Beberapa pelaku pasar kehilangan profit dari trading mereka dan bahkan mengalami loss di akun mereka gara-gara bersikeras mengambil posisi jual di "atas" atau mengambil posisi buy di "bawah". Kebiasaan seperti ini memang tidak membuat trader serta merta mundur dari bisnis trading, tapi ini merupakan hal yang terlalu sering terjadi di kalangan trader. Memang patut diakui bahwa sangat menarik untuk ambil posisi di top dan bottom ketika trading. Rasio risk-to-reward yang menjanjikan saja sudah cukup memikat bagi trader, apalagi kalau peluang tersebut didukung oleh level support atau resistance kunci.
Sayangnya, banyak trader memilih top dan bottom bukan karena alasan fundamental dan teknikal, tetapi untuk kepuasan mereka karena merasa diri benar. Tentu ada kebanggaan sendiri ketika trader dapat memberitahu teman-teman mereka bahwa mereka melakukan jual di bagian atas atau mengambil posisi buy di bagian bawah ketika terjadi pergerakan yang kuat. Entry di top dan bottom memang menghadirkan risk-to-reward ratio yang baik, namun tidak berarti kita sebagai trader harus entry di setiap kesempatan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika mencoba entry di bottom dan top.
-
Semakin Sering Entry, Anda Semakin Tidak Mendapatkan Top Atau Bottom
Tanyakan kepada trader pro mana pun yang Anda kenal dan jawabannya pasti akan mirip-mirip: bahwa masuk ke pasar untuk memanfaatkan harga top atau bottom itu seperti menangkap pisau yang jatuh, atau bagaikan berdiri di depan truk yang melaju kencang. Kalau dipikir-pikir, mereka biasanya berakhir dengan hasil berdarah atau akun trading forex nya mengalami loss. Jika didasarkan penjelasan bahwa ada kemungkinan besar berada di level support dan resistance kunci, itu masih lebih baik namun biasanya mereka entry tanpa mempedulikan hal tersebut. Selain itu, faktor lain yang mendorong tren (seperti sentimen, fundamental, dll.) tetap harus diperhatikan sebelum Anda yakin bahwa pair yang Anda tradingkan ini membentuk top atau bottom.
-
Ingin Merasa Diri Benar adalah Tanda dari Risk Management yang Buruk
Mencoba memprediksi pembalikan bisa jadi sulit, terutama karena Anda tahu di alam bawah sadar bahwa Anda akan melawan arus. Dalam perdagangan countertrend, seorang trader cenderung bisa keliru memperkirakan retracement pada time frame jangka panjang sebagai reversal pada time frame jangka pendek. Kebiasaan yang juga tak kalah berbahaya adalah memiliki pola pikir bahwa ia bisa dengan pasti menebak di mana pasar akan berbalik. Mindset ini membuat trader menyimpang dari trading plan mereka. Mereka malah memasang stop loss yang lebih ketat dari biasanya, dan gagal menciptakan profit.
-
Perdagangan Countertrend Membutuhkan Pengalaman
Meskipun ada beberapa contoh ketika analisa fundamental dan teknikal mengisyaratkan pembalikan, tidak akan pernah ada yang bisa mengetahui dengan PASTI di mana pasar akan berbalik. Sebagai trader Anda perlu memastikan adanya potensi reversal, sehingga akun Anda tidak akan tersakiti dalam jangka panjang. Inilah sebabnya kenapa trader-trader berpengalaman tidak memilih top atau bottom. Trading counter trend hanya cocok untuk mereka yang sudah punya jam terbang tinggi, namun demikian trader-trader yang pro tetap akan memberi saran bahwa 90% trading haruslah mengikuti trend. Jika trader sudah mengantongi cukup banyak pengalaman dan berbekal riset yang baik, entry di top dan bottom sebenarnya adalah teknik trading yang bagus. Hanya saja, jangan lupa untuk mempraktekkan manajemen risiko yang tepat dan berikan kelonggaran yang cukup pada trading Anda seandainya pasar berbalik sedikit lebih jauh dari titik balik yang Anda prediksi.