FOREXimf.com - Hai, para pejuang cuan di dunia forex! Pernah denger istilah "margin call"? Kamu penasaran apa itu margin call? Atau kamu justru pernah ngalamin?
Kalau belum, selamat ya, berarti masih aman sentosa. Tapi kalau udah pernah denger dan malah ngalamin sendiri… turut berduka cita deh.
Nah, tulisan ini khusus buat kamu, baik yang masih newbie banget, atau yang udah “agak” pro, atau ngaku-ngaku pro tapi masih sering deg-degan karena takut disamperin sama si margin call ini.
Kita bahas enteng-enteng aja ya… santai, kayak lagi ngobrol di angkringan aja, tapi tetap berisi, ya!
What Is “Margin Call”?
Jadi, apa itu margin call sebenarnya?
Gini deh, misalnya kamu lagi trading forex. Kamu butuh modal untuk melakukan tiap transaksi jual atau beli mata uangnya, kan? Nah, duit untuk modal itulah yang disebut margin.
Tapi, ada syaratnya dong. Broker bakal perlu supaya kamu jamin transaksi kamu dengan menjaga "persentase margin" tertentu. Persentase ini biasanya disebut "margin requirement" untuk transaksi per lot-nya dan itu bergantung sama "leverage" yang ditentuin sama broker kamu.
Misalnya, leverage 1:500. Artinya, kamu cukup punya uang sebesar 1/500 atau 0,2% aja dari “nilai transaksi” untuk bisa membuka posisi.
FYI, “nilai transaksi” dalam trading forex itu biasanya seratus ribu dolar. Jadi kalau kita mengacu pada konsep leverage di atas, artinya kamu cuma butuh modal $200 doang untuk transaksi senilai seratus ribu dolar. Keren banget, kan? Modal kecil, bisa transaksi gede. Tapi… ingat, ada tapi-nya!
Nah, margin call ini muncul kalau persentase margin kamu jatuh di bawah level yang ditentukan broker. Artinya, modal kamu yang udah disetor itu udah gak cukup lagi buat menutupi potensi kerugian transaksi kamu. Bayangin, kamu kayak lagi punya hutang, tapi hutang kamu makin membengkak dan kamu terancam nggak bisa bayar! Serem, kan?
Kenapa “Margin Call” Bisa Terjadi?
Faktor-faktornya macam-macam sih, tapi di antara banyak faktor itu antara lain adalah:
Pergerakan Pasar yang Berlawanan Dengan Transaksi Kita
Ini yang paling sering bikin panik. Bayangin kamu beli mata uang tertentu, berharap harganya naik. Eh, malah jeblok! Nilai transaksi kamu turun drastis, margin kamu menipis, dan… ting! Margin call muncul. Rasanya kayak lagi di roller coaster yang tiba-tiba remnya blong atau relnya putus….
Leverage Terlalu Tinggi
Leverage tinggi memang menggiurkan, soalnya makin gede leverage, artinya modal yang kita butuhin untuk transaksi jadinya makin kecil. Tapi eh tapi… ingat ya Sob: risikonya juga tinggi banget!
Kok bisa?
Celakanya, privilege yang didapat karena leverage ini justru memancing trader untuk trading lebih banyak dan lebih sering. Mentang-mentang “murah”. Mereka lupa kalau risiko loss yang mengintai secara otomatis akan lebih gede juga. Ini, biar kamu tau ya, adalah salah satu dosa besar trader yang namanya OVERTRADE.
Kalau pasar bergerak melawan arah prediksi kamu, kerugian bisa membengkak dengan cepat, dan margin call pun siap menyapa. Jadi, jangan terlalu rakus ya, Kawan! BAHAYA!
Kurangnya Manajemen Risiko
Ini penting pake banget!
Banyak – koreksi: hampir semua! – trader pemula mengabaikan manajemen risiko. Mereka asal masuk pasar tanpa batasan Stop Loss (SL) yang jelas.
Padahal, kamu tahu nggak, yang namanya Stop Loss itu ibarat "sabuk pengaman" kamu di dunia trading. Kalau pasar bergerak melawan kamu, SL akan otomatis menutup posisi kamu, membatasi kerugian. Ngelindungin modal kamu dari kerugian yang lebih besar lagi.
Kebanyakan trader (again: pemula) nggak mau pakai SL dengan berbagai macam alasan dan pembenaran. Katanya, “Pengaman saya ada di sini Bos!” sambil menunjukkan jarinya di mouse. Maksudnya, kalau harga bergerak melawan transaksinya, dia akan siap-siap cut loss.
Masuk akal? Iya, saya dulu juga mikirnya gitu, sampai satu saat ada berita mendadak yang bikin pasar forex bergoyang hebat. Baru aja pasang posisi buy, nggak ada angin nggak ada hujan harga terjun bebas dan sialnya… saya lagi di WC! Ujungnya tau kan? Apa lagi kalau bukan… margin call! Akun trading saya langsung almarhum dalam sekejap.
Gimana Cara Menghindari Margin Call?
Berikut beberapa tips anti ribet untuk kamu:
Pahami Leverage
Jangan asal pilih leverage yang tinggi hanya karena tergiur keuntungan besar. Mulailah dengan leverage yang rendah, sekitar 1:100 atau 1:500, sampai kamu benar-benar paham bagaimana pasar forex bergerak.
Gunakan Stop Loss (SL)
Ingat ya: sahabatmu bukan cuma trend. Stop Loss juga adalah sahabatmu.
Tentukan level Stop Loss sebelum membuka posisi, dan jangan pernah mengubahnya setelah posisi terbuka, kecuali ada alasan yang sangat kuat. Jangan pernah berharap pasar akan bergerak sesuai prediksi kamu terus menerus. That’s impossible, Ferguso!
Perketat Penerapan Manajemen Risiko
Jangan pernah mempertaruhkan seluruh modal kamu dalam satu transaksi. Bagi modal kamu menjadi beberapa bagian, dan jangan pernah melebihi persentase tertentu untuk setiap transaksi (misalnya, maksimal 2% dari total modal).
Pelajari Analisa Teknikal dan Fundamental
Sebelum membuka posisi, lakukan riset dan analisis yang matang. Pelajari grafik, indikator, dan berita ekonomi. Jangan asal masuk pasar hanya karena feeling atau mengikuti saran orang lain tanpa memahami alasannya.
Pantau Posisi Terbuka Secara Rutin
Jangan tinggalin posisi terbuka begitu saja. Misalnya ditinggal main futsal atau latihan ninjutsu bareng Naruto.
Pantau secara rutin pergerakan pasar dan kondisi margin kamu. Jika diperlukan, lakukan tindakan korektif, seperti menambah margin atau menutup posisi.
Jangan Trading Emosional!
Trading forex butuh (absolutely!) kesabaran dan disiplin. Jangan pernah terbawa emosi saat pasar bergerak melawan kamu. Tetap tenang dan ikuti rencana trading kamu. Kalau perlu kamu perbanyak meditasi, atau melakukan ritual ibadah sesuai agama kamu agar emosi kamu tetap terjaga, stabil dan kalem.
Trading Forex Lebih Mudah dan Aman di QuickPro. Install Sekarang!
Cari Broker yang Aman
Pilih broker yang teregulasi di negara kamu tinggal (which is Indonesia, yang regulatornya namanya Bappebti) dan memiliki reputasi baik. Broker yang terpercaya akan memberikan perlindungan dan transparansi yang lebih baik. Kamu bisa cek daftar broker forex yang teregulasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi a.k.a Bappebti.
Buat kamu yang belum tau, Bappebti ini semacam “wasit”-nya dunia trading forex di Indonesia. Badan ini mengatur semua kegiatan trading sekaligus mengawasi, kalau-kalau ada broker yang nakal.
Margin call memang menakutkan, tapi sebenarnya bisa dihindari dengan manajemen risiko yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang pasar forex. Ingat, trading forex bukan cuma soal mengejar keuntungan, tapi juga tentang manajemen risiko dan menjaga modal kamu agar tetap aman. Jadi, jangan sampai kantong bolong hanya karena margin call ya!
Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat trading! Jangan lupa share ke temen-temen kamu yang juga lagi belajar forex!