- US Dolar melemah karena selera investor terhadap mata uang berisiko meningkat
- Spekulasi bahwa the Fed telah selesai menaikkan suku bunga mendorong minat pelaku pasar melakukan “risk on”
- Indeks dolar, yang mengukur kekuatan mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,3% pada 106,14.
US Dolar melemah karena selera investor terhadap mata uang berisiko meningkat karena mereka berspekulasi Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga setelah mempertahankan suku bunga stabil di sesi sebelumnya.
The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Rabu karena para pengambil kebijakan berjuang untuk menentukan apakah kondisi keuangan sudah cukup ketat untuk mengendalikan inflasi, atau apakah perekonomian yang terus melampaui ekspektasi mungkin memerlukan lebih banyak pengendalian diri.
Namun, para pelaku pasar semakin yakin bahwa puncak suku bunga AS telah tercapai, dengan dana berjangka The Fed memiliki peluang di bawah 20% bahwa suku bunga akan naik pada bulan Desember.
Pandangan tersebut membantu meningkatkan selera risiko investor pada hari Kamis, membantu mengangkat ekuitas dan aset-aset dengan imbal hasil tinggi seperti komoditas dan mata uang negara berkembang.
Brad Bechtel, kepala FX global di Jefferies di New York, mengatakan The Fed mungkin sudah selesai menaikkan suku bunga, namun ia dapat melihat alasan untuk melakukan pengetatan sekali lagi mengingat perekonomian AS yang masih tangguh.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,3% pada 106,14.
Sterling, sementara itu, naik setelah Bank of England mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 15 tahun dan menekankan bahwa mereka tidak memperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Pound menguat sebesar 0,6% terhadap dolar menjadi $1,2225, level tertinggi dalam 1-1/2 minggu setelah BoE memberikan suara 6-3 untuk mempertahankan suku bunga stabil di 5,25%, dan mengesampingkan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
