- Harga minyak naik tipis karena pasar mengabaikan potensi deflasi di Tiongkok
- Data cadangan minyak AS yang meningkat 11.9 juta barrel menunjukkan melemahnya permintaan. K
- Kekhawatiran atas perlambatan permintaan minyak mentah global masih membayangi pasar
Harga minyak sempat pulih dari posisi terendah dalam empat bulan meskipun kekhawatiran atas perlambatan permintaan minyak mentah global masih ada.
Minyak mentah berjangka AS diperdagangkan 1,1% lebih tinggi pada $76,15 per barel, sedangkan kontrak Brent naik 1,1% menjadi $80,35 per barel.
Kedua kontrak tersebut turun pada sesi sebelumnya ke level terendah sejak akhir Juli, dengan Brent sempat diperdagangkan di bawah level penting $80 per barel.
Meskipun ada kenaikan hari ini, pasar berada di jalur penurunan besar pada minggu ini menyusul data dari American Petroleum Institute, sebuah badan industri, yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Februari, hampir 12 juta barel dalam seminggu hingga 3 November.
Data API mengisyaratkan adanya penurunan konsumsi bahan bakar di AS, terutama menjelang musim dingin. Angka resmi dari Administrasi Informasi Energi akan dirilis minggu depan, setelah sempat tertunda.
Selain itu, Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia, kembali mengalami disinflasi pada bulan Oktober, menurut data yang dirilis Kamis pagi, yang menunjukkan bahwa pemulihan negara tersebut goyah meskipun ada upaya berulang dari Beijing untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Di Eropa, data yang dirilis minggu ini menunjukkan lemahnya penjualan ritel dan penurunan aktivitas bisnis zona euro bulan lalu, yang menunjukkan adanya peluang resesi di kawasan konsumen energi penting ini.