- Harga emas melemah kemarin, tertekan seiring penguatan USD dan naiknya imbal hasil Treasury.
- Pasar mulai kembali memantau data inflasi AS pekan ini, yang bisa menjadi dasar bagi langkah Fed selanjutnya.
- Fed diyakini masih akan menaikkan suku bunga sebesar setengah persen bulan ini.
Harga emas jatuh kemarin (Senin, 6/6/2022), tertekan oleh penguatan USD dan naiknya imbal hasil Treasury, seiring berpalingnya perhatian pasar ke data inflasi Amerika Serikat (AS) pekan ini yang bisa memperkuat argumen kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve (Fed).
Harga spot emas turun 0,5% ke area 1841.29 pada pukul 01.03 WIB hari ini. Penguatan dolar membuat harga emas menjadi semakin mahal bagi para pelaku pasar dari luar AS, karena mereka harus mengonversi mata uang mereka ke USD.
Meskipun emas masih dianggap sebagai aset safe-haven untuk melawan inflasi, tingkat suku bunga yang tinggi bisa membuat daya tarik emas berkurang.
“Jika laporan data inflasi agak tinggi, harga emas mungkin melemah... ini semacam pendekatan ‘wait-and-see’ karena kita akan melihat sejauh apa Fed akan menaikkan suku bunga untuk mengontrol inflasi. Tetapi keyakinan umum adalah inflasi akan melambat bersamaan dengan kebijakan Fed, dan ini bisa memberikan stabilitas bagi harga emas,” kata Edward Moya, analis senior di OANDA.
Sementara Fed masih diyakini akan menaikkan suku bunga sebesar setengah persen pada rapat yang akan diadakan bulan ini juga bulan depan, data inflasi yang tinggi akan memperbesar peluang pengetatan suku bunga yang agresif bahkan di semester kedua tahun ini.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
