- Harga minyak terkoreksi karena sinyal hawkish dari Federal Reserve menimbulkan ketidakpastian atas kesehatan ekonomi AS
- Aksi ambil untung setelah reli tiga hari, bahkan saat prospek permintaan membaik juga ikut membuat minyak terkoreksi
- Badan Energi Internasional memperkirakan rebound permintaan minyak tahun 2023, karena China mengurangi pembatasan COVID dan ketika inflasi AS dan global mulai berkurang
Harga minyak jatuh pada hari Kamis karena sinyal hawkish dari Federal Reserve membuat ketidakpastian atas kesehatan ekonomi AS dan mendorong beberapa aksi ambil untung setelah reli tiga hari, bahkan ketika prospek permintaan membaik.
Badan Energi Internasional memperkirakan rebound permintaan minyak selama tahun depan, karena China mengurangi pembatasan COVID dan ketika inflasi AS dan global mulai mereda.
Reli harga minyak terhenti setelah Federal Reserve mencapai nada yang lebih hawkish dari yang diharapkan pasar.
Sementara bank sentral menaikkan suku bunga dengan relatif lebih kecil 50 basis poin, Powell juga memperingatkan bahwa suku bunga akan lebih tinggi dari perkiraan pada tahun 2023.
Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa bank akan menargetkan beberapa pendinginan dalam pertumbuhan ekonomi AS.
Minyak berjangka Brent yang diperdagangkan di London turun 0,9% menjadi $82,03 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 0,9% menjadi $76,57 per barel.
Naiknya suku bunga adalah salah satu bobot terbesar pada harga minyak tahun ini, karena kondisi moneter yang semakin ketat dan karena dolar yang lebih kuat membuat pembelian minyak mentah menjadi lebih mahal.
Prospek tren kenaikan suku bunga yang berkelanjutan, yang kemungkinan akan memacu penguatan dolar, meredupkan prospek harga.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda