- Harga minyak menguat di atas 88 USD per barrel
- Kenaikan ini ditopang permintaan tinggi dan kekhawatiran resesi yang mereda
- Kekawatiran tentang permintaan minyak China membatasi reli
- Pejabat AS dan sekutunya dalam upaya menyelesaikan rancangan pembatasan harga minyak Rusia
Harga minyak naik lebih dari 1 USD per barrel kemarin, memperpanjang reli pada hari sebelumnya yang hampir 3%. Penguatan harga minyak ini terjadi karena ada optimisme atas rekor ekspor minyak mentah AS dan tanda-tadan bahwa kekhawatiran resesi mereda yang mengimbangi lesunya permintaan dari China.
Data menunjukkan rekor ekspor minyak mentah AS, hal ini bertanda baik untuk permintaan. Spekulasi bahwa bank sentral AS akan mencapai puncak kenaikan suku bunga juga membantu harga minyak.
“Harga minyak mentah reli setelah ekonomi AS bangkit kembali pada kuartal terakhir”, kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda, mengacu pada laporan pendapatan perusahaan yang naik pada kuartal terakhir.
Harga minyak sempat naik $1.17 atau 1.3% ke 89.08 per barrel. Saat ini harga minyak diperdagangkan di sekitar 88.04 USD per barrel.
Kekhawatiran tentang permintaan minyak China membatasi reli. Investor global melepas aset China awal pekan ini karena China sedang menerapakan kebijakan zero-COVID. Selain itu, China juga mengalami kriss properti dan turunnya kepercayaan pasar.
‘Kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi China yang kacau dapat berlanjut di bawah kekuatan presiden Xi Jinping membebani sentimen’ kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.
Selain itu, pejabat AS dan sekutunya sedang menyelesaikan rencana untuk membatasi harga minyak Rusia. Bank dunia memperingatkan bahwa setiap rencana akan membutuhkan partisipasi aktif dari ekonomi pasar berkembang.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda