- USD melemah setelah data inflasi AS memperlihatkan pelambatan.
- Pasar melihat data tersebut sebagai alasan yang cukup kuat untuk Fed memperlambat kenaikan suku bunganya.
Dolar AS (USD) melemah menyusul data ekonomi yang memperlihatkan bukti bahwa inflasi mulai melamban, sehingga risk appetite alias keberanian para pelaku pasar meningkat untuk memburu aset yang lebih berisiko dan hal tersebut mengurangi minat pasar terhadap USD.
Data indeks harga produsen/producer price index (PPI) Amerika Serikat (AS) di bulan Oktober hanya tercatat di angka 0,2%, di bawah perkiraan yaitu 0,4%. Sementara untuk PPI year-on-year tercatat 8,0%, di bawah perkiraan 8,4%.
Laporan tersebut, menyusul data CPI yang juga melemah di bulan Oktober, menambah keyakinan pasar yang telah memonitor inflasi sebagai tanda bahwa Federal Reserve (Fed) kemungkinan akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya.
Sebelum pengumuman data PPI kemarin, euro dan sterling telah menguat terhadap USD. Euro sempat menguat hingga kisaran 1.04793 kemarin, sedangkan sterling sempat bertengger di area 1.20275.
Jane Foley, kepala strategi valas di Rabobank London juga menyinggung headline lain yang mendukung pelemahan dolar. Ia melihat pertemuan presiden Joe Biden dengan pemimpin Cina, Xi Jinping, sebagai pertanda bahwa ketegangan di antara kedua negara tersebut akan mereda. Ia juga menyebut soal mundurnya pasukan Rusia dari Kherson di Ukraina.
Indeks dolar, yang mengukur pergerakan USD terhadap enam mata uang utama dunia termasuk sterling dan euro, terpantau melemah kemarin hingga ke area 105.16.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda