- Harga minyak melemah 2% pada senin kemarin
- Penurunan disebabkan kekhawatiran resesi global dan melambatnya perekonomian China
- Pejabat the Fed kembali melontarkan komentar hawkish untuk terus menaikkan suku bunga
- Konflik Rusia-Ukraina yang memanas dapat mempengaruhi permintaan minyak
Harga minyak melemah 2% kemarin karena terjadi peningkatan kekhawatiran investor terhadap resesi dan meningkatnya kasus COVID-19 di China. Harga minyak sempat menyentuh 87.89 sebelum akhirnya rebound ke 88.60.
Ini adalah hari kedua pelemahan harga minyak dan dapat berlanjut apabila kekhawatiran resesi dan kasus COVID-19 di China terus meningkat. Harga minyak saat ini diperdagangkan sekitar 88.67.
Presiden Bank Dunia David Malpass dan Direktur Pelaksana IMF Kristalian Georgieva memperingatkan tentang naiknya risiko resesi global. IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun depan dari 2.9% ke 2.7%.
Disisi lain, kasus COVID-19 di China kembali meningkat dan bisa meningkat ke lockdown atau pembatasan ketat. Tercatat bulan ini menjadi kasus tertinggi sejak Agustus dengan perjalanan domestik sebagai penyumbang terbesar.
Penduduk China banyak melakukan perjalanan domestik selama hari nasional “Pekan Emas”pada awal bulan Oktober. Shanghai dengan 25 juta penduduk tercatat mempunyai 28 kasus untuk 10 Oktober. Ini menjadi hari keempat kasus meningkat ke angka dua digit.
Pihak setempat akan melakukan pengujian massal setidaknya dua kali seminggu sampai 10 November mendatang. Hal ini dilakukan untuk mencegah terulangnya lockdown yang akan memukul perekonomian.
Saat ini sedang terjadi perlambatan ekonomi di China akibat lockdown sebelumnya dan pemerintah masih berusaha mengurangi terjadinya kasus baru. Perlambatan ini membuat kekhawatiran investor meningkat karena permintaan minyak bisa menurun.
Disisi lain, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester kembali mengingatkan potensi ekonomi AS yang bisa masuk ke dalam resesi. Meskipun begitu, dia tetap berpendapat bahwa the Fed harus terus menaikkan suku bunga sampai inflasi benar-benar turun.
Eskalasi Konflik Rusia-Ukraina yang meningkat juga dapat menggangu pasokan minyak. Ukraina bersumpah akan membalas Rusia atas serangannya ke berbagai wilayah di Ukraina. Ukraina juga terpaksa menghentikan Ekspor listrik ke Eropa dan hal ini akan meningkatkan permintaan minyak di blok tersebut.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda