Harga Minyak Naik Terdorong Harapan Naiknya Permintaan Dari Pemulihan Ekonomi China

HARGA MINYAK NAIK TERDORONG HARAPAN NAIKNYA PERMINTAAN DARI PEMULIHAN EKONOMI CHINA

17 October 2022 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Adi Nugroho
  • Harga minyak naik ke atas 86 USD per barrel setelah sempat mencapai 84.6 USD per barrel
  • Kenaikan harga minyak ini ditopang harapan naiknya permintaan dari pemulihan ekonomi China
  • Selain itu, dukungan juga datang dari komentar Presiden China dalam kebijakan akomodatif ekonomi
  • Disisi lain, AS masih fokus pada inflasi dan sentiment hawkish menguat setelah rilis data penjualan retail yang membaik
  • Fokus pelaku pasar kini beralih ke data indeks manufaktur AS yang rilis malam ini

Berita+Fundamental+Komoditi+CLSK

Harga minyak naik pada pada sesi Asia setelah China mengeluarkan langkah-langkah likuiditas untuk menaikkan pertumbuhan ekonominya yang sedang dilanda pandemi.  Hal ini memicu harapan untuk prospek permintaan minyak lebih banyak.

Harga minyak naik dari 84.6 USD per barrel ke sekitar 86.27 USD per barrel.

Bank Sentral China melakukan roll-over pinjaman jangka menengah yang jatuh tempo dengan mempertahankan suku bunga. Analis mengatakan bahwa roll-over penuh adalah sinyal bahwa bank sentral akan terus mempertahankan kebijakan moneter yang longgar.

China berjanji untuk meningkatkan kapasitas pasokan energi domestik dan meningkatkan pengedalian risiko pada komoditas utama termasuk batu bara, minyak, gas dan listrik. Selain itu, negara ini juga akan lebih meningkatkan kapasitas cadangan untuk komoditas utama.

Harga minyak mendapatkan dukungan dari beberapa faktor, termasuk komentar Presiden China Xi Jinping yang meyakinkan kebijakan akomodatif untuk ekonomi. Hal ini merupakan tanda positif terhadap sisi permintaan minyak dari negeri tirai bambu.

China dijadwalkan akan merilis data perdagangan dan ekonomi minggu ini. Meskipun pertumbuhan PDB kuarta ketiga dapat pulih dari kuartal sebelumnya, kebijakan ketat COVID-19 dapat memperburuk performa pertumbuhan ekonomi.

Harga minyak diperkirakan akan tetap fluktuatif karena pengurangan produksi OPEC+ akan memperketat pasokan minyak menjelang embargo Uni Eropa terhadap Rusia. Respon keras AS dari kesepakatan OPEC+ langsung ditujukan ke Arab Saudi dengan menuduh bahwa Arab Saudi memaksa negara lain untuk mendukung langkah tersebut.

Disisi lain, dollar AS terus menguat ditopang sentimen hawkish the Fed setelah rilis data penjualan retail pekan lalu.

Presiden Fed St. Louis James Bullard mengomentari inflasi saat ini telah merusak dan sulit untuk ditahan. Pihaknya menjamin akan terus menaikkan suku bunga yang lebih besar dari 75 basis poin agar dapat meredam inflasi.

Pelaku pasar kini fokus terhadap data yang akan rilis malam ini yaitu indeks manufaktur AS. Indeks manufaktur AS diperkirakan turun ke -4.3 dari -1.5.

Ingin berita dan insight yang lebih powerful?

Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda

Buka Akun Demo Trading Forex