- GBP/USD masih stabil di area 1.2 meskipun terjadi gejolak politik di Inggris.
- Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengumumkan pengunduran diri menyusul pengunduran diri massal dari 50 menteri dan pejabat Inggris.
- Rendahnya perkiraan US NFP membuat pasar tikda yakin langkah Fed selanjutnya, indeks dolar terkoreksi.
GBPUSD masih bertahan di area 1.2 dan untuk pantauan intraday masih terpantau bergerak dalam uptrend. Poundsterling kemarin (Kamis, 7/7/2022) justru ditutup menguat di area 1.20232 per USD setelah sempat naik ke area 1.20296, meskipun terjadi gejolak politik dengan mundurnya mantan perdana menteri Boris Johnson.
Setelah pengunduran diri perwakilan Partai Konservatif, situasi politik Inggris menjadi tidak stabil. Rendahnya kepercayaan para menteri akan kepemimpinan Boris Johnson memicu pengunduran diri massal oleh setidaknya 50 menteri dan pejabat eksekutif negara Inggris. Hal tersebut kemudian diikuti oleh pengunduran diri Johnson sebagai perdana menteri meskipun ia masih akan menjalankan fungsi sebagai perdana menteri hingga ditunjuknya perdana menteri baru.
Sementara itu indeks dolar sedikit terkoreksi setelah mencetak level tertinggi baru dua dekade. Indeks dolar terkoreksi setelah pasar menjadi agak kurang yakin bahwa Federal Reserve (Fed) akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis point, selain perkiraan data US Nonfarm Payrolls (NFP) nanti malam pukul 19.30 WIB yang diperkirakan melemah dari 390.000 menjadi 275.000. Sementara itu tingkat pengangguran diperkirakan tetap 3,6%.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda