Tetap Untung Meski Harga Anjlok, Ekonomi Terpuruk Hingga Krisis?

TETAP UNTUNG MESKI HARGA ANJLOK, EKONOMI TERPURUK HINGGA KRISIS?

28 November 2014 in Blog - by Eko Trijuni

Judul artikel ini terkesan menjadi sesuatu yang mustahil atau bahkan banyak yang menyangsikan, "benarkah kita bisa mendapatkan keuntungan dari kondisi ekonomi yang buruk?"

Apalagi jika kita sebagai seorang usahawan atau pebisnis setiap mendengar kata kata ekonomi lesu, ekonomi buruk, krisis, resesi ekonomi atau apapun yang menggambarkan perekonomian tidak bagus pasti akan merasa terpukul karena efek dari ekonomi yang buruk biasanya daya beli masyarakat akan turun, sehingga harga-harga tidak stabil dan lain sebagaianya.

Gambaran-gambaran diatas benar adanya apabila kita terjun di bisnis konvensional yang selain terlalu banyak yang harus di urus seperti, gaji pegawai, tunjangan pegawai, strategi penjualan, pajak dan lain sebagainya terlalu kompleks kalau kita bicara bisnis konvensional.

Contoh kecil jika kita ingin membuka usaha rumah makan atau membuka toko. Banyak hal yang harus kita pikirkan,bukan?

Nah, kembali lagi ke judul di atas, kira-kira apakah ada bisnis yang bisa memberikan peluang mendapatkan keuntungan dari kondisi ekonomi yang sedang lesu atau terpuruk?

Jangan heran jika ada bisnis yang bisa memberikan peluang keuntungan meskipun kondisi ekonomi sedang lesu seperti ini.

Penasaran ingin tahu bisnis apa yang bisa memberikan peluang? Ikuti terus artikel ini sampai selesai.

Pernahkah Anda mendengar bisnis forex trading?

saya sudah tahu yang ada di benak Anda. Hanya ada dua hal yang ada di benak Anda saat ini, dan, ini sering saya temui di orang-orang yang tidak tahu atau belum pernah mendengar tentang forex trading dan orang-orang yang pernah trading namun mengalami kerugian.

Mau tidak mau, suka tidak suka, itulah realita yang muncul di masyarakat, khususnya poin kedua di mana sejumlah orang yang terjun ke dunia forex trading mengalami kerugian sehingga setiap kali mendengar kata trading forex — maka hal yang pertama kali terlintas adalah rugi.

Saya punya perumpaan seperti ini, katakan lah Anda baru saja membeli mobil baru, namun ternyata Anda belum bisa mengemudikannya atau mungkin belum terlalu mahir dalam mengemudi. Bisa juga Anda sudah mahir mengemudi, namun ketika mengendari mobil Anda tersebut, Anda seringkali ugal-ugalan dan kurang berhati-hati.

Menurut Anda, apa yang akan terjadi dengan mobil tersebut jika Anda mengendarainya dengan cara yang seperti itu?

Lambat laun, bisa dipastikan mobil Anda tersebut tidak akan semulus seperti pertama kali Anda membeli, bukan?

Bisa jadi cat-nya tergores, atau yang paling buruk terjadi mungkin mengalami kecelakaan yang mengakibatkan mobil Anda tersebut mengalami kerusakan yang parah.

Jika trading forex ini di gambarkan seperti mobil di atas, maka hasilnya pun sama. Di mana ketika Anda belum mengerti apa itu trading forex, bagaimana cara kerjanya, bagaimana teknik-tekniknya, bisa di pastikan Anda akan mengalami kerugian yang tidak pernah Anda inginkan.

Meskipun memang pada kenyataannya, rugi itu pasti ada, namun jika Anda mengetahui bagaimana cara mengelola kerugian tersebut — maka Anda bisa tetap konsisten menghasilkan uang dari trading forex.

Artinya, jika Anda mengalami loss atau rugi — bukan bisnis tradingnya yang salah, tapi pemahaman Anda mengenai trading lah yang masih kurang.

Kesalahan yang sering kali terjadi dan harus Anda rubah pertama kali yaitu mindset tentang trading forex. Banyak masyarakat yang melihat trading forex sebagai sebuah jalan cepat menjadi seorang jutawan, bahkan mungkin miliader. Selain itu, banyak juga yang menganggap bahwa trading forex itu sebuah investasi.

Dasar pemikiran ini yang harus di rubah terlebih dahulu. Pertama, trading bukan jalan pintas atau pintu doraemon untuk bisa menjadi jutawan atau miliader. Kedua, trading itu murni sebuah bisnis, bukan investasi. Di sini, Anda harus bisa membedakan terlebih dahulu antara mana yang investasi dan mana yang trading.

Investasi vs Trading

Investasi itu merupakan suatu aktivitas di mana Anda menanamkan sejumlah modal yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan dari investasi, yang paling umum dan mungkin lebih mudah di pahami adalah dari bunga.

Deposito — misalnya, yang mana investasi jenis ini biasanya dikelola oleh pihak ketiga. Artinya, Anda tidak turut serta dalam mengelola modal Anda.

Sementara dalam trading, keuntungan yang Anda dapatkan berasal dari aktivitas jual beli yang dilakukan. Di mana, Anda, sebagai pemilik modal lah yang aktif dalam proses jual beli tersebut.

Kemudian, jika dilihat dari sisi risiko. Untuk investasi, tingkat risikonya relative rendah. Sedangkan trading, risikonya lebih besar. Sehingga bisnis forex trading ini seringkali disebut dengan bisnis yang high risk - high return.

Dengan kata lain, bisnis forex ini memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan jenis investasi lainnya seperti saham dan deposito, namun memiliki tingkat keuntungan yang jauh lebih besar ketimbang jenis investasi lainnya.

Nah, yang menjadi menarik dari bisnis trading ini adalah sistem dan mekanisme keuntungannya yang dua arah. Artinya, Anda tetap bisa mendapatkan peluang keuntungan baik ketika harga naik ataupun turun.

  • Ilustrasi A). Ketika Anda menganalisis suatu harga akan naik, maka posisi yang Anda ambil adalah Buy (Beli). Misalnya, analisa harga Anda benar dan tepat, di mana harga ternyata naik. Ketika harga sudah naik di atas harga Buy Anda tadi, maka Anda bisa menutup posisi Buy tadi dengan Sell (Jual).
  • Ilustrasi B). Ketika Anda menganalisis suatu harga akan turun, maka posisi yang Anda ambil adalah;Sell (Jual). Misalnya, analisa harga Anda benar dan tepat, di mana harga ternyata turun. Ketika harga sudah turun di bawah harga Sell Anda tadi, maka Anda bisa menutup posisi Sell tadi dengan Buy (Beli).

Lalu dimana letak risikonya ketika Anda terjun di bisnis forex trading ini? Letak risiko dari trading forex ini ada apabila posisi yang Anda ambil ternyata berlawanan dengan pergerakan harga.

Misal, ketika Anda mengambil posisi Buy, maka harapan Anda tentu saja harga akan naik, bukan?

Namun ternyata harga tersebut bergerak turun ke bawah harga Anda Buy tadi. Maka, modal yang Anda gunakan untuk membuka posisi Buy tadi akan berkurang.

Untuk lebih jelasnya, kita buat perumpamaan seperti ini:

Anda Buy di harga 100. Ternyata harga bergerak turun ke angka 75.

Artinya, saat itu Anda mengalami potensi kerugian sebesar 25. Kenapa masih potensi? Karena di asumsikan Anda saat itu tidak langsung menutup posisi tersebut, sehingga belum bisa disebut Anda benar-benar merugi dari transaksi tersebut. Istilah lainnya, floating loss.

Lalu apabila harga naik ke 150, maka Anda memiliki potensi keuntungan sebesar 50. Ingat, baru potensi, karena Anda belum menutup posisi tersebut. Istilahnya, baru floating profit.

Kaitannya dengan risiko sendiri juga menjadi bagian yang menarik dari bisnis trading ini, di mana dengan trading, Anda sudah bisa mengantisipasi berapa kerugian yang siap Anda tanggung.

Sebagai contoh misalnya, Bapak Budi dan Bapak Agus sama-sama mengambil posisi Buy di harga 100. Bapak Budi hanya mau merisikoan modalnya sebesar 20 saja. Sementara Bapak Agus, di angka 50.

Apabila harga bergerak turun menjadi 60 kemudian bergerak naik kembali ke angka 110, maka Pak Budi akan mengalami kerugian sebesar 20 poin sesuai dengan risiko yang siap di tanggung olehnya.

Sedangkan Pak Agus justru mendapatkan keuntungan sebesar 10 poin karena beliau menempatkan risikonya di angka 50. Sehingga, sebelum Pak Agus ini terkena batasan risiko — harganya justru bergerak naik kembali ke angka 110. Mengingat tadi Pak Agus mengambil posisi Buy di angka 100, maka ketika harga saat itu berada di 110 dan beliau menutup posisi tersebut, Pak Agus mendapatkan keuntungan sebesar 10 poin.

Itulah gambaran mengenai bisnis trading dan kenapa trading forex lebih menguntungkan di tengah situas dan kondisi apapun, baik itu resesi, krisis atau apapun itu.