untuk bertindak bijak dan disiplin. Dalam trading, ini muncul sebagai suara batin yang menyarankan kehati-hatian atau pengendalian risiko.
Strategi Praktis untuk Menggunakan Psikoanalisis dalam Trading
- Mengidentifikasi Pola Emosional
Menganalisis kebiasaan trading membantu trader mengenali kapan id, ego, atau superego mendominasi keputusan. Jika sering ‘melanggar’ rencana, mungkin id yang lebih dominan. Menggunakan jurnal trading bisa mengungkapkan pola ini. - Mengatur Ekspektasi Realistis
Trader yang menetapkan target tidak realistis sering kali memberi makan id mereka. Dengan ekspektasi yang wajar, trader memungkinkan ego untuk memimpin dengan lebih objektif. - Mengendalikan Keinginan Balas Dendam (Revenge Trading)
Setelah kerugian, trader mungkin ingin segera menutup kerugian dengan memasang posisi besar. Ini adalah contoh dominasi id yang perlu dikendalikan. Alih-alih bereaksi cepat, trader dapat belajar untuk menerima kerugian sebagai bagian dari proses dan melibatkan ego untuk menetapkan strategi ulang. - Memanfaatkan Kekuatan Superego untuk Disiplin
Superego mendorong disiplin dan kontrol diri, yang penting untuk mengikuti rencana trading tanpa tergoda oleh volatilitas market. Mengatur SL dan TP sebelumnya adalah cara untuk mengaktifkan disiplin ini.
Contoh Studi Kasus: Melihat Kembali Keputusan Trading dengan Perspektif Freud
Misalkan seorang trader mengalami dua kali boncos berturut-turut, yang berdampak pada kepercayaan dirinya. Pada titik ini, dorongan dari sisi "id" akan mendorong trader untuk mengambil langkah impulsif, seperti kembali ke market dengan posisi yang lebih besar, demi memulihkan keboncosan dengan cepat. Dorongan ini sering muncul dari kebutuhan kepuasan instan dan keinginan "membalas" kekalahan.
Namun, dengan pemahaman psikoanalisis, trader bisa memanfaatkan "ego" untuk menjaga keseimbangan. Alih-alih bereaksi berlebihan, trader ini dapat mengatur ekspektasi yang lebih realistis dan mengevaluasi ulang strategi secara objektif. Dengan menenangkan emosi dan mengontrol dorongan impulsif, trader lebih mungkin mengambil keputusan yang cermat dan menghindari risiko yang tidak perlu.
Pentingnya Jurnal Trading dalam Psikoanalisis
Freud menekankan pentingnya refleksi diri sebagai alat untuk memahami dorongan dan emosi internal. Dalam konteks trading, penggunaan jurnal trading dapat menjadi sarana refleksi ini, membantu trader memahami pola emosional yang mungkin mempengaruhi keputusan mereka.
Mencatat setiap trade memungkinkan trader untuk menganalisis respons emosional mereka terhadap hasil trading, terutama saat merasakan dorongan kuat atau keinginan impulsif.
Dengan menggunakan jurnal, trader dapat mengidentifikasi kapan mereka cenderung dipengaruhi oleh "id" yang impulsif atau disiplin "superego." Pengamatan ini membantu trader memahami pola-pola yang sering muncul, memperkuat kendali diri, dan mengasah disiplin dalam menghadapi situasi serupa di masa mendatang.
Bonus: Strategi Trading Untuk Melatih Emosi
Gambar ini menunjukkan grafik harga yang disertai dengan titik Pending Beli (Buy Limit), Take Profit (TP), dan Stop Loss (SL), yang merupakan komponen penting dalam strategi trading. Strategi pending order seperti ini dapat membantu melatih emosi trader dengan mengurangi keterlibatan langsung saat harga bergerak.
Dengan menempatkan posisi buy limit pada level tertentu, trader tidak perlu tergesa-gesa melakukan transaksi secara manual, yang sering kali dipengaruhi oleh emosi seperti GREED atau FEAR.
Pengaturan TP dan SL juga membantu mengatur batas cuan dan keboncosan yang diharapkan, menjaga trader tetap disiplin pada rencana awal dan mencegah tindakan impulsif saat harga bergerak tidak sesuai prediksi.
Dengan strategi ini, trader bisa lebih tenang dan percaya pada analisisnya, membiarkan pasar berjalan sesuai dengan pengaturan tanpa intervensi emosional yang sering kali bikin boncos.
Trading Forex Lebih Mudah di QuickPro. Install Sekarang!
Psikologi Trading ala Sigmund Freud
Menerapkan psikoanalisis Freud dalam psikologi trading memungkinkan trader untuk mengenali dorongan bawah sadar yang sering mempengaruhi keputusan trading. Memahami id, ego, dan superego membantu trader mengelola emosi dan menghindari keputusan impulsif.
Dengan pendekatan ini, trader tidak hanya memperoleh keahlian teknis tetapi juga kemampuan mengelola diri sendiri. Bagi trader yang ingin lebih mendalami strategi ini, bergabunglah dengan komunitas atau kursus psikologi trading yang dapat membantu memperkuat keterampilan pengendalian emosi.
Mau punya tempat berbagi pikiran dan emosi waktu trading forex? Yuk join aja di Grup Telegram VIP FOREXimf. Di sana trader bisa mencurahkan unek-unek selama trading forex ke mentor kami yang sudah berpengalaman. Selain itu trader juga bisa dapetin peluang di market yang dibahas secara analisa teknikal atau fundamental, pokoknya lengkap. Join sekarang!