Sterling Melemah Di Bawah 1.2 Setelah Rilis Data Inflasi Inggris Yang Kembali Ke Tertinggi 40 Tahunan

STERLING MELEMAH DI BAWAH 1.2 SETELAH RILIS DATA INFLASI INGGRIS YANG KEMBALI KE TERTINGGI 40 TAHUNAN

20 October 2022 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Adi Nugroho
  • Sterling melemah setelah rilsi data inflasi Inggris yang lebih tinggi daripada ekspektasi
  • Pelemahan sterling juga ditopang penguatan dollar AS akibat imbal hasil treasury yang meningkat
  • Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga the Fed masih sangat tinggi, diatas 90%
  • Sterling diperkirakan akan terus tertekan oleh inflasi dan krisis di Inggris
  • BoE diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 sampai 100 bps pada pertemuan bulan depan

Berita+Fundamental+Forex+GBPUSD

Dollar AS menguat dari harga terendah dalam dua minggu terakhir karena hasil imbal treasury 10-tahunan AS naik ke level tertinggi 14-tahunan, sementara sterling terpukul oleh data inflasi indeks harga konsumen Inggris yang kembali ke 10.1%, tertinggi 40 tahunan.

Nilai tukar GBPUSD turun ke bawah 1.1200 setelah sebelumnya tertahan di support 1.12600.

Imbal hasil treasury AS melanjutkan kenaikan karena investor mempertahankan ekspektasi bahwa the Fed akan terus menaikkan suku bunga secara agresif untuk menurunkan inflasi yang masih tinggi. Hal ini membuat dollar AS semakin menarik di mata para investor.

Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada pertemuan 2 November mendatang. Hal ini terlihat dari pembacaan CME Fedwatch tool yang menunjukkan peluang kenaikan 75 basis poin lebih dari 90%.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashari memberikan komentar bahwa permintaan pasar tenaga kerja tetap kuat dan tekanan inflasi mungkin belum mencapai puncaknya. Fed Beige Book yang rilis kemarin menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi AS berkembang secara moderat dalam beberapa pekan terakhir, namun menunjukkan sentimen pesimis mengenai outlook kedepan.

Sedangkan dari Inggris, data inflasi yang kembali di atas 10% membuat prospek ekonomi menjadi lebih tertekan. Investor memperkirakan sterling akan tetap di bawah tekanan di tengah prospek kenaikan inflasi dan resesi di Inggris yang dapat menyebabkan Bank Sentral Inggris (BoE) menaikkan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan November mendatang.

Kenaikan suku bunga biasanya meningkatkan nilai tukar mata uang, namun dalam kasus Inggris fokusnya adalah sejauh mana tindakan ini membahayakan ekonomi yang sudah genting. Investor memperkirakan peluang 65% untuk kenaikan 100 basis poin pada  pertemuan BoE 3 November.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan bagi pelaku pasar adalah rencana BoE untuk mulai menjual sebagian besar persediaan obligasi pemerintah Inggris pada 1 November. BoE mengatakan menunda satu hari dari tanggal mulainya program pengetatan kuantitatif untuk menghindari bentrokan dengan pernyataan fiskal pemerintah pada 31 Oktober.

Perdana Menteri Inggris sejauh ini menentang seruan dari parlemen untuk mundur, meskipun pasar semakin mempertimbangkan kemungkinan penggantinya dalam waktu dekat.

Ingin berita dan insight yang lebih powerful?

Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda

Buka Akun Demo Trading Forex