Resesi yang diprediksi akan terjadi di tahun 2023 disinyalir memiliki beberapa kemiripan dengan krisis di tahun 2008 silam. Bagaimana peluang yang bisa diambil trader di kondisi tersebut? Apa saja yang harus diwaspadai dalam trading emas jika resesi sungguh terjadi? Artikel berikut ini akan mengulasnya secara mendalam.
Pandemi Covid-19 saat ini nampak sudah mendekati ujung jalan, namun sepertinya ada hal lain yang membuat kita semua belum dapat bernapas lega. Saat ini, hampir seluruh dunia dihantui oleh kemungkinan resiko pelemahan ekonomi dan lonjakan inflasi. Ramalan serupa juga disampaikan oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), di mana keduanya meyakini bahwa beberapa negara akan jatuh ke jurang resesi di tahun 2023. Kondisi suram tersebut bisa diperparah lagi dengan serangan Rusia terhadap Ukraina yang terus berlangsung hingga saat ini. Perang tersebut menyebabkan harga komoditas meningkat, yang pastinya mempengaruhi inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Sontak hal tersebut membuat tahun 2023 dianggap akan membawa bencana baru dan memicu kekhawatiran di sektor ekonomi. Banyak kalangan menilai bahwa resesi di tahun 2023 nanti memiliki kemiripan dengan yang terjadi di tahun 2008. Benarkah demikian? Tidak ada salahnya jika kita mengulas sedikit mengenai kejadian tersebut.
Subprime Mortgage 2008/2009
Krisis ekonomi yang terjadi di sekitar tahun 2008 pada dasarnya dipicu oleh kredit rumah di Amerika Serikat yang membengkak sangat besar. Banyak masyarakat di Amerika Serikat yang tidak mampu untuk membayar tagihan kredit rumah mereka. Hal itu berdampak pada macetnya aliran dana di institusi keuangan seluruh dunia. Kala itu, industri kredit perbankan di Amerika Serikat tidak terlalu ketat dalam mengawasi kelayakan kredit penduduk Amerika. Sistem penyaringan nasabah dari perbankan tidak berjalan dengan optimal. Masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan tetap dan yang memiliki penghasilan minim diperbolehkan untuk mengajukan kredit rumah dengan mudah.
Alhasil, banyak masyarakat Amerika yang tidak sanggup membayar kredit mereka. Ketika kredit macet semakin banyak, industri perbankan di Amerika mengalami krisis likuiditas. Hal ini berdampak secara sistematik kepada hancurnya produk - produk investasi seperti reksadana yang merupakan jaminan hutang kredit rumah. Belum lagi banyak perusahaan asuransi di seluruh dunia yang tidak sanggup menanggung klaim asuransi yang melampaui kemampuan liquiditasnya. Semua kekacauan di industri keuangan ini berdampak pada kepanikan para investor bursa saham yang menarik dana mereka yang menyebabkan kejatuhan harga saham di seluruh dunia.
Krisis ini akhirnya menumbangkan sejumlah perusahaan seperti salah satunya Lehman Brothers. Krisis keuangan ini membuat ekonomi AS terkontraksi sebesar 0,34% pada tahun 2008 dan 3,07% pada tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi global juga menurun menjadi 2,8% pada tahun 2008 dari 5,42% pada tahun 2007. Bagaimana dengan dampak yang dialami Indonesia? Aksi jual membayangi pasar keuangan Indonesia saat itu di mana saham, mata uang, hingga obligasi jatuh. Sektor keuangan Indonesia terimbas besar karena derasnya arus modal ke luar (capital outflow).
Bencana atau Peluang dalam Trading Emas
Dari sudut pandang bisnis dan perdagangan, prediksi mengenai resesi 2023 tentu menjadi ancaman. Pandemi Covid-19 baru mereda namun hantaman berbeda seakan sudah menanti di depan mata. Di Indonesia sendiri dampaknya mulai terasa, diawali dengan beberapa perusahaan startup seperti Shopee Indonesia, Line Indonesia, dan Fabelio yang telah merampingkan karyawan mereka melalui PHK massal. Bukan tak mungkin, di beberapa waktu ke depan beberapa perusahaan lainnya akan ikut menyusul.
Dari sudut pandang peluang, bagi Anda yang paham akan investasi, resesi ini tentu membawa hembusan angin sejuk. Salah satu investor, usahawan dan penulis ternama Robert Kiyosaki menyampaikan dalam akun Twitter pribadinya mengenai peluang saat resesi. Menurutnya, melakukan trading emas dan trading perak adalah pilihan yang patut diambil untuk menyikapi prediksi resesi.
Mengapa trading emas? Untuk memahami alasannya mari kita menengok sejenak ke kondisi krisis 2008. Dalam grafik di bawah ini nampak harga emas melonjak jauh pasca resesi 2008 terjadi. Emas di tahun 2008 terbang dari sekitar $700 per troy ounce menuju $1900 per troy ounce di tahun 2011.
Sumber: tradingview.com ( 2008-2009 )
Di saat ketidakstabilan ekonomi, emas justru menunjukan performa meyakinkan dengan menyandang predikat sebagai salah satu safe haven atau aset aman terbaik. Bayangkan jika Anda melakukan trading emas dengan membeli di harga $700 per troy ounce dan menjual di harga $ 1900 per troy ounce, Anda mendapatkan potensi keuntungan sebesar $ 120.000 jika dengan menggunakan 1 lot. Resesi 2023 nanti, jika benar terjadi, bisa jadi mengulang kembali momentum yang serupa.
Jika Anda ingin memahami lebih dalam peluang dari trading emas, jangan ragu menghubungi FOREXimf.com yang menyediakan edukasi, trading tools dan support terbaik. Memanfaatkan resesi menjadi peluang melalui trading emas, inilah saatnya!