- Harga minyak melemah 2% pada senin kemarin
- Penurunan ini didorong oleh penguatan dollar AS setelah pihak the Fed menguatkan sentiment hawkish untuk terus mempertahankan kenaikan suku bunga
- Konflik Rusia-Ukraina yang memanas dapat menggangu pasokan minyak
- Buntut dari kesepakatan pemangkasan produksi minyak OPEC+, AS mengancam membekukan kerjasama diplomatik dengan Arab Saudi
Harga minyak mengalami sideways dan masih tertekan karena terbebani permintaan yang berpotensi melemah. Pelemahan ini terjadi karena ada gangguan pasokan akibat konflik Rusia Ukraina dan pemangkasan produksi OPEC+.
Kemarin harga minyak melemah 2% setelah komentar hawkish dari Wakil ketua Federal Reserve Lael Brainard yang kembali menyuarakan pentingnya kenaikan suku bunga untuk menekan inflasi. Sesi Asia hari ini harga minyak sempat menurun ke 90.49 dan saat ini diperdagangkan sekitar 90.67.
Selain itu, terdapat kekhawatiran permintaan minyak China karena rilis data dari sektor jasa mengalami kontraksi. Perlambatan ekonomi ini terjadi sebagai akibat lockdown COVID-19.
Disisi lain, konflik Rusia-Ukraina yang memanas dapat menggangu pasokan minyak. Kemarin Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesarnya ke kota-kota di Ukraina sebagai balasan atas tindakan penghancuran jembatan utama yang menghubungkan Rusia dan Krimea.
Hal ini membuat Ukraina geram dan bersumpah akan memperkuat angkatan bersenjatanya. Ukraina juga terpaksa menghentikan Ekspor listrik ke Eropa dan hal ini akan meningkatkan permintaan minyak di blok tersebut.
Kabar terbaru setelah kesepakatan pemangkasan produksi OPEC+ pekan lalu menuai kritik keras dari AS. Gedung putih mengancam akan membekukan kerjasama diplomatic dengan Arab Saudi karena kesepakatan tersebut.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
