Mengenal Fibonacci Retracement: Analisa Populer Dengan Pendekatan Teknikal

KELAS DASAR

Fibonacci Retracement

Fibonacci Retracement

Kenali Indikator Fibonacci Retracement

Bagi Anda seorang trader forex, pastinya Anda sudah tidak akan asing lagi dengan nama fibonacci retracement, bukan?

Fibonacci menjadi salah satu indikator populer baik di kalangan trader forex maupun komoditi karena alat analisis ini dapat memberikan sebuah informasi semacam level support/resistance yang tidak dimiliki oleh indikator forex lainnya.

Cara menggunakan fibonacci retracement sendiri cukup mudah. Indikator ini akan menyorot area di mana pullback dapat berbalik arah menuju ke arah trend, dan kemudian membantu mengkonfirmasi entry point jika menggunakan strategi trading trend.

Secara umum, fibonacci membantu trading dengan mengisolasi pullback saat akan berakhir. Dengan memanfaatkan situasi seperti ini, Anda akan mendapat perkiraan entry point untuk segera mengambil peluang.

Perhitungan rasio ini menghasilkan angka-angka yang dapat membantu Anda dalam menentukan level entry dan exit.

Meski bisa berdiri sendiri, pada dasarnya fibonacci dapat digabungkan dengan indikator lainnya untuk memberikan hasil yang maksimal.

Namun, sebelum memulai pembahasan yang lebih jauh mengenai penggunaan indikator fibonacci retracement ini, mari kita simak terlebih dahulu sejarah dari pencetus dari tools trading paling populer ini.

Quick Tips: Cara Cepat Menguasai Fibonacci

  1. Selesaikan course mengenai fibonacci retracement ini
  2. Pertajam pemahaman, coba terapkan fibonacci pada harga pasar di akun demo
  3. Coba lakukan trading berdasarkan strategi buy dan sell di akun demo
  4. Evaluasi setiap transaksi untuk mengasah kemampuan analisis
  5. Latihan di akun demo dengan konsisten

Pencetus dan Sejarah Fibonacci

Ketahui Sejarah FibonacciPencetus dan Sejarah Fibonacci

Leonardo da Pisa atau yang lebih dikenal dengan nama Leonardo Fibonacci, merupakan seorang matematikawan asal Italia yang menemukan bilangan Fibonacci. Ia juga terkenal karena perannya dalam mengenalkan sistem penulisan dan perhitungan bilangan Arab (algoritma) ke dunia Eropa.

Ayahnya bernama William lebih sering dikenal sebagai Bonacci, maka dari itu Leonardo memiliki julukan Fibonacci yang berasal dari kata Filius Bonacci yang artinya anak dari Bonacci.

Fibonacci banyak menulis buku dimana salah satu yang terkenal dan menjadi tonggak awal penggunaan angka Arab adalah "Liber Abaci". Pada bab 12 buku tersebut, terdapat sebuah permasalahan yang mampu mengusik akal sehat matematikawan mengenai masalah kelinci beranak-pinak.

Untuk menjawab pertanyaan sederhana ini, diperlukan ketelitian dan kejelian lebih untuk berpikir.

“Berapa banyak pasang kelinci yang beranak pinak selama satu tahun bila diawali dengan sepasang kelinci (jantan dan betina) dan kelinci tersebut tumbuh jadi dewasa dan kawin setelah mereka berumur satu bulan, sehingga setiap bulan kedua, masing-masing kelinci betina selalu melahirkan sepasang kelinci baru?”

Dari hasil permasalahan ini, Fibonacci akhirnya memperkenalkan deret angka 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, dst., dimana rasio ini terdapat dalam proporsi bentuk-bentuk di alam dan menjadi dasar terbentuknya bilangan Fibonacci ini.

Kemudian, pada deret tersebut ditemukan rasio yang cukup sering ditemui pada setiap bentuk benda yang ada di alam ini, dimana rasio 1:1.618 atau 0.618:1 lebih dikenal dengan istilah Golden Ratio.

Tidak sedikit dari para trader pada akhirnya menggunakan rasio fibonacci ini sebagai alat ukur untuk mendapatkan area-area yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk mengambil posisi yang "berpotensi menghasilkan keuntungan" dalam trading mereka.

Lalu, bagaimana cara menggunakan fibonacci dalam trading forex?

Cara Menggunakan Fibonacci Dalam Trading Forex

Cara Kerja Fibonacci Dalam Trading Forex

Untuk menggunakan tools ini, Anda tidak perlu menjadi seorang matematikawan untuk dapat menghitung rasio fibonacci pada setiap transaksi trading yang akan dilakukan. Anda bisa menggunakannya dengan mudah pada platform trading FOREXimf.

Dengan menggunakan indikator fibonacci retracement ini, Anda bisa menentukan kisaran area yang berpotensi sebagai support dan resistance dengan cukup mudah.

Selain itu, fibonacci retracement juga bisa dimanfaatkan dengan baik saat pasar sedang dalam keadaan trending, baik di posisi uptrend maupun downtrend. Namun indikator ini akan menjadi kurang efektif jika diterapkan pada pasar yang sedang dalam kondisi sideways.

Untuk bisa menemukan level-level fibonacci, Anda harus terlebih dahulu menemukan titik-titik tertinggi dan terendah yang signifikan. Titik-titik tersebut kita sebut sebagai swing high dan swing low.

1. Swing High

Pada pergerakan pasar di saat uptrend, yang perlu Anda lakukan adalah menarik fibonacci retracement dari swing low ke swing high seperti yang bisa Anda lihat pada contoh gambar dibawah ini.

Swing High Fibonacci

2. Swing Low

Sebaliknya jika pergerakan harga saat itu berada di posisi downtrend, yang perlu Anda lakukan adalah menarik Fibonacci retracement dari swing high ke swing low yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Swing Low Fibonacci

Ada enam (6) level fibonacci retracement yang perlu Anda ketahui, yaitu:

  • Level 0.0%
  • Level 23.6%
  • Level 38.2%
  • Level 50%
  • Level 61.8%
  • Level 100%.

Beberapa level inilah yang dijadikan sebagai area acuan atau referensi oleh para trader dalam menentukan area support dan resistance. Diantara level tersebut, level fibonacci yang cukup populer adalah level 38.2%, 50%, dan 61.8%.

Di kisaran salah satu dari ketiga level tersebut, seringkali memunculkan sinyal buy atau sell dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi.

Ada fakta menarik di balik Level 50%. Level ini sebenarnya bukan berasal dari rasio Fibonacci, namun banyak trader sering memperhatikan level ini.

Mengapa demikian?

Karena pergerakan harga pada level tersebut memiliki kecenderungan untuk melanjutkan ke suatu arah tertentu setelah melewatinya.

Jika harga tembus level 50% mengarah ke atas, maka reli harga kemungkinan akan sampai level 0.0%. Sebaliknya, jika harga berhasil menerobos level 50% ke arah bawah, maka kemerosotan harga kemungkinan akan berlanjut hingga level 100.0%.

Konsep dasar penggunaan fibonacci retracement adalah mencari peluang buy ketika harga berada di kisaran support dan mencari peluang sell ketika harga berada di kisaran resistance.

Area Referensi Buy dan Sell Dengan Fibonacci

Strategi seperti ini mirip dengan bounce trading. Anda menunggu pullback hingga ke area referensi dan mencari apakah ada konfirmasi sinyal buy atau sell.

Bounce dalam trading forex adalah momen ketika harga memantul setelah mendekati batas support atau resistance.

Jika Anda masih pemula dan belum mempelajari sinyal buy maupun sell lebih dalam, Anda bisa menggunakan fibonacci Retracement untuk membantu membaca pergerakan harga. Ketika pergerakan harga tertahan di area referensi tersebut, maka Anda bisa mencoba untuk melakukan sell atau buy.

Lalu, bagaimana cara mengaplikasikan strategi buy ataupun sell dengan menggunakan fibonacci? Mari kita lihat terlebih dahulu cara kerja fibbonaci pada strategi buy berikut ini.

Pembahasan Mengenai Strategi Buy Menggunakan Fibonacci

Pegerakan Grafik Dengan Strategi Buy

Anda bisa memanfaatkan area referensi fibonacci untuk mencari level buy pada saat uptrend. Untuk memberikan gambaran bagaimana cara menggunakan fibonacci pada strategi buy, Anda dapat memperhatikan contoh grafik di bawah ini di mana pergerakan GBP/USD terjadi sekitar tanggal 3 November 2011 hingga 8 November 2011.

Strategi Buy Menggunakan Fibonacci Retracement Dalam Trading Forex

Pada grafik tersebut, Anda telah memiliki gambaran indikator fibonacci dengan acuan swing low di 1.59445 (100.0%) dan swing high di 1.60630 (0.0%). Area berwarna kuning menjadi area referensi Anda.

Di area ini, Anda dapat mencoba mencari konfirmasi pantulan yang merupakan sinyal buy di mana pada area ini terdapat tiga level retracement, yaitu:

  • 60177 (38.2%)
  • 60038 (50.0%)
  • 59898 (61.8%).

Ketiga level tersebut menjadi support saat Anda menunggu harga masuk ke area referensi. Level terbaik untuk buy berada di sekitar 61.8%. Namun, ada kalanya Anda akan mendapatkan konfirmasi pantulan di sekitar 50.0%.

Lalu, di manakah level paling cocok untuk Anda bisa mengambil posisi buy? Coba perhatikan secara lebih detail grafik ini!

Area Level Fibonacci yang Cocok Untuk Trading Forex

Seperti yang terlihat pada grafik diatas, pergerakan harga berkali-kali mencoba menembus level 1.59898 (61.8%). Terlihat dari level tersebut di mana pengujian sudah dilakukan sebanyak empat kali, namun candlestick selalu ditutup di atas 1.59898.

Ini menjadi pertanda bahwa support cukup kuat di area tersebut, dan saatnya Anda melakukan pembelian di sekitar 1.60038 (50%). Targetnya adalah level 1.60630 (0.0%), sementara untuk antisipasi berada di exit point (1) atau exit point (2).

Apa fungsi dari exit point dan Mengapa harus ada dua exit point?

Exit point berfungsi untuk mengantisipasi jika pasar berkehendak lain dan berlawanan dengan perkiraan Anda.

Seringnya pergerakan harga menembus level 76.4% menjadi indikasi awal bahwa arah trend akan berubah, sehingga beberapa trader cenderung memilih untuk bermain aman dengan melepas posisi mereka setelah level tersebut tembus (break).

Namun, konfirmasi perubahan arah trend (reversal) sebenarnya berada pada level 100.0%, sehingga para trader yang lebih berani memilih tembusnya level tersebut sebagai exit point mereka.

Selain itu, hal penting yang perlu Anda ingat adalah tidak ada analisa teknikal yang 100% benar. Oleh karena itu, penting untuk Anda mempelajari manajemen modal dan risiko.

Perpaduan antara ketiga hal ini akan menjadi senjata ampuh dalam trading Anda.

Bagaimana akhir dari GBP/USD setelah melakukan buy?

Hasil Strategi Buy Menggunakan Fibonacci dalam Trading Forex

Jika Anda melihat pergerakan harga pada grafik tersebut menurun, maka ini menjadi waktu yang tepat untuk Anda melepas posisi buy pada salah satu dari kedua level tersebut.

Anda akan melihat GBP/USD naik dan target Anda tercapai!

Setelah Anda memahami penggunaan indikator fibonacci retracement untuk strategi buy dalam trading forex ini, sekarang saatnya bagi Anda untuk mengetahui penggunaannya dalam strategi sell berikut ini.

Quick Tips: Cara Cepat Menguasai Fibonacci

  1. Selesaikan course mengenai fibonacci retracement ini
  2. Pertajam pemahaman, coba terapkan fibonacci pada harga pasar di akun demo
  3. Coba lakukan trading berdasarkan strategi buy dan sell di akun demo
  4. Evaluasi setiap transaksi untuk mengasah kemampuan analisis
  5. Latihan di akun demo dengan konsisten

Pembahasan Mengenai Strategi Sell Menggunakan Fibonacci

Pergerakan Grafik Dengan Strategi Sell

Strategi sell sebenarnya merupakan kebalikan dari strategi buy. Jika pada strategi buy dapat dilakukan pada saat uptrend, maka strategi sell ini dilakukan pada saat downtrend.

Untuk melihat cara menggunakan indikator fibonacci pada strategi ini, Anda dapat melihat contoh pergerakan harga pada grafik EUR/USD di bawah ini!

Contoh Penggunaan Fibonacci dalam Trading Forex Ketika Sell

Pada grafik ini, Anda akan menunggu terjadinya pullback ke area referensi sell yang berada di kisaran antara 1.37461 (38.2%) hingga 1.38995 (61.8%). Dilanjutkan pada area tengah di mana level 50.0% berada pada level 1.38228. Ketiga level tersebut disebut sebagai level resistance.

Bagaimana akhir dari EUR/USD setelah melakukan sell?

Hasil Akhir Dari Strategi Sell Menggunakan Fibonacci dalam Trading Forex

Pada saat pull back telah terjadi, Anda bisa melihat bahwa harga telah berada di dalam area referensi.

Perhatikan pada grafik tersebut, harga tidak mampu menembus ke atas level 1.38995 (61.8%), bahkan menurun dan menembus ke bawah level 1.38228 (50.0%).

Ini sinyal baik, Anda diperbolehkan untuk melakukan sell dengan target di level 1.34980 (0.0%). Jangan lupa untuk melakukan antisipasi dengan target di exit point (1) atau (2) jika seandainya perkiraan Anda salah.

Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia,broker forex legal di indonesia,broker forex legal,FOREXimfJika Anda melihat pergerakan harga pada grafik tersebut mengalami kenaikan, maka ini menjadi waktu yang tepat untuk Anda melepas posisi sell pada level tersebut.

Dalam menggunakan indikator fibonacci retracement ini, tidak sedikit trader yang melakukan kesalahan dalam menentukan swing high dan swing low.

Sebagai catatan, Anda perlu mengamati dengan jeli dan melakukan latihan di akun demo untuk mengasah ketajaman Anda dalam mengenali dua posisi ini. Selain itu, diperlukan kesabaran lebih untuk menanti konfirmasi di area referensi  agar dapat mempraktekkan teori ini dengan baik.

Belajar Forex