Yen Jepang melonjak terhadap dolar AS pada hari Senin di Asia karena pasar saham berada dalam tekanan di tengah jatuhnya harga minyak.
Pasangan USD/JPY kehilangan 2,4% menjadi 102,79 pada pukul 12:01 ET (04:01 GMT). Yen melonjak lebih dari 3% pada hari sebelumnya dan mendekati level tertinggi dalam tiga tahun.
Zach Pandl, co-kepala Goldman Sachs dari valuta asing global dan strategi pasar berkembang, mengatakan kepada Bloomberg TV pekan lalu bahwa yen bisa rally sejauh 95 jika pasar global tetap tidak teratur selama beberapa bulan ke depan.
Wabah koronavirus yang memburuk dan jatuhnya harga minyak disebut sebagai penarik utama mata uang safe-haven hari ini.
Harga minyak mengalami kerugian 30% sebelumnya pada hari setelah Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, berjanji untuk memangkas harga sambil menaikkan tingkat produksinya secara signifikan.
Sementara itu, penyebaran terus menerus dari coronavirus baru juga mendorong investor untuk menjual aset berisiko dan berebut aset safe haven. Kasus-kasus global yang dikonfirmasi meningkat hingga hampir 107.000 pada hari Minggu, menurut angka terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia.
Mengutip seorang pejabat senior kementerian keuangan Jepang yang tidak disebutkan namanya, Reuters mengatakan otoritas Jepang melihat “gerakan gugup” di pasar mata uang dan bahwa pejabat dari Bank Jepang dan pengawas keuangan dijadwalkan untuk membahas pasar keuangan.
Pasar Asia diperdagangkan melemah tajam hari ini, dengan S & P / ASX 200 Australia turun lebih dari 7%, sementara indeks utama lainnya juga anjlok antara 4 hingga 6%.
Sementara itu, Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap mata uang lainnya turun 0,8%