- Minyak mentah menguat lebih dari $3 per barel karena rendahnya pasokan.
- Invasi Rusia ke Ukraina membuat pasokan terancam semakin berkurang, apalagi permintaan minyak mentah mulai membaik pasca CoViD.
Harga minyak mentah ditutup menguat dengan penguatan lebih dari $3 per barel hari Jumat (24/6/2022) karena rendahnya pasokan. Tetapi harga minyak sempat melemah sepanjang dua pekan terakhir karena pasar fokus pada kenaikan suku bunga yang dikhawatirkan bisa menyeret ekonomi dunia ke dalam jurang resesi.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 3,2% di kisaran 107.54 dolar per barel, setelah sempat menguat ke area 108.56 dolar per barel.
Menuru John Kilduff, partner Again Capital LLC di New York, Federal Reserve (Fed) sangat hawkish dan mengganggu rally minyak, tetapi sentimen pasar sedikit berubah terutama akibat kuatnya data ekonomi.
Di hari Kamis (23/6/2022), kepala Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa fokus bank sentral adalah menekan inflasi, namun ia juga menambahkan kekhawatiran soal menaikkan suku bunga lagi.
Data yang dirilis Jumat lalu memperlihatkan bahwa sentimen konsumen Amerika Serikat (AS) di bulan Juni jatuh ke titik terendah meskipun proyeksi inflasi sedikit membaik.
Invasi Rusia ke Ukraina juga membuat pasokan terancam semakin berkurang, apalagi permintaan minyak mentah mulai membaik dari CoViD. Minyak mentah sempat menguat mendekati level tertinggi sepanjang masa di $147 dolar per barel, yang tercatat di tahun 2008.
Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara produsen non-anggota OPEC yang disebut OPEC+, akan melaksanakan pertemuan di akhir bulan ini dan diperkirakan akan tetap pada rencana menaikkan produksi di bulan Juli dan Agustus.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda