Gubernur RBA: Suku Bunga Terlalu Rendah; Aussie Langsung Menguat

GUBERNUR RBA: SUKU BUNGA TERLALU RENDAH; AUSSIE LANGSUNG MENGUAT

21 June 2022 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Rudy Rinaldi
  • Dolar Australia menguat setelah RBA menyiratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
  • Penguatan Aussie tertahan karena rendahnya harga komoditas.
  • Gubernur RBA mengatakan inflasi terlalu tinggi dan suku bunga saat ini masih sangat rendah.

Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia,broker forex legal di indonesia,broker forex legal,FOREXimf

Dolar Australia (AUD) bergerak naik hari ini setelah Reserve Bank of Australia (RBA) sebagai bank sentral Negeri Kanguru tersebut memberikan sinyal untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, tetapi penguatan AUD tertahan oleh rendahnya harga komoditas, sementara yen Jepang masih berkutat di dekat level terendahnya sejak 24 tahun.

AUD bergerak menguat 0,3% ke area 0.69732 pada pukul 09.38 WIB, melanjutkan penguatan yang terjadi kemarin (Senin, 20/6/2022), setelah gubernur RBA, Philip Lowe memberikan sinyal kenaikan suku bunga lebih lanjut. Menurut Lowe, suku bunga saat ini masih sangat rendah dan penting untuk menyadari bahwa inflasi yang tinggi tidak sesuai dengan ekspektasi public dan klaim upah.

Notulen dari rapat RBA di bulan Juni, ketika bank sentral tersebut memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis point, memperlihatkan kekhawatiran bank tersebut akan inflasi.

Tetapi tetap saja AUD menghadapi tekanan akibat rendahnya harga komoditas, dan para analis di CBA mengatakan jika harga bijih besi terus turun makan mata uang tersebut akan tertekan untuk jangka pendek. Untuk jangka panjang, pelambatan pertumbuhan ekonomi global juga diperkirakan akan menyeret AUD. Dalam sebuah catatan analisis, mereka menyatakan, Kami perkirakan AUDUSD dalam dua belas bulan ke depan akan lebih banyak berada di kisaran 0.60-0.70.

Sementara itu yen Jepang masih tertekan di kisaran 135.1 yen per USD, tidak jauh dari level terlemahnya sejak 24 tahun yang tercatat pekan lalu, setelah Bank of Japan di hari Jumat (17/6/2022) memupus harapan pasar untuk kenaikan suku bunga.