- Harga minyak mentah naik ke level tertinggi 13 pekan, seiring tingginya permintaan bensin di AS.
- Pelonggaran lockdown Cina diartikan sebagai kemungkinan naiknya permintaan dan impor minyak dari negara tersebut.
- Kesepakatan penambahan produksi OPEC+ menurut menteri energi Uni Emirat Arab tidak cukup untuk bisa menurunkan harga, mengingat beberapa negara masih kesulitan memenuhi kuota sebelumnya.
Harga minyak mentah naik ke level tertinggi 13 pekan, seiring semakin tingginya permintaan bensin di Amerika Serikat (AS) meskipun harga semakin tinggi, karena adanya ekspektasi bahwa permintaan minyak dari Cina juga akan naik. Selain itu kekhawatiran kekurangan pasokan di beberapa negara juga turut mendorong harga minyak.
US West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 2,3% di area $122.54 per barel.
Cadangan minyak mentah komersial AS di luar dugaan meningkat pekan lalu, sementara minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve mencatat rekor penurunan karena kilang-kilang minyak mengambil minyak mentah dalam jumlah yang tinggi, bahkan tertinggi sejak Januari 2020. Menurut Energy Information Administration (EIA), angka penurunan cadangan bensin AS cukup mengejutkan yaitu 0,8 juta barel karena naiknya permintaan meskipun harga melambung tinggi.
“Kenaikan harga minyak didukung oleh ekspektasi bahwa Cina melonggarkan pembatasan CoViD, yang diterjemahkan sebagai naiknya permintaan dan impor di musim panas ini,” kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Sementara itu dari sisi pasokan, para pelaku psaar melihat beberapa negara bisa menghadapi masalah dalam memenuhi kenaikan kuota produksi yang disepakati OPEC+. Di Norwegia misalnya, sejumlah pekerja migas merencanakan mogok mulai tanggal 12 Juni terkait upah, sehingga berpotensi menyebabkan penutupan beberapa fasilitas produksi.
Upaya OPEC+ untuk meningkatkan produksi, menurut menteri energi Uni Emirat Arab, Suhail al-Mazrouei, “Tidak cukup.” Menurutnya, saat ini saja OPEC+ masih harus mengejar kekurangan target 2,6 juta barel per hari.
Selain itu isu geopolitik baru juga turut mendorong harga minyak. Iran dilaporkan telah melepas dua kamera pengawas milik International Atomic Energy Agency (IAEA) dari dua fasilitas nuklir milik Iran. Hal tersebut kemungkinan akan meningkatkan ketegangan antara Iran dengan “pengawas” nuklir PBB, yaitu Amerika Serikat dan negara lain yang sedang bernegosiasi dengan Iran terkait program nuklirnya. Para analis berharap kesepakatan akan segera tercapai dan sanksi atas Iran bisa segera dicabut, agar Iran bisa menambah pasokan global sebesar 1 juta barel per hari.
Sementara itu IAEA memperingatkan Eropa, yang akan menjatuhkan sanksi atas Rusia terkait invasi ke Ukraina, bahwa kawasan tersebut bisa menghadapi kemungkinan keterbatasan bahan bakar di musim dingin mendatang.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda