Dalam trading forex, tidak selamanya transaksi yang Anda buat berbuah profit yang manis. Ada kalanya kerugian datang menghampiri Anda.
Banyak penyebab terjadinya kerugian, karena memang tidak ada sistem atau strategi forex yang sempurna. Namun kadangkala kerugian yang terjadi menjadi terlalu besar.
Nah, dalam kasus seperti itu, biasanya ada faktor human error disitu. Anda mungkin melupakan beberapa hal yang penting yang berkaitan dengan manajemen modal dan risiko, misalnya stop loss. Ujung-ujungnya risiko menjadi tak terkendali dan kerugian yang Anda alami menjadi terlalu besar.
Anda tentu tidak mau ini terjadi kan? Nah, untuk menghindari hal seperti itu dalam aktivitas trading forex Anda, berikut empat cara mengurangi risiko loss yang terlalu besar.
1. Check & re-check
Melakukan transaksi sangatlah mudah. Anda tinggal menekan tombol di mouse Anda dan… klik! Transaksi pun terjadi. Sekali transaksi tersebut dilakukan, tidak akan bisa Anda batalkan (kecuali untuk pending order).
Tetapi ingat! Sebagaimana yang disampaikan di awal tulisan ini, Anda tentu sudah paham bahwa, "bisa jadi pasar bergerak melawan keinginan Anda."
Oleh sebab itu, Anda harus selalu membatasi risiko dalam setiap transaksi yang Anda lakukan dengan cara menempatkan stop loss yang benar. Jangan pernah lupa mengecek apakah Anda telah memasang stop loss tiap kali Anda melakukan transaksi.
Dalam setiap webinar, tim FOREXimf tak pernah bosan mengingatkan hal tersebut.
Membatasi resiko tidak hanya terbatas pada menempatkan level stop loss saja, namun juga erat kaitannya dengan membatasi volume transaksi yang Anda buat, dalam hal ini adalah jumlah lot. Besaran lot dan level stop loss tergantung pada seberapa besar modal Anda dan seberapa besar risiko yang siap Anda tanggung.
Contoh:
Katakanlah Anda memiliki uang sebesar USD 100,000 (seratus ribu) dalam akun trading forex Anda. Dari USD 100,000 tersebut, tetapkan berapa besar risiko yang siap Anda tanggung untuk tiap transaksi, misalnya 10%.
Itu artinya, risiko kerugian maksimal yang Anda hadapi hanya sebesar USD 1,000 (seribu) tiap kali Anda melakukan transaksi.
Lalu lakukanlah analisa teknikal forex untuk bisa menemukan level support atau resistance. Level-level support atau resistance tersebut bisa Anda jadikan sebagai patokan stop loss.
Jika Anda mengambil posisi buy, maka patokan stop loss-nya adalah area support. Sebaliknya jika posisi Anda sell, maka patokan stop loss-nya adalah area resistance.
Dalam melakukan analisa pun Anda harus melakukan check & re-check juga. Pastikan sinyal yang muncul telah benar-benar sesuai dengan aturan trading Anda.
Kembali ke pembatasan risiko…
Misalkan Anda melihat bahwa level stop loss saat itu berada dalam jarak 500 pips (asumsi harga menggunakan 5 desimal) dari level entry, yang artinya sebesar USD 500. Jika batasan risiko Anda adalah USD 1,000 maka itu artinya Anda hanya boleh melakukan transaksi maksimal sebesar 2 (dua) lot, tak lebih.
Periksa lagi, apakah Anda benar-benar memasukkan angka 2 (dua), atau 20 (dua puluh)?
Di tahun 2010, ada seorang trader futures di bursa New York yang salah memasukkan besaran transaksinya. Niatnya mau bertransaksi sebesar USD 16 million (juta) saja, namun ia justru memasukkan USD 16 billion (milyar)! Seribu kali lipatnya!
Anda juga perlu memeriksa kembali apakah Anda melakukan transaksi di currency pair yang benar?
Pernah terjadi pada rekan saya, Ia bermaksud membuka posisi pada pair USD/CHF, namun ternyata ia mengeksekusi transaksi tersebut di pair AUD/USD. Konyol kan?
Nah, dengan demikian setidaknya ada empat hal yang perlu Anda periksa dan periksa lagi, seperti:
- Menempatkan stop loss,
- Besaran lot,
- Aturan strategi trading, dan
- Currency pair-nya.
2. Selalu setia pada trading plan Anda
Strategi forex secanggih apa pun tak akan berhasil jika Anda tak mematuhi aturan-aturan yang ada di dalamnya. Sebaliknya seringkali trader yang menggunakan strategi forex sederhana bisa secara konsisten meraih keuntungan karena ia konsisten pada trading plan-nya. Trading plan dalam trading forex mencakup setidaknya tiga hal, seperti:
- Money management (kaitannya dengan penggunaan modal per transaksi),
- Risk management (pembatasan resiko), dan
- Strategi trading.
Jika Anda sudah menyusun dan menetapkan trading plan, maka jalankanlah dengan sungguh-sungguh. Jika sistem trading Anda belum memperbolehkan untuk membuka posisi, jangan memaksakan harus membuka posisi. Jangan pula memperbesar batasan resiko Anda, dan sialnya inilah "penyakit" yang hingga kini masih menjangkiti mayoritas trader.
3. Ambil waktu rehat
Terkadang ada waktunya Anda tak bisa mengikuti pergerakan pasar dan kerugian beruntun pun terjadi. Pada saat seperti itu seringkali Anda menjadi sangat emosional dan kondisi psikologi seperti itu bisa berujung pada setidaknya dua hal berikut ini;
- Anda menjadi takut untuk melakukan transaksi lagi, atau
- Anda justru menjadi semakin kalap dan melakukan transaksi yang tidak sejalan dengan trading plan Anda.
Jika suatu saat Anda merasakan setidaknya satu dari dua perasaan di atas, saya sarankan untuk berhenti dahulu untuk beberapa waktu. Menepilah sebentar dari hiruk-pikuk trading forex dan pergunakan waktu tersebut untuk mengevaluasi hasil trading forex Anda.
Ada kalanya Anda harus merevisi strategi forex Anda, atau setidaknya menemukan bahwa pasar memang sedang tidak sesuai bagi Anda untuk menerapkan strategi tersebut. Jika kondisi mental Anda sudah pulih, yaitu ketika tak lagi ada perasaan takut atau "dendam" karena telah loss, barulah Anda boleh kembali terjun ke pasar.
4. Cairkan keuntungan Anda
Apa tujuan Anda trading?
Tentu untuk memperoleh uang kan?
Maka petiklah buah kerja keras Anda itu.
Tariklah keuntungan dari akun trading Anda secara berkala, misalnya sebulan sekali.
Tariklah keuntungan tersebut jika balance Anda telah bertambah dari USD 10,000 menjadi USD 10,100; meskipun seandainya target bulanan Anda adalah USD 1,000.
Ada kalanya target Anda tidak tercapai.
Tidak apa-apa.
Nikmati saja dulu hasil jerih payah Anda tersebut. Belilah barang-barang yang telah lama Anda incar, atau pergunakan untuk mentraktir teman-teman Anda makan dan katakanlah dengan bangga, "Ini hasil trading gue!"🙂
Jika keuntungan itu tidak Anda ambil, dikhawatirkan Anda akan terlena ketika suatu saat transaksi Anda terseret oleh pasar. Ada kemungkinan Anda akan berpikir, "Ah, profit yang kemarin masih ada. Hajar lagi." Ini berbahaya!
Kesimpulan
Cukup banyak trader yang heran, mengapa keuntungan yang telah ia peroleh bisa raib dengan cepat. Selain faktor pasar, ternyata mereka seringkali mengabaikan empat poin yang telah dipaparkan dalam artikel ini. Mudah-mudahan, artikel ini bisa membantu Anda.
Selamat trading. 🙂