- Harga minyak naik kemarin 1% ke atas 88 dollar per barrel
- Kesepakatan OPEC+ yang melakukan pemangkasan produksi menjadi pendorong utama kenaikan harga minyak tersebut
- Pemangkasan produksi miyak mencapai 2 juta barrel per hari
- AS beraksi keras terhadap kesepakatan ini dan merencanakan cara lain untuk mengurangi kontrol OPEC+ terhadap harga minyak
Harga minyak naik 1% pada hari kamis dan mencetak harga tertinggi 3 mingguan setelah OPEC+ menyetujui pemangkasan produksi minyak 2 juta barrel per hari. Pemangkasan produksi ini merupakan yang terbesar sejak 2020 lalu.
Kenaikan harga minyak sempat mencapai 89.26 dollar per barrel dan saat ini diperdagangkan di 88.56.
OPEC+ menyetujui rancangan pemangkasan produksi minyak sebesar 2 juta barrel per hari. Kesepakatan ini muncul setelah Uni Eropa mengambil langkah untuk melakukan embargo terhadap minyak rusia.
Dampak dari kesepakatan ini akan meningkatkan permintaan minyak dan menaikkan harga minyak lebih tinggi lagi. Banyak analis dan ekonom yang melihat harga minyak akan kembali berada di atas 100 dollar AS per barrel.
Reaksi negatif dilontarkan gedung putih melihat kesepakatan OPEC+. Presiden AS Joe Biden menyebut OPEC+ “rabun jauh” atau berpandangan sempit, sebagai ketidaksepakatannya terhadap keputusan tersebut.
Joe Biden mengatakan akan berkonsultasi dengan kongres untuk mencari cara lain dalam mengurangi kontrol kartel atas harga minyak.
Adapun reaksi dari Rusia sebagaimana dilontarkan oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak bahwa pihaknya akan melakukan pemangkasan lebih lanjut sebagai langkah untuk mengimbangi efek dari embargo yang dilakukan oleh pihak barat terhadap Rusia.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda