FOREXimf.com - Dalam analisa fundamental bagi sebagian trader pasti sudah tidak asing lagi dengan data ekonomi yang satu ini. Rilis datanya sangat ditunggu tunggu, karena bisa bikin cuan makin luber.
Namun, data ini juga dihindari sebagian trader karena bisa menyebabkan MC dalam sekejap mata. Data yang hanya rilis 1 bulan sekali di awal bulan setiap hari jumat. Penasaran data apa itu? yaitu data Non-Farm Payrolls atau yang sering disingkat NFP.
Data ini dirilis setiap bulan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (U.S. Bureau of Labor Statistics). Faktanya, kebanyakan trader hanya berfokus dalam analisa fundamental pada Forecast saat rilis data yang menjadi acuan para trader untuk bertransaksi.
Saat analisa fundamental, apakah trader pernah berfikir alasan kenapa rilis data NFP ini muncul dengan Forecast sekian dan bagus atau jelek. Kenapa bisa muncul perkiraaan bagus dan tidaknya data NFP tersebut? Dari mana cara menentukannya, dan apa saja faktor yang membentuk perkiraan tersebut? Banyak trader yang tidak tahu jika data NFP bisa diprediksi dari data-data ekonomi sebelumnya.
Bayangkan jika trader misalnya tahu alur dari penentuan data NFP, dijamin setiap rilisnya pasti trader tunggu. Karena dengan ini trader sudah tahu rilis data NFP hasilnya seperti apa, dan saat analisa fundamental tidak lagi terjebak dengan Forecast. Mau tahu data apa saja yang bisa membantu trader memprediksi data NFP? Inilah data-data yang bisa menjadi patokan untuk memprediksi rilis data NFP.
-
Data Job Quit Rate
Job Quit Rate Data. Ialah indikator yang mengukur persentase pekerja yang secara sukarela meninggalkan pekerjaan mereka dalam suatu periode waktu tertentu. Tingkat ini diukur sebagai persentase dari total angkatan kerja. Jika Job Quit Rate meningkat, hal itu dapat diartikan sebagai indikasi bahwa pekerja merasa lebih percaya diri dalam mencari pekerjaan baru, atau meninggalkan pekerjaan mereka untuk kesempatan yang lebih baik.
Peningkatan Job Quit Rate sering dianggap sebagai tanda kepercayaan pekerja terhadap pasar tenaga kerja dan dapat mencerminkan kondisi ekonomi yang kuat. Artinya jika data ini semakin tinggi hasilnya maka ke depan data NFP bisa diperkirakan bagus.
-
Data Challenger Job-Cuts
Ada data Challenger Job-Cuts, Data ini mencakup informasi tentang jumlah pemotongan pekerjaan yang diumumkan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat dalam suatu periode waktu tertentu, alias yang terkena PHK. Challenger Job-Cuts memberikan gambaran tentang tren pemotongan pekerjaan di sektor swasta.
Jika angka ini meningkat, itu bisa diartikan sebagai indikator adanya tekanan atau ketidakpastian di dalam ekonomi. Sebaliknya, penurunan dalam Challenger Job-Cuts dapat dianggap sebagai sinyal positif, menunjukkan kestabilan atau pertumbuhan di pasar tenaga kerja. Artinya jika data ini semakin tinggi, maka data NFP diperkirakan bisa tidak bagus.
Nah pertanyaannya adalah jika misalnya data Job Quit Rate dan data Challenger Job-Cuts saling bertentangan bagaimana? Apa masih bisa memperkirakan bagus tidaknya hasil data NFP? Tenang masih ada satu lagi data yang harus trader perhatikan yaitu:
Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS)
JOLTS adalah survei yang dilakukan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat Yang menyediakan informasi tentang jumlah pekerjaan yang terbuka, pemecatan dan pengunduran diri di pasar tenaga kerja AS. Angka JOLTS Job Openings saat analisa fundamental memberikan gambaran tentang tingkat permintaan tenaga kerja oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.
Jika jumlah pekerjaan yang terbuka meningkat, itu dapat dianggap sebagai indikasi pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan perusahaan untuk merekrut lebih banyak pekerja. Sebaliknya, penurunan jumlah pekerjaan yang terbuka dapat mencerminkan perlambatan ekonomi atau ketidakpastian di pasar tenaga kerja.
JOLTS Job Openings dapat mempengaruhi sentimen pasar dan kebijakan moneter, terutama ketika dihubungkan dengan data Non-Farm Payrolls (NFP). Angka yang lebih tinggi dari perkiraan dapat memberikan dukungan bagi mata uang USD, sementara angka yang lebih rendah dari perkiraan dapat memiliki dampak sebaliknya. Nah, dapat disimpulkan jika hasil data JOLTS semakin tinggi maka data NFP saat rilis akan bagus.
Perlu diketahui juga bahwa data JOLTS lebih berpengaruh dari data Job Quit Rate dan Challenger Job-Cuts. Sekarang sudah paham kan ada 3 data yang bisa trader amati untuk bisa memperkirakan hasil data NFP. Baik sekarang kita ambil contoh kasus agar trader bisa lebih paham’
- Kasus pertama. Jika misalnya Job Quit Rate turun, Challenger Job-Cuts naik, dan hasil data JOLTS bagus. maka kesimpulannya apa? Bisa diperkirakan data NFP bagus, karena lapangan pekerjaan yang tersedia masih besar.
Dari kombinasi ini, meskipun ada peningkatan dalam jumlah pemotongan pekerjaan oleh perusahaan (Challenger Job-Cuts), stabilnya tingkat pekerja yang keluar dari pekerjaan mereka (Job Quit Rate yang turun) dan banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia (hasil data JOLTS yang bagus) menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih relatif sehat.
Oleh karena itu, harapan akan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang positif dalam data NFP dapat menjadi suatu kemungkinan, yang pada gilirannya dapat berdampak positif pada sentimen pasar dan nilai tukar mata uang.
- Kasus kedua. Job Quit Rate naik Challenger Job-Cuts turun, dan hasil data JOLTS Jelek. maka kesimpulannya? Bisa diperkirakan hasil data NFP jelek. karena lapangan pekerjaan yang tersedia jadi sedikit.
Dari kombinasi ini, meskipun ada penurunan dalam jumlah pemotongan pekerjaan oleh perusahaan (Challenger Job-Cuts yang turun), kenaikan Job Quit Rate dan hasil data JOLTS yang buruk menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam lapangan kerja.
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja sedang mengalami tekanan, yang dapat mengarah pada pertumbuhan lapangan pekerjaan yang lebih rendah dalam data NFP. Dengan demikian, harapan akan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang positif mungkin akan terhambat, yang dapat berdampak negatif pada sentimen pasar dan nilai tukar mata uang.
- Kasus ketiga. Satu lagi nih, kalo Job Quit Rate turun Challenger Job-Cuts turun, dan hasil data JOLTS Jelek. maka kesimpulannya? Maka data NFP bisa dikatakan tetap, Jelek.
Dari kombinasi ini, meskipun ada tanda-tanda positif seperti penurunan dalam jumlah pekerja yang meninggalkan pekerjaan dan penurunan Challenger Job-Cuts, namun hasil data JOLTS yang buruk menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih berada dalam tekanan.
Keterbatasan atau penurunan lapangan pekerjaan yang tersedia dapat menghambat pertumbuhan lapangan pekerjaan dalam data NFP. Oleh karena itu, meskipun ada beberapa indikasi positif, keseluruhan gambaran menunjukkan adanya tantangan dalam pemulihan ekonomi dan pasar tenaga kerja, yang dapat berdampak negatif pada sentimen pasar dan nilai tukar mata uang.
Dengan memperhatikan ketiga data ini saat analisa fundamental, trader dapat memiliki gambaran yang lebih jelas tentang arah yang mungkin diambil oleh data NFP. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang data NFP dalam analisa fundamental seperti ini dapat menjadi kunci keberhasilan dalam trading.
Mau punya Insight fundamental yang dibedah secara mendalam dari sumber sumber yang terpercaya dan disajikan secara simple dan mudah dimengerti? Join Grup Telegram VIP FOREXimf sekarang juga!