- Dolar menguat setelah presiden Fed New York, John Williams, mengatakan bahwa suku bunga diperlukan berada di antara 3 hingga 3,5% di akhir tahun ini.
- Euro melemah karena presiden ECB, Christine Lagarde tidak memberikan wacana baru terkait prospek kenaikan suku buga.
Dolar AS (USD) ditutup menguat kemarin (Selasa, 28/6/2022) sementara euro bertahan di bawah 1.06 karena presiden European Central Bank (ECB), Christine Lagarde, tidak memberikan wacana baru terkait kebijakan moneter bank sentral Eropa tersebut.
ECB diperkirakan akan mengikuti langkah bank-bank sentral lain yaitu menaikkan suku bunga di bulan Juli untuk mengatasi inflasi yang melambung tinggi, meskipun para ekonom terbelah dalam pendapat berapa besar ECB akan menaikkan suku bunganya.
Euro bergerak di bawah 1.06 terhadap USD setelah Lagarde mengatakan bahwa ECB mungkin akan bergerak secara bertahap, tetapi dengan beberapa pilihan tindakan menyesuaikan dengan perkembangan laju inflasi jangka menengah, terutama jika ada tanda-tanda melemahnya inflasi.
“ECB berada di tempat yang sulit karena mereka diperkirakan tidak akan bertindak secepat bank-bank sentral lain. Tidak ada pembatasan yang bersifat permanen terkait berapa besar langkah yang bisa diambil ECB, terutama dibandingkan, katakanlah, Fed,” kata Mazen Issa, analis valas TD Securities di New York.
Indeks dolar, yang mencetak level tertinggi dua dekade di 105.79 bulan ini, ditutup menguat 0,53% di area 104.26.
Presiden Federal Reserve (Fed) New York, John Williams, dalam wawancara dengan CNBC kemarin mengatakan bahwasuku bunga “mutlak” diperlukan berada di antara 3 hingga 3,5% di akhir tahun ini, tetapi ia mengatakan jika tanpa mengantisipasi resesi.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda