Perbedaan Overbought dan Oversold
CCI dapat digunakan untuk mengidentifikasi level overbought dan oversold guna mengetahui waktu terjadinya pembalikan harga.
Dalam hal ini, CCI dapat dipakai dalam analisa forex bersama indikator teknikal tipe Oscillator lainnya untuk memantau potensi level harga tertinggi dan terendah, sehingga memberikan petunjuk tentang perubahan harga yang mungkin terjadi di masa depan.
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, overbought artinya adalah jenuh beli. Ketika CCI masuk ke area overbought maka dapat diperkirakan harga sudah terlalu tinggi sehingga ada kemungkinan harga akan mengalami penurunan. Pada CCI, area overbought ini berada di atas level 100 dan akan terkonfirmasi sebagai sinyal sell.
Gambar 2: Sinyal Sell
Berbeda dengan overbought, oversold artinya adalah jenuh jual. Jadi, ketika CCI masuk ke area oversold dapat diperkirakan harga pada saat itu sudah cukup rendah sehingga ada kemungkinan harga akan naik. Pada CCI, area oversold ini berada di bawah level -100 dan akan terkonfirmasi sebagai sinyal buy.
Gambar 3: Sinyal Buy
Namun perlu diingat bahwa sinyal yang valid adalah sinyal yang searah dengan trend.
"...ini berarti, sinyal sell biasanya valid jika muncul pada saat downtrend dan sinyal buy biasanya valid jika muncul pada saat uptrend."
Memang kadang kala sinyal yang berlawanan dengan arah trend juga bisa dimanfaatkan, akan tetapi hasilnya tidak semaksimal sinyal yang searah dengan trend.
Oleh karena itu, penting untuk Anda mencermati terlebih dahulu tren yang tengah berlangsung di pasar. Perlu diingat bahwa indikator hanya bersifat membantu Anda untuk menemukan momen yang tepat.