- Harga emas cenderung tertekan oleh penguatan US Dolar dan meningkatnya imbal hasil Treasury.
- Sikap suku bunga Fed yang lebih tinggi dan lebih lama membuat harga Emas berada di bawah tekanan.
- Pesanan Barang Tahan Lama AS terlihat mengalami kontraksi lebih lambat di bulan Agustus.
Harga emas diperkirakan turun untuk sesi kedua berturut-turut karena imbal hasil Treasury dan dolar naik di tengah prospek Federal Reserve mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Emas di pasar spot tergelincir 0,4% menjadi $1,908.24 per ounce, terendah sejak 14 September, sementara emas berjangka AS turun 0,5% menjadi $1,927.30.
Inflasi yang tetap berada di atas target The Fed sebesar 2% tetap merupakan risiko yang lebih besar dibandingkan kebijakan ketat bank sentral yang memperlambat perekonomian, kata Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan, yang dihargai dalam dolar dan tidak menghasilkan bunga.
US Dolar naik mendekati level tertinggi 10-bulan sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun mencapai puncak baru dalam 16-tahun.
Pelaku pasar menunggu indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis pada hari Jumat untuk mengukur jalur suku bunga The Fed.
Mencerminkan minat investor terhadap emas batangan, SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa (exchange-traded fund) yang didukung emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya turun pada hari Senin ke level terendah sejak Januari 2020.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda