Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada banyak mata uang di dunia ini? Apakah hubungan mata uang yang bermacam – macam jenisnya dengan bisnis trading forex? Lalu, mungkinkah seluruh dunia hanya menggunakan satu saja mata uang di dunia? Apabila mungkin hal itu bisa terjadi, bagaimana efek atau dampaknya terhadap dunia trading forex? Mari simak pembahasannya di artikel kali ini.
Apakah pernah terlintas di benak kalian, apa yang menyebabkan banyaknya mata uang di dunia? Apa benefit perbedaan uang di setiap negara? Jika Anda sedang jalan – jalan atau liburan ke luar negeri, misalnya ke Malaysia, Anda tentu hanya bisa membeli barang di sana dengan menggunakan mata uang Ringgit. Lembaran Rupiah Anda tidak diterima di sana. Begitu pula ketika Anda sedang transit penerbangan di Singapura. Untuk membeli makanan di sana Anda wajib mengantongi uang dollar Singapura. Secara geografis sebetulnya Indonesia, Singapura, lalu Malaysia punya jarak berdekatan tetapi transaksi yang dilakukan tidak bisa menggunakan uang yang sama. Apa sebetulnya penyebab mata uang tersebut di dunia harus berlainan? Dan apakah memungkinkan apabila semua negara di jagad raya ini menggunakan satu mata uang seragam?
Sebelum menjawab deretan pertanyaan di atas, kita lihat saja terlebih dahulu kondisi ekonomi Indonesia dibandingkan dengan beberapa negara lainnya. Faktor yang menjadi sorotan kali ini adalah pertumbuhan GDP atau yang bisa di sebut Gross Domestic Product alias Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi, dan GDP per kapita.
Sumber data: tradingeconomics.com
Jika ditelisik lebih jauh, setiap negara yang disebutkan di atas kondisi ekonominya berbeda – beda. Ada negara yang punya inflasi tinggi sekali seperti Argentina, ada punya juga inflasi sangat rendah seperti China, Jepang, dan Arab Saudi. Ada negara yang masih sedang berkembang dan ada pula negara yang ekonominya sudah cukup maju. Dari hal – hal tersebut itulah, Anda dapat mengetahui bahwa pada hakekatnya kondisi setiap negara itu sangatlah beragam. Nah, masalah – masalah ekonomi yang beraneka ragam itulah yang membutuhkan solusi dan kebijakan ekonomi spesifik masing - masing. Bahkan sering terjadi juga masalah ekonomi antar dua negara itu bertolak belakang, dan membutuhkan solusi kebijakan ekonomi yang juga saling bertolak belakang. Kalau diibaratkan bisa seperti dua orang pasien sedang sakit dimana yang satu mengalami penyakit tekanan darah tinggi, dan satu lagi mengalami penyakit tekanan darah rendah. Pastinya obat dan penanganan yang dibutuhkan akan berbeda, bukan?
Lalu Apa Hubungannya Dengan Mata Uang Setiap Negara?
Apa yang sebenarnya menjadi pembeda antara rupiah Indonesia dengan dolar Singapura? Fungsi keduanya pastilah sama, yakni untuk dapat melakukan bertransaksi atau sebagai alat tukar yang sah di negaranya masing-masing. Lalu dapat dipakai juga untuk penimbun kekayaan. Tetapi hal yang membedakannya adalah institusi atau pihak yang punya kuasa untuk membuat kebijakan ekonomi. Uang Rupiah diterbitkan oleh bank sentral Indonesia yakni Bank Indonesia, sementara Dolar Singapura dikeluarkan oleh bank sentral Singapura yakni Otoritas Moneter Singapura atau yang biasa juga di sebut Monetary Authority of Singapore.
Dengan kata lain, pihak – pihak yang memiliki izin untuk melakukan penerbitan mata uang adalah otoritas yang dapat membuat dan menjalankan kebijakan moneter ketika suatu masalah ekonomi muncul. Contoh masalah ekonomi yang biasanya sering terjadi adalah sebagai berikut: suatu negara mengalami tingkat inflasi yang tinggi, sehingga harga barang - barang dan jasa pada umumnya naik dengan sangat drastis dan berlangsung dengan lama. Biasanya solusi dari inflasi adalah membatasi anggaran yang dikeluarkan pemerintah, mempermudah keran impor agar jumlah barang yang beredar di pasaran meningkat, atau menaikkan tarif pajak korporat dan rumah tangga. Kejadian nyata yang pernah terjadi adalah hiperinflasi yang terjadi di Venezuela.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Kondisi Ekonomi Suatu Negara Bermasalah?
Bank sentral sebagai pihak yang mengeluarkan mata uang dapat mengambil beberapa kebijakan moneter yang contohnya adalah menaikkan tingkat suku bunga. Dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga inilah, masyarakat dapat lebih berperan aktif untuk melakukan kegiatan menabung dan berinvestasi sehingga percepatan uang beredar dapat diredam. Alhasil, tingkat inflasi yang terlalu tinggi juga bisa berangsur-angsur turun. Dan sebaliknya begitu juga jika suatu negara mengalami deflasi, yakni suatu keadaan di mana harga suatu barang dan jasa terus-menerus turun dalam kurun waktu yang cepat. Kondisi tersebut sangatlah berbahaya karena dapat memicu perusahaan-perusahaan bangkrut, tingginya angka pengangguran, dan akhirnya daya beli masyarakat menurun. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh bank sentral jika hal tersebut terjadi untuk mengatasi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang diturunkan diharapkan dapat meningkatkan keberanian para pengusaha untuk kembali membuka usaha dan menyerap tenaga kerja sehingga meningkatkan jumlah penjualan. Dengan demikian, bahaya deflasi bisa diatasi dan tingkat inflasi bisa kembali normal lagi.
Lalu Bagaimana Jika Mata Uang di Dunia Hanya Ada Satu?
Jika hanya ada satu mata uang di dunia, maka proses yang merepotkan dalam menukar mata uang ketika contohnya jalan – jalan ke luar negeri sudah tentu tidak akan terjadi. Keuntungan berikutnya jika mata uang tunggal itu nyata terjadi adalah negara yang mengalami hiperinflasi seperti Venezuela kemungkinan besar akan berubah status menjadi negara yang stabil kembali. Hal tersebut dapat terjadi karena negara yang lebih stabil akan meringankan beban negara yang sedang dilanda krisis.
Namun demikian bukan hanya pengaruh positif yang akan muncul jika hanya satu mata uang di dunia, tetapi juga dampak negatif. Dengan berlakunya mata uang tunggal maka tentunya setiap negara bisa jadi kehilangan kekuatan untuk menentukan kebijakan moneter dalam menyelesaikan masalah ekonomi di negaranya masing-masing. Coba Anda bayangkan apabila seluruh mata uang Asia Tenggara itu hanya satu, sama seperti Euro di Eropa. Kemudian katakanlah Indonesia sedang mengalami deflasi, sementara negara tetangga misalnya Vietnam justru sedang mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi. Pastinya, bank sentral yang menerbitkan mata uang untuk seluruh Asia Tenggara akan kesulitan. Jika ia menurunkun suku bunga, artinya bank sentral ini menolong ekonomi Indonesia namun pada saat bersamaan ia memberikan kemalangan bagi ekonomi Vietnam. Di sisi lain, kalau kebijakan yang diambil itu adalah dengan cara menaikkan suku bunga, maka ekonomi Vietnam bisa tertolong tapi Indonesia bakal terjerembab ke dalam deflasi yang semakin parah.
Kasus Nyata di Eropa, Benua dengan Mata Uang Tunggal
Sebelum berubah menjadi Euro, negara-negara di Eropa mempunyai mata uangnya masing-masing. Misalnya mata uang Italia adalah Lira, mata uang Perancis adalah Franc, mata uang Belanda adalah Gulden, dan seterusnya. Pada tahun 1999, sebagian besar negara di Eropa ini sepakat untuk memakai satu mata uang yang sama yaitu Euro. Tujuannya adalah untuk menghapuskan tarif perdagangan sehingga timbul kepraktisan ketika bertransaksi antar negara di Eropa, sekaligus mempererat hubungan dagang dan investasi antar negara-negara di Eropa. Namun jangan salah, untuk mencapai tujuan tersebut ada hal yang dikorbankan. Mereka harus melepaskan kewenangan negaranya dalam mengatur jumlah uang yang beredar dan tidak lagi berkuasa untuk mengambil kebijakan moneter secara mandiri.
Pada dasarnya menyatukan mata uang bagi beberapa negara bisa jadi hal yang positif jika kondisi ekonomi antar negara-negara terkait itu tidak berbeda jauh. Hal ini sendiri tercermin dari kondisi di Eropa, di mana setelah Euro diberlakukan memang memberikan hasil cukup positif bagi kemajuan ekonomi di benua tersebut. Keadaan ini berlangsung sampai krisis finansial mencuat di tahun 2008. Kala itu ada beberapa negara di Eropa yang sulit untuk bangkit dari krisisnya karena kewalahan dalam mengontrol tingkat inflasi dan deflasi di negaranya. Negara tersebut antara lain Yunani, Italia, dan Spanyol. Tahun 1947, adalah awal ketika permasalahan ekonomi terjadi di Yunani, namun perlahan – lahan dan semakin terasa di tahun 2008 di mana arus perputaran uang di Yunani tidak seimbang dengan negara-negara tetangganya. Bahkan Yunani hingga kini masih terlilit hutang sangat hebat. Saat krisis terjadi, sempat ada agenda serius untuk memisahkan Yunani dari Uni Eropa atau Zona Eropa agar krisis di negara itu bisa pulih secara mandiri dengan melibatkan mata uang mereka sendiri. Dengan tetap menggunakan mata uang Euro, nilai hutang negara Yunani akan semakin bertambah karena bond yield obligasi Eropa cenderung terus naik. Nah, setelah mendalami peristiwa ini, Anda tentunya sudah semakin paham alasan kenapa mata uang di tiap negara dibeda-bedakan.
Jadi, Satu Mata Uang di Dunia itu Baik atau Buruk?
Dari pemaparan yang sudah saya sebutkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa menggunakan satu mata uang untuk seluruh negara di dunia rupanya sangat sulit. Pertama, hanya bank sentral masing-masing negara yang bisa menyelesaikan isu ekonomi yang terjadi di sebuah negara. Kedua, setiap negara memiliki perkara ekonomi yang bermacam-macam, sehingga solusi penanganannya tidaklah sama. Ketiga, jika mata uang beberapa negara dipersatukan maka bank sentral negara tersebut tidak lagi memiliki kuasa untuk memutuskan kebijakan moneter secara mandiri. Keempat, andaikata mempersatukan mata uang beberapa negara hendak dilakukan pun maka kondisi ekonomi antar negara sebaiknya memiliki kemiripan satu sama lain. Jika hal itu terwujud, tentu transaksi yang lebih ringkas dan efisien bisa terjadi, sehingga volume perdagangan dan investasi antar negara jadi semakin aktif dan cepat.
Dampak dari Perbedaan Mata Uang Dunia Bagi Para Trader Forex
Jika mata uang di seluruh dunia hanya ada satu, hal itu akan berdampak buruk pada dunia trading forex. Apabila terjadi, para pelaku pasar yang bisa di katakan trader forex, tidak dapat lagi melakukan transaksi trading seperti dolar new zealand, yen, swiss franc, euro dll
Bagi kalian yang masih awam dan bisa dikatakan newbie di bisnis ini, sebagai catatan bahwa forex itu singkatan dari foreign exchange atau bisa kalian sebut valas atau valuta asing yang artinya kegiatan jual beli mata uang asing. Misalnya kalau Anda bepergian ke Perancis atau negara lainnya, pastinya Anda harus memiliki mata uang negara bersangkutan untuk bertransaksi. Keuntungan terjadi ketika ada pertukaran mata uang. Bagi seorang pelaku pasar atau bisa disebut spekulan atau trader forex, untuk mendapatkan keuntungan, menjadi sebuah harga mati untuk mengamati perkembangan pasar uang dan melakukan analisa dari sesuatu yang mempengaruhi mata uang dari berbagai faktor.
Awalnya, aktivitas trading forex hanya dapat dilakukan kalangan khusus, seperti bank, institusi keuangan, perusahaan komersial, dan sekumpulan grup kaya raya. Dari aktivitas tersebut mereka memiliki tujuan untuk kebutuhan perdagangan mereka, berinvestasi, melunasi hutang mereka, ataupun sebagai hedging karena saat itu modal untuk melakukan trading forex sangatlah besar sekali.
Di zaman sekarang, di mana teknologi sudah semakin berkembang, dengan internet yang sudah mendunia, trading forex dapat dilakukan dengan mudah oleh siapapun dengan modal lebih kecil. Trading forex sudah tidak perlu dengan aktivitas fisik, namun memungkinkan berjalan secara online. Dahulu pihak perbankan merupakan perantaranya, dan para trader melakukannya dengan menelepon ke bank tersebut. Saat ini hanya media internet saja sudah dapat melakukan transaksi. Belum lagi saat ini kehadiran aplikasi lebih memudahkan para trader.
Penghasilan seorang pelaku pasar atau bisa dikatakan trader berasal dari munculnya selisih saat transaksi terjadi. Contohnya, Anda membeli euro saat nilainya masih rendah, kemudian saat menguat Anda bisa jual kembali lalu menghasilkan profit. Namun, sebagai informasi, trading forex ini sebenarnya adalah kontrak dari mata uang tersebut. Ketika harga naik, Anda dapat memutuskan mengambil kontrak naik yakni buy dan ketika harga bergerak turun Anda memutuskan mengambil kontrak turun yaitu sell. Pergerakan harga salah satunya dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap kondisi ekonomi negara itu di pasar fisik.
Semakin banyak produk trading forex, Anda memiliki banyak pilihan untuk mencari peluang trading agar menghasilkan profit. Bayangkan jika dalam satu hari terdapat beberapa data ekonomi yang akan dirilis seperti contoh di bawah ini:
Sumber : forexfactory.com
Data ekonomi terutama dari Amerika Serikat atau yang melibatkan dolar AS umumnya kerap diperhatikan oleh trader forex. Ini disebabkan karena AS adalah negara adidaya dan dolar AS dinilai penting dalam kancah perdagangan global. Kondisi gejolak politik, data – data ekonomi lalu kebijakan ekonomi, pastinya selalu mempengaruhi pergerakan. Ketika data ekonomi dirilis, pair yang ditradingkan dengan dolar AS sangat mudah mengalami momentum naik atau momentum turun sekitar 400-500 pips dalam waktu singkat. Dengan kata lain, ketika momentum itu ada, volume perdagangannya meningkat dari biasanya. Ketika volume transaksi meningkat inilah yang digunakan dasar bagi trader forex untuk mengambil keuntungan.
Melihat daftar rilisan data ekonomi dari Forex Factory di atas, para trader forex akan dimanjakan dengan beberapa peluang trading. Jika satu kesempatan terlewat, masih ada kesempatan lain menanti. Sebagai contoh, ada peluang yang bisa Anda raih ketika Anda melakukan trade di GBPUSD pasca bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunganya terkait dengan inflasi yang tinggi. Seketika itu juga, dollar AS mengalami penguatan sehingga harga bergerak turun lebih dalam.
Dalam tiga hari, Anda dapat melihat bahwa harga bergerak dari kisaran 1,13000 ke kisaran 1,04000, alias turun sekitar 9000 pips. Jika Anda mengambil posisi trading forex sell sebesar 1 lot saat itu maka profit yang dihasilkan adalah sebesar $9000 atau sekitar Rp126.000.000. Sebuah potensi keuntungan yang menarik dari pasar forex, bukan? Itulah mengapa orang berbondong-bondong memanfaatkan pergerakan market forex untuk trading, dan kini Anda pun bisa ambil bagian seperti mereka.
Untuk pemula yang baru pertama kali mengenal trading forex, jangan kuatir. Pembelajaran trading forex di FOREXimf.com tersedia untuk semua kalangan, termasuk newbie sekalipun. Jangan sungkan juga untuk mencoba dahulu demo account di FOREXimf.com. Nantinya jika Anda bergabung maka Anda juga akan mendapat konsultasi gratis terkait trading forex dan analisa forex dari tim market analysis FOREXimf.com.