Harga Minyak Mentah Naik di Tengah Pelemahan US Dollar

HARGA MINYAK MENTAH NAIK DI TENGAH PELEMAHAN US DOLLAR

03 November 2023 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Adi Nugroho
  • Harga minyak rebound dari level terendah satu bulan yang dipicu oleh melemahnya US dolar
  • Pelaku pasar memperkirakan berkurangnya peluang kenaikan suku bunga lagi dari Federal Reserve setelah jeda kenaikan sehari sebelumnya
  • Namun, permintaan mungkin akan terpukul di Eropa, setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur semakin menyusut di zona euro.

 Berita+Fundamental+Komoditi+Oil

Harga minyak rebound dari level terendah satu bulan yang dipicu oleh melemahnya dolar setelah pelaku pasar memperkirakan berkurangnya peluang kenaikan suku bunga lagi dari Federal Reserve menyusul jeda kenaikan suku bunga sehari sebelumnya.

Minyak mentah berjangka AS ditutup 2,5% lebih tinggi pada $82,46 per barel, sedangkan kontrak Brent naik 2,6% menjadi $86,85 per barel. Kedua benchmark tersebut menetap di posisi terendah multi-minggu di sesi sebelumnya, setelah turun sekitar 10% di bulan Oktober.

Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia,broker forex legal di indonesia,broker forex legal,FOREXimf

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dalam pengarahan pasca pertemuan bahwa perjalanan The Fed masih panjang sebelum inflasi mencapai target 2%. Namun dia juga mencatat bahwa kondisi keuangan telah mengetat secara substansial tahun ini, dan menyebutkan lebih banyak risiko terhadap perekonomian.

Komentar tersebut memicu kontraksi tajam pada imbal hasil Treasury, mendorong dolar mengalami pelemahan besar karena peluang yang lebih kecil untuk kenaikan suku bunga lagi di bulan Desember.

Pasar minyak mentah mengalami masa sulit di bulan Oktober, sebagian karena kekhawatiran bahwa data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan akan menyebabkan The Fed mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, yang berpotensi membebani pertumbuhan ekonomi global dan membatasi permintaan minyak di Tiongkok, konsumen terbesar dunia.

Investor juga akan mencermati perkembangan di Timur Tengah, yang membuat pasar minyak tetap gelisah karena konflik yang lebih luas dapat mengganggu pasokan minyak di wilayah tersebut.

Namun, permintaan mungkin akan terpukul di Eropa, wilayah konsumen energi utama, setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur di zona euro mengalami kontraksi lebih lanjut pada bulan Oktober, dengan Indeks Manajer Pembelian turun sebesar 0,3 poin pada bulan tersebut menjadi 43,1 - di bawah level 50. menandakan kontraksi.