Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia

SIMAK NIH RESIKO TRADING, KECIL BANGET KALAU CARANYA BENER!

14 September 2024 in Blog - Trading - by Admin

FOREXimf.com - Setiap pekerjaan atau bisnis pasti memiliki yang namanya resiko. Entah itu besar atau kecil. Sebagai contoh, jualan di pasar, resikonya ga laku.

Bekerja di perusahaan, resikonya dipecat. Bisnis online resikonya, banyak kompetitor dan tidak sedikit ada yang merusak harga pasar. Termasuk trading forex! Sebelum seseorang ingin mencoba bergelut di industri trading forex, pasti mereka bertanya mengenai resiko trading.

Kebanyakan orang berpikir takut kehilangan sebagian atau seluruh dana saat trading forex. Benarkah semenakutkan itu?

Ga sepenuhnya benar! karena kalau trader forex trading dengan baik dan benar, resiko tersebut bisa diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan profil resiko si trader. Apakah si trader agresif, moderat, konservatif atau bahkan sangat konservatif itu semua tergantung yang "nyetir"-nya.

Apalagi di trading forex, trader bisa atur setiap transaksinya itu secara custom. Seberapa banyak apa transaksi, volume setiap transaksinya, dan target pergerakan harganya itu yang menentukan resiko trading forex. 

Jadi kalau ada yang bilang trading forex itu pasti high risk, itu sih tradernya aja yg "nyetir"-nya ugal-ugalan. Tapi ga ada salahnya sebelum anda terjun di industri trading forex ini, tentunya harus kenal juga sama resiko apa aja yang sudah sedikit di spill tadi. Simak sampai habis ya Sobs!

  1. Volatilitas Pasar

Volatilitas pasar bisa diartikan juga sebagai tingkat fluktuasi suatu pergerakan harga di market. Lebih sederhananya lagi, seberapa cepat perubahan suatu harga. Tingkat volatilitas yang tinggi berarti perubahan harganya juga cepat, begitupun sebaliknya. 

Volatilitas harga merupakan salah satu resiko saat trading. Apalagi bagi trader pemula biasanya belum mengetahui karakteristik instrumen atau pair yang ditransaksikan. Karena setiap pair itu berbeda-beda karakter pergerakan harganya. 

Ada pair yang kalem, yang geraknya lebih stabil. Ada juga yang tingkat pergerakannya itu ekstrim bisa sangat cepat. Tapi biasanya tingkat volatilitas yang tinggi cenderung disukai oleh para trader. Karena bisa mendapatkan cuan yang cepat dengan resiko yang besar juga tentunya.

Contoh instrumen atau pair yang disukai para trader adalah XAUUSD atau emas. Perubahan harganya bisa sangat cepat dan sensitif terhadap kuat atau lemahnya dollar (karena emas ditransaksikan dengan USD secara internasional). Tentunya bisa didapatkan signalnya dari perilisan data ekonomi AS setiap bulan dengan pendekatan fundamental analisis.

  1. Leverage

Dalam bahasa inggris leverage adalah daya ungkit. Sedangkan dalam trading sendiri dikaitkan dengan seberapa besar volume transaksi yang bisa digunakan.

Semakin besar leveragenya maka semakin besar juga volume transaksi yang bisa digunakan untuk membuka posisi. Dan tentu apabila volumenya lebih besar, maka resikonya juga semakin besar juga. Tapi cuannya juga besar kalau sesuai analisanya. 

Analoginya seperti berjualan dipasar. Katakan kita mau jualan buah. Kalau nyetoknya banyak, misal nyetok 100kg buah, sekalinya ga laku ya ruginya lebih banyak juga dibandingkan dengan penjual yang nyetoknya hanya 10kg saja. Make sense kan?

Intinya seorang trader bisa menentukan mau seberapa besar volume transaksi yang akan digunakan saat trading. Kalau mau low risk, maka gunakanlah volume (dalam satuan lot) yang kecil. 

Leverage ini bisa jadi pisau bermata dua. Istilahnya high risk, high return dan low risk, low return. Gunakanlah leverage ini dengan bijak!

  1. Lack of Knowledge

Lack of Knowledge atau kurangnya pengetahuan. Sebenarnya di industri apapun, kalau seseorang asal terjun gitu aja dan mudah kebujuk pengen cepat kaya dengan melipatgandakan aset dengan mudah, itu bahaya (resiko sangat tinggi). Banyak orang pada akhirnya boncos karena ga cari info lebih dalam tentang industri yang digeluti.

Apalagi trading! Perlu pemahaman terlebih dahulu sebelum langsung terjun. Bisa mulai dengan akun demo, atau boleh juga langsung akun real dengan minimal deposit. 

Kalau belum ngerti apa-apa langsung ingin cepat melipat gandakan uang dengan deposit gede, dan langsung ngegas dengan volume (lot) maksimal, bisa ludes sekejap. Jadi bijaklah apabila ingin mulai menggeluti trading ini. Pelajari dulu basicnya jngan sampai FOMO (fear of mission out atau takut ketinggalan momen cuan).

  1. Psikologi Trading

Psikologi trading adalah mindset yang biasa dikaitkan dengan emosi saat trading. Bagi trader pemula yang ingin cepat cuan, bisa sangat beresiko apabila mindsetnya salah.

Contoh mindset yang salah saat trading adalah mindset ingin cepat kaya. Trading dengan transaksi dan penggunaan lot yang berlebihan, atau terlalu pede dengan analisisnya bisa menjerumuskan trader ke kegagalan.

  1. Kurangnya Manajemen Resiko

Sukses tidaknya dalam trading bisa ditentukan oleh manajemen resiko. Manajemen risiko yang asal-asalan tentu hasilnya bisa asal-asal juga dan cenderung mengalami kerugian.

Misalnya setiap transaksi tidak dibatasi kerugiannya (tidak menggunakan stop loss), bisa sangat beresiko apabila analisanya salah. Karena tidak ada yang bisa memprediksi 100% arah market. Yang bisa dilakukan oleh trader adalah mengantisipasi dengan penggunaan stop loss yang tepat.

Dengan penggunaan stop loss, resiko kerugian bisa dibatasi. Kita sebagai trader harus menyadari trader pasti ketemu momen loss atau rugi. Tinggal mencari peluang lainnya untuk menutupi kerugian tersebut. Bukan memelihara posisi yang salah tersebut (floating loss) dan berharap harga kembali sesuai arah. Kalau ga bisa terima kerugian, jangan jadi trader!

  1. Resiko Teknologi

Resiko teknologi yang dimaksud disini contohnya kegagalan koneksi internet, crash sistem, atau error platform bisa menyebabkan trader kehilangan momen penting atau kerugian materil saat trading.

Momen ketika posisi trader berlawanan dengan pergerakan market. Seperti contoh trader ingin close posisi rugi agar tidak mengalami kerugian lebih besar lagi. Eh ternyata koneksi internet malah mati. Akhirnya bisa loss makin besar. Tapi ga perlu khawatir! Hal ini bisa diantisipasi dengan cara selalu menggunakan stop loss di setiap transaksinya.

Trading Forex Lebih Mudah di QuickPro. Install Sekarang!

  1. Risiko Regulasi dan Kebijakan

Pentingnya untuk memilih broker yang sudah teregulasi. Di Indonesia sendiri, broker yang teregulasi seperti FOREXimf pastinya tersertifikasi dan diawasi secara resmi oleh Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) di bawah naungan kementrian perdagangan republik Indonesia. 

Karena jika tidak teregulasi secara resmi, atau broker bodong, bisa-bisa dana yang didepositokan tidak bisa dicairkan. Atau bisa juga brokernya melakukan sesuatu yang merugikan trader dengan mengakali sistem.

Kesimpulan

Resiko trading bisa sangat diminimalkan, kalau trader tau caranya. Makanya sebelum anda mulai terjun, penting untuk pahami terlebih dahulu seperti apa potensi kerugian yang dihadapi. Jangan termakan iming-iming ketika diajak trading pasti profit sekian persen atau fix income perbulannya.

Karena konsep trading itu seperti berdagang konvensional. Ada momen untung, ada momen lagi sepi pengunjung, ada momen rugi juga. Selama resikonya dikelola dengan baik, trader bisa menghasilkan cuan tentunya (selisih antara kerugian bisa dicover oleh profit).

Kalau mindset sudah benar, trading for living bukan sekedar angan-angan semata. Pelajari lebih dalam bagaimana trading yang baik dan benar dengan meminimalisir resikonya. Tentunya bersama FOREXimf! Sampai jumpa lagi di next artikel, Salam Cuan!!

Share :