- Harga minyak mentah bergerak fluktuatif kemarin karena memburuknya perkiraan badai musim dingin di Amerika Serikat.
- Harga minyak sempat turun setelah adanya kabar bahwa TC Energy Corp berencana untuk memulai kembali pengoperasian pipa Keystone.
- Peningkatan kasus COVID-19 di Cina berpotensi menurunkan permintaan minyak mentah.
Harga minyak mentah bergerak fluktuatif kemarin karena memburuknya perkiraan badai musim dingin di Amerika Serikat (AS) yang memicu kehawatiran berkurangnya warga AS yang akan melakukan perjalanan sepanjang musim liburan.
Harga minyak mentah sempat terangkat karena pelemahan USD dan rencana AS untuk menambah simpanan cadangan bahan bakar, tetapi penguatan tersebut tertahan oleh isu ketidakpastian dampak peningkatan kasus COVID-19 di Cina.
Kawasan Midwest dan Great Lakes di AS diperkirakan akan mengalami badai salju di mulai Kamis, sementara udara dingin yang bergerak ke arah timur berpotensi menyebabkan penurunan temperatur yang cepat di seluruh negeri, menurut National Weather Service.
“Badai kemungkinan akan berdampak pada rencana perjalanan di liburan kali ini. Saya senang saya tidak sedang bepergian,” kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.
Harga minyak sempat turun setelah adanya kabar bahwa TC Energy Corp berencana untuk memulai kembali pengoperasian pipa Keystone. Sekitar dua pekan yang lalu terjadi kebocoran pipa yang menyebabkan terbuangnya 622 ribu barel minyak per hari, mencatatkan kebocoran terburuk di AS dalam sembilan tahun.
Menurut analis CMC Markets, Tina Teng, sementara Cina melonggarkan pembatasan aktivitas, peningkatan kasus COVID-19 berpotensi menurunkan permintaan minyak mentah. Sementara itu ketidakpastian Fed terkait pemulihan ekonomi AS juga membebani harga minyak.
Washington juga dikabarkan berencana akan membeli hingga 3 juta barel minyak untuk cadangan bahan bakar strategisya.
Cadangan minyak mentah AS sepekan terakhir diperkirakan turun sekitar 200.000 barel sementara cadangan bensin diperkirakan naik, menurut polling awal yang dilakukan Reuters.
Polling tersebut dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute di hari Selasa dan Energy International Administration di hari Rabu.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda