- Harga minyak menguat kemarin karena harapan bahwa Cina akan melanjutkan pelonggaran pembatasan aktivitas karena COVID-19.
- Kekhawatiran resesi menghambat penguatan harga minyak mentah.
- Kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi bisa mencederai perekonomian dan berpotensi menekan permintaan minyak mentah.
Harga minyak mentah menguat kemarin karena harapan bahwa Cina akan melanjutkan pelonggaran pembatasan aktivitas karena COVID-19, sehingga menumbuhkan optimisme bahwa permintaan minyak mentah dari Cina sebagai importir minyak terbesar dunia akan meningkat.
Cina telah mengalami tiga gelombang COVID-19 setelah Beijing memutuskan untuk memperlonggar aturan pembatasan aktivitas dan masih berencana untuk meningkatkan perbaikan ekonomi di tahun 2023.
“Tidak diragukan lagi permintaan pasar telah terpengaruh. Cina telah bertekad untuk melawan semua pesimisme tentang ekonomi, dan akan melakukan apa pun untuk mempercepat pertumbuhan,” kata Naeem Aslam, analis Avatrade.
Minyak mentah West Texas Intermediate meningkat kemarin ke area $76.60 per barel.
“Faktanya, kita masih ada ketakutan resesi besar akan terjadi dan hal itu belum sirna. Akan sulit untuk melihat penguatan signifikan,” kata Bob Yawger, direktur perdagangan energi Mizuho.
Minyak mentah sempat menguat hingga area $140-an per barel tahun ini setelah Rusia menginvasi Ukraina di bulan Februari. Setelah itu, kekhawatiran kelebihan pasokan dan resesi menekan harga minyak.
Menteri-menteri energi Uni Eropa kemarin setuju untuk membatasi harga minyak Rusia yang akan efektif tnggal 15 bulan depan.
Sementara itu Federal Reserve (Fed) dan Europena Central Bank (ECB) pekan lalu menaikkan suku bunga dan mengatakan akan menaikkan suku bunga lagi di bulan-bulan mendatang, sedangkan Bank of Japan bisa jadi akan mengubah kebijakan moneternya.
“Prospek kenakan suku bunga lebih jauh bisa mencederai pertumbuhan ekonomi di tahun depan dan berpotensi menekan permintaan minyak mentah,” kata Stephen Brennock dari perusahaan broker minyak PVM.
Penguatan harga minyak mentah juga didukung oleh pernyataan US Energy Department yang Jumat lalu mengatakan mereka akan mulai membeli minyak mentah unutk cadangan bahan bakar strategis, di mana ini adalah pembelian pertama sejak melepas cadangan minyak sebanyak 180 juta barel di tahun ini.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda