- Dolar bertahan karena pasar masih mengkhawatirkan ancaman resesi dan mencari perlindungan dengan tetap memegang USD.
- Serangkaian data ekonomi AS yang melemah mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga agresif lebih lanjut oleh Fed.
Dolar AS (USD) tertekan di bawah level tertinggi dua dekade, namun masih bertahan karena pasar mengkhawatirkan ancaman resesi. USD pekan lalu tertekan karena serangkaian data ekonomi Amerika Serikat (AS) mengurangi ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan terus menaikkan suku bunga secara agresif.
Sementara itu dolar Australia yang sensitive terhadap risiko juga ditutup melemah 0,3% di area 0.69241, tertekan akibat jatuhnya harga-harga komoditas. Euro tertahan di 1.05820 sedangkan yen Jepang stabil di kisaran 135.471.
Indeks dolar sendiri terpantau bergerak di area 103.73 pada pukul 09.17 WIB hari ini (Selasa, 28/6/2022). Indeks dolar mencetak level tertinggi 20 tahun di bulan ini, di area 105.54.
Melemahnya data ekonomi AS menekan USD. Survey yang dirilis Jumat lalu memperlihatkan bahwa sentimen kepercayaan konsumen AS menghantam level terendah dalam sejarah, sehingga pasar tidak lagi terlalu yakin bahwa Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga agresif. Meskipun demikian, proyeksi pelambatan ekonomi dunia, dan preferensi USD sebagai salah satu aset safe-haven, masih mampu menahan pelemahan USD.
“Dolar cenderung menguat ketika orang mengkhawatirkan resesi global,” kata Joe Capurso, analis Commonwealth Bank of Australia di Sydney.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda