Saat kita akan melakukan transaksi mengambil posisi buy atau sell dalam trading forex, langkah yang tidak boleh kita lupakan yaitu menentukan batasan risiko kita. Batasan risiko tersebut umumnya lebih dikenal dengan level stop loss.
Sayangnya, tidak semua trader melakukan hal ini, apalagi trader pemula -- cukup banyak yang mengungkapkan hal seperti ini; Seandainya tadi saya tidak pasang stop loss, pasti sekarang saya sudah profit."
Alasan para trader pemula ini tidak memasang stop loss karena seringkali mengalami kondisi harga yang menyentuh stop loss namun kemudian harga tersebut berbalik arah. Singkatnya, "mencolek" level stop-loss.
Satu hal yang harus diperhatikan, forex trading itu murni bisnis yang berisiko tinggi, bahkan paling tinggi. Jadi jangan sekali-kali saat Anda trading -- Anda tidak menentukan batasan risikonya.
Nantinya bukan keuntung yang akan Anda dapatkan, melainkan modal yang Anda investasikan akan hilang dalam sekejap karena terkena margin call. Artinya, dalam trading forex ini menentukan stop loss adalah hal yang jauh lebih penting dibanding menentukan target profit.
Cara menentukan level stop loss yang baik dan aman
Untuk menentukan stop loss atau batasan kerugian tergantung dari sistem trading yang Anda gunakan. Biasanya stop loss ada yang disebut Close Point dan Far Point. Apa itu?
Far Point adalah suatu teknik penempatan stop loss yang digunakan ketika harga bergerak menembus resistance di mana trader akan menempatkan stop loss di bawah support level. Sedangkan Close Point adalah teknik penempatan stop-loss yang digunakan ketika harga bergerak menembus resistance di mana trader akan menempatkan stop loss di atas support level.
Contoh:
Misalnya Anda mengambil posisi sell saat break support. Maka Anda akan menempatkan stop loss secara far point yaitu menempatkan stop loss beberapa point diatas level resistance.
Perlu diingat juga, saat menentukan level stop loss -- Anda juga harus mengetahui faktor-faktor penting apa saja yang harus diperhatikan untuk menentukan stop loss. Berikut diantaranya:
1. Gunakan time frame yang lebih besar
Perbesar time frame dari grafik, lalu lihat kemana arah trend harga saat itu?
Jika Anda trading mengikuti arah trend, akan jauh lebih aman menggunakan Far Point. Namun apabila Anda ingin melawan trend, maka Anda perlu menempatkan stop loss secara Close Point agar lebih aman.
2. Perhatikan break pertama
Anda mungkin sering mengalami kejadian false break resistance atau support lebih dari sekali. Sering kali terjadi bahwa harga membuat false break sebelum terjadi break yang sebenarnya. Jika kejadian break tersebut terjadi untuk pertama kali, maka penentuan stop loss akan lebih bijak menggunakan teknik Close Point.
Akan tetapi jika break yang kedua kalinya ada kemungkinan besar bahwa harga akan terus bergerak melewati resistance atau support. Meskipun akan mengalami koreksi sementara waktu, untuk kejadian seperti ini menentukan stop loss dengan cara Far Point akan lebih bijak diterapkan.
Pelajari selengkapnya:
3. Menentukan take profit point
Sebenarnya, cara menentukan stop loss ini tergantung dari sistem trading yang Anda gunakan. Jika Anda percaya diri menempatkan level take profit, Anda bisa menghitung level stop loss dengan menggunakan risk-reward ratio di mana ratio yang bagus adalah 1 : 2.
Hal ini bisa digunakan sebagai acuan. Misalnya ketika Anda ingin mendapatkan profit 50 pips, maka batasan resiko Anda seharusnya 25 pips.
Dengan risk dan reward ratio seperti itu Anda tidak perlu mencari sistem trading yang 90 % akurat atau profitable karena dengan tingkat "akurasi" 60% saja Anda masih bisa profit.
Itulah beberapa hal yang harus kita perhatikan saat menentukan stop loss.
Quick tips
Untuk meminimalisir kerugian, ambillah posisi saat harga mendekati area support atau resistance. Jangan buka posisi saat harga masih ditengah diantara area support dan resistance. Meski terlihat secara visual pergerakan harga cukup cepat, tetap sabarlah menunggu saat yang tepat untuk menembak sasaran yang akan kita bidik.