Saya banyak belajar selama perjalanan saya dalam dunia trading forex. Beberapa dari kesalahan yang saya lakukan merupakan kesalahan-kesalahan klasik yang – entah mengapa – selalu berulang dilakukan para trader pemula, terutama pemula yang memulai perjalanan mereka dengan akun mikro melalui aplikasi trading online yang baru mereka pasang di smartphone mereka.
Akun mikro pada umumnya memang tidak membutuhkan dana terlalu besar untuk memungkinkan kalian memulai perjalanan trading. Bisa saja sih, kalian membuka akun mikro tapi dengan modal besar, tetapi pada umumnya orang memulai akun mikro modal kecil.
Tetapi kecil atau besarnya modal bukan menjadi tolok ukur bagaimana menyikapi bisnis, kan? Soalnya trading ini harus disikapi sebagai bisnis dan yang namanya bisnis, ya harus disikapi dengan serius, kalau mau berkembang dan berhasil.
Nah, tanpa disadari saya baru saja menyebutkan kesalahan pertama saya dulu, ketika mulai trade dengan akun mikro: yaitu kurang serius. Kita mulai saja, kita jabarkan satu per satu ya.
Kesalahan #1: Kurang Serius
Mungkin karena modalnya yang relatif kecil, orang (termasuk saya, dulu) tidak terlalu serius dalam mengelola modal di akun mikronya. Bahkan, trade yang dilakukan juga cenderung asal-asalan, dengan alasan, "Ah, gue sih cuma cari happy aja trading akun mikro. Sekedar main-main.”
Okelah, mungkin memang ada yang trading dengan modal beberapa ratus ribu rupiah hanya untuk bersenang-senang. Mungkin mereka terlalu kaya raya dan kebingungan di mana mau buang uang, jadi trading adalah salah satu sarana “iseng-iseng berhadiah”. Terserah.
Tetapi celaka dua belas jika kalian – yang memang berniat trading untuk cari duit – justru punya mindset seperti itu.
Betul, trading itu memang harus pakai “uang dingin”. Uang yang memang khusus disediakan untuk trading, bukan untuk keperluan sehari-hari. Tetapi ingat, Bro, itu tetap saja uang dan ingin kalian kembangkan, kan?
Saya pun pernah “terjebak” dalam mindset itu. Mentang-mentang “uang kecil”, saya perlakukan seperti gambling saja. Cuan ya syukur, boncos ya biarin. Akhirnya tidak ada penerapan risk management dan money management yang tepat, signal belum matang tapi sudah dieksekusi, dan sederet “dosa” lainnya.
Tetapi lama kelamaan saya menyadari bahwa mentalitas seperti itu hanya membuat saya membuang waktu percuma.
Mindset tidak serius plus mentalitas gambling itu ternyata membuat akun mikro saya tidak pernah berumur panjang. Siklusnya selalu: deposit – cuan – trading asal-asalan – loss – top up – cuan lagi – trading asal-asalan lagi – loss lagi… dan begitu seterusnya.
Rasa penasaran selalu muncul dan membuat saya kembali top up dan top up lagi, tetapi tanpa hasil yang berarti. Capek iya, cuan pun tak berarti. Nggak worth, istilah anak sekarang.
Barulah setelah diseriusi, hasilnya mulai signifikan dan akun mikro itu perlahan bisa bertumbuh.
Kesalahan #2: Ingin Hasil Instan
Kalian harus ingat bahwa akun mikro pasti butuh waktu untuk bisa menjadi besar. Seperti bayi yang butuh waktu untuk beranjak menjadi balita, remaja, kemudian dewasa. Tidak mungkin seorang bayi bisa menjadi dewasa hanya dalam waktu singkat. Ada yang namanya “masa pertumbuhan”.
Nah, waktu yang kalian butuhkan untuk memperbesar akun mikro kalian itu, anggaplah seperti masa pertumbuhan. Ada fase-fase yang harus dilewati dan dinikmati. Jangan di-skip.
Fase pertumbuhan akun kalian tentu saja adalah pertumbuhan modal. Kalian pasti harus mengumpulkan sen demi sen, dolar demi dolar untuk dengan cita-cita agar suatu saat bisa trade dengan lot penuh: 1 lot. Benar, kan?
Hambatan untuk menuju cita-cita mulia itu biasanya adalah ketika kalian (saya juga dulu, hehe) menginginkan hasil yang cepat. Biasanya yang muncul dalam pikiran itu seperti, “Kalau trade 0.01 lot terus, kapan kayanya?”
Atau, “Trade 0.01 lot nggak kerasa kalau cuan. 0.1-lah minimal.”
Percayalah, kalau kalian memelihara pemikiran seperti itu, boro-boro akun kalian akan bertumbuh. Yang ada justru mimpi kalian akan hancur dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Trust me.
Lot besar memang sama dengan (potensi) untung besar. Tetapi jangan pernah kalian lupakan bahwa itu juga sama dengan risiko yang sama besarnya.
Cek modal kalian, apakah benar sudah cukup kuat untuk memperbesar lot, atau belum. Kalau belum, jangan coba-coba deh.
Soalnya, kalau kalian belum apa-apa sudah memaksakan menggunakan lot besar padahal modal masih minim, sekalinya kena loss hampir pasti kalian akan kena mental. Dijamin.
“Ah, tapi mental saya kuat, Pak. Tidak akan putus asa hanya karena kena SL sekali dua kali!”
Iya. Percaya. Tapi jangan salah, seringkali trader mikro (apalagi pemula) yang justru jadi makin beringas dalam trading karena sebelumnya mengalami loss. Akhirnya overtrade. Ujungnya? Rungkad.
“Kena mental” di sini bukan hanya berarti fear (takut), tetapi juga greed (serakah).
Sabar, jalani prosesnya. Jangan pengen cepat ada hasil. Ada saatnya kalian bisa memperbesar lot. Baca saja lanjutannya di bawah.
Kesalahan #3: Tidak Berani Mengambil Risiko
Jangan salah ya, ini bukan berarti menafikan poin kesalahan kedua di atas. Bukan.
Di atas kan saya tulis bahwa ada saatnya kalian bisa trade dengan lot besar. Tentu saja itu akan bisa kalian lakukan kalau modal kalian sudah cukup bertumbuh.
Misalnya kalian memulai akun mikro kalian dengan modal $100. Lalu kalian menjalankan trade dengan disiplin dan konsisten. Dari proses yang baik itu, beberapa waktu kemudian ternyata kalian berhasil mengumpulkan keuntungan katakanlah sebesar $100, sehingga modal kalian sekarang sudah menjadi $200.
Waktu modal kalian masih $100, katakanlah kalian trade dengan 0.01 lot sekali entry, berdasar pada perhitungan manjemen modal kalian. Ketika modal kalian sudah semakin besar, tidak ada salahnya mencoba teknik compounding.
Misalnya, dari 0.01 lot sekali entry, menjadi 0.02 lot per entry. Tentu saja besaran lot itu memang harus sudah melalui perhitungan.
Intinya adalah kalau modal sudah membesar, jangan takut untuk melakukan transaksi lebih besar juga sesuai dengan pertumbuhan modal.
Kebanyakan trader tidak mau mengambil risiko lebih besar, padahal modal mereka sudah semakin kuat. Ini menyebabkan modal mereka akan stagnan dan mereka selamanya akan menjadi trader mikro.
“Tapi, Pak, kalau lot saya makin besar, kan berarti risikonya makin besar juga?”
Betul. Di situlah position sizing sangat berperan. Sesuaikan saja risiko per transaksi dengan besaran modal terkini.
Misalnya, risiko tetap 5% per trade, tetapi bukan 5% dari $100 melainkan dari $200. Sederhana, kan?
Jangan takut loss. Bukankah selama ini kalian sudah melakukan trade dengan baik dengan strategi dan sistem yang kalian miliki, dan terbukti ampuh?
Kalaupun loss sekali dua kali, itu wajar dan anggap saja itu bagian dari pertumbuhan. Semacam “growing pain”-lah.
Nah, itulah tiga kesalahan yang sering dilakukan trader mikro pemula. Kalau kalian punya cita-cita jadi trader dengan lot besar, jangan sampai kesalahan-kesalahan ini kalian ikuti, ya?
Selamat bertumbuh.
Jadi sudah siap untuk trading forex? Buka Akun Mikro Sekarang!
Jangan khawatir. Dengan membuka real account dan bergabung menjadi nasabah FOREXimf, Anda akan di pandu menjadi seorang trader pro melalui berbagai fasilitas terbaik dan layanan premium yang dapat membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading forex.