- Harga minyak mentah melanjutkan rally karena Uni Emirat Arab dan Arab Saudi diperkirakan tidak akan menambah produksi dengan signifikan.
- G7 sepakat untuk mencari cara membatasi harga minyak Rusia untuk menekan Moskow karena telah menginvasi Ukraina.
- Ketidakstabilan politik di Ekuador dan Libya bisa memperburuk kekurangan pasokan karena produksi dihentikan.
Harga minyak mentah melanjutkan rally kemarin (Selasa, 28/6/2022) karena produsen utama minyak yaitu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab diperkirakan tidak akan menambah produksi dengan signifikan, sementara Barat setuju untuk mencari jalan guna membatasi harga minyak Rusia.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 0,9% di area $111.69 per barel.
Para pemimpin G7 mengtakan bahwa mereka akan mencari cara untuk melarang pengiriman minyak Rusia yang telah dijual di atas harga tertentu. Mereka berupaya untuk meningkatkan tekanan terhadap Moskow yang telah menginvasi Ukraina.
Menurut International Energy Agency, pendapatan Rusia dari ekspor minyak mentah meningkat di bulan Mei bahkan saat volume ekspor menurun.
Barat menerapkan larangan membeli minyak mentah dan gas dari Rusia, yang menyebabkan harga bahan bakar dunia melonjak tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Padahal produsen utama minyak lain belum siap untuk menambah produksi secara signifikan guna menambah pasokan yang bisa menekan kenaikan harga.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dianggap sebagai dua negara anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) yang memiliki kapasitas untuk menggantikan suplai dari Rusia, sekaligus menutupi kekurangan produksi dari negara-negara anggota OPEC lainnya.
“Berita tentang kekurangan pasokan ini memperkuat harga. Dua produsen utama, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dikabarkan sudah berada di ambang batas kapasitas produksi jangka pendek mereka,” kata Tobin Gorey, analis komoditas Commonwealth Bank.
Sementara itu presiden Perancis, Emmanuel Macron, menyampaikan kepada presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, di sela-sela pertemuan G7 bahwa Uni Emirat Arab telah mencapai kapasitas maksimum produksinya, sedangkan Arab Saudi hanya mampu meningkatkan produksi hanya sebesar 150.000 barel per hari, jauh di bawah kapasitas cadangannya sekitar dua juta barel per hari.
Menteri energi Uni Emirat Arab, Suhail al-Mazrouei di hari Senin (27/6/2022) mengatakan bahwa Uni Emirat Arab hampir mencapai kapasitas maksimum berdasarkan kuota 3,168 juta barel per hari di berdasarkan kesepakatan dengan OPEC+.
Kekurangan pasokan minyak mentah, menurut para analis, bisa diperparah oleh ketidakstabilan politik yang terjadi di Ekuador dan Libya. Perusahaan minyak nasional Libya mengatakan bahwa mereka kemungkinan akan mengumumkan statsu force majeure di kawasan Teluk Sirte dalam tiga hari ke depan hingga aktivitas produksi dan pengiriman di terminal di sana dimulai kembali.
Faktor-faktor tersebut di atas menjadi perhatian yang bisa menyebabkan harga minyak kembali menguat pekan ini, sebagai antitesis dari kekhawatiran resesi yang menekan harga dalam dua pekan sebelumnya.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda