- Harga minyak naiksetelah invasi Rusia ke Ukraina, dengan patokan internasional minyak mentah Brent melampaui $ 100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014.
- Harga minyak telah melonjak lebih dari $20 per barel sejak awal tahun di tengah meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina. Sekarang, dikhawatirkan gelombang sanksi internasional terhadap sektor energi Rusia dapat mengganggu pasokan.
Harga minyak naiksetelah invasi Rusia ke Ukraina, dengan patokan internasional minyak mentah Brent melampaui $ 100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014. Harga mundur selama perdagangan sore di Wall Street setelah Presiden Joe Biden mengatakan saat ini tidak ada rencana untuk menargetkan kompleks energi Rusia. dengan sanksi. Serangan itu diperkirakan memiliki implikasi luas untuk pasar energi mengingat peran Rusia sebagai produsen gas alam terbesar kedua di dunia dan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia.
Harga minyak telah melonjak lebih dari $20 per barel sejak awal tahun di tengah meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina. Sekarang, dikhawatirkan gelombang sanksi internasional terhadap sektor energi Rusia dapat mengganggu pasokan. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS, sementara itu, naik lebih dari 9% untuk diperdagangkan setinggi $ 100,54, harga terakhir terlihat pada Juli 2014.
Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina Kamis pagi waktu setempat setelah berbulan-bulan membangun militer di sepanjang perbatasan yang mereka berdua bagi. Arahan itu muncul beberapa hari setelah pemimpin Kremlin secara resmi mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Moskow di Ukraina timur. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan melalui Twitter pada hari Kamis bahwa Putin telah "meluncurkan invasi skala penuh," ke negara itu, yang ia gambarkan sebagai "perang agresi." Kuleba meminta para pemimpin dunia untuk menghentikan presiden Rusia. "Saatnya untuk bertindak sekarang," katanya.
Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Uni Eropa, Australia, dan Jepang termasuk di antara negara-negara yang mengumumkan gelombang pertama sanksi terhadap Rusia awal pekan ini, yang menargetkan bank dan individu kaya. Rentetan tindakan kedua secara luas diharapkan segera, meskipun beberapa analis percaya pemerintah Barat kemungkinan akan membebaskan transaksi energi dari sanksi.
Badan Energi Internasional mengatakan awal pekan ini bahwa sementara dampak spesifik pada pasar minyak dunia "belum ditentukan," negara-negara anggota bersiaga "untuk bertindak secara kolektif untuk memastikan bahwa pasar minyak global dipasok secara memadai."
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda