- Minyak tergelincir lebih dari 2% karena meredanya kekhawatiran konflik di timur tengah
- Pelaku pasar bersikap hati-hati menjelang pertemuan Federal Reserve AS dan indikasi kesehatan ekonomi global lainnya.
- Bank Dunia memperkirakan harga minyak global akan rata-rata $90 per barel pada kuartal keempat.
Minyak tergelincir lebih dari 2% karena meredanya kekhawatiran mengenai perang Israel-Hamas yang mempengaruhi pasokan dari wilayah tersebut dan karena pelaku pasar bersikap hati-hati menjelang pertemuan Federal Reserve AS minggu ini dan indikasi lain dari kesehatan ekonomi global.
Minyak mentah berjangka Brent turun $2,17 sen, atau 2,38%, menjadi $88,33 per barel pada, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun $2,32, atau 2,72%, menjadi $83,21.
Harga minyak mentah melonjak 3% pada hari Jumat setelah Israel meningkatkan serangan darat ke Gaza, memicu kekhawatiran konflik dapat meluas di wilayah yang menyumbang sepertiga produksi minyak global. Namun, kekhawatiran itu memudar pada hari Senin, kata para analis.
Pasukan dan tank Israel menyerang kota utama di utara Gaza dari timur dan barat pada hari Senin, tiga hari setelah mereka memulai operasi darat di daerah kantong Palestina.
Investor juga fokus pada hasil pertemuan Federal Reserve pada hari Rabu serta apa yang mungkin ditunjukkan oleh pendapatan perusahaan teknologi raksasa seperti AppleInc mengenai prospek perlambatan ekonomi.
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah, sementara bank sentral Inggris dan Jepang juga akan meninjau kebijakan mereka pada minggu ini.
Sementara itu, inflasi Jerman menurun pada bulan Oktober, menunjukkan penurunan substansial dalam inflasi umum di zona euro.
Tiongkok melaporkan PMI manufaktur dan jasa bulan Oktober minggu ini, dengan investor menantikan tanda-tanda lebih lanjut bahwa perekonomian negara importir minyak mentah utama dunia tersebut mulai stabil.
Pada hari Senin, Bank Dunia mengatakan pihaknya memperkirakan harga minyak global akan rata-rata $90 per barel pada kuartal keempat dan turun ke rata-rata $81 pada tahun 2023 karena melambatnya pertumbuhan mengurangi permintaan, namun memperingatkan bahwa eskalasi konflik Timur Tengah terbaru dapat meningkatkan harga.