Beberapa hari terakhir ini sebagian besar pergerakan di pasar forex hanya menuju ke satu arah tertentu. Dalam situasi seperti ini, tampaknya tidak masuk akal jika seorang trader memutuskan untuk trading melawan trend. Namun apabila Anda adalah trader forex yang gemar mencari top atau bottom, dan menurut Anda trend yang kuat ini sudah habis, maka Anda tidak perlu ragu untuk mengambil pendekatan melawan trend dalam trading.
Ketika sentimen pasar saat ini didukung oleh berita dan semua grafik menuju ke satu arah pergerakan, maka wajar jika trader forex enggan atau takut untuk trading melawan trend. Tapi apakah Anda ingat dengan pendapat dari pakar investasi Warren Buffett? Begini ucapannya: “Kita harus takut ketika orang lain serakah, dan kita harus serakah ketika orang lain takut.”
Jelas, selalu ada kondisi di mana mayoritas trader di luar sana memiliki bias trading tertentu. Namun demikian, bukan berarti mereka selalu benar dan pasti benar. Kadang-kadang beberapa newbie memanfaatkan momentum tersebut dengan entri market namun mereka bertemu harga yang tampak sudah turun jauh atau tampak sudah naik jauh, tanpa dengan jelas mengetahui alasan di balik pengambilan posisi tersebut. Inilah salah satu penyebab mengapa para trader newbie banyak yang tidak bertahan di bisnis trading forex ini—mereka merasa bahwa harga sudah berada di bottom atau di top tanpa mempertimbangkan faktor faktor penunjang lainnya. Di sini saya bukan ingin mengatakan bahwa perkataan Warren Buffett itu salah, karena ada kalanya Anda bisa memilih melawan trend dan bertindak sedikit “aneh” dan berbeda dari kebanyakan trader lain, selama Anda mengetahui momen yang tepat.
Trader yang memilih melawan trend disebut juga melakukan contrarian trading. Contrarian trading adalah strategi forex yang dengan sengaja lebih memilih untuk melawan tren pasar yang ada saat ini untuk mengantisipasi pergeseran sentimen pasar. Caranya dengan membeli pasangan mata uang saat lemah dan menjualnya saat menguat. Dalam contrarian trading, trader forex mencoba memanfaatkan momentum ketika market sedang terpengaruhi oleh momentum yang kuat. Ketika hampir semua orang bersedia dan siap untuk mendorong harga ke arah lebih tinggi, terkadang hal itu menyebabkan harga aset menjadi terlalu mahal. Demikian pula sebaliknya, ketika hampir semua orang bersiteguh untuk menjual asetnya, maka di situlah muncul peluang untuk membeli dengan harga yang lebih rendah.
Salah satu manfaat utama dari gaya contrarian trading ini adalah trader memiliki kemungkinan untuk mendapatkan harga yang bagus dan bisa menangkap pembalikkan arah tepat ketika harga mulai akan berbalik. Namun kunci utamanya adalah tidak boleh mengabaikan money management—trader harus memperhatikan risk-to-reward ratio yang bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan. Trader yang mencoba melawan tren, tidak selalu mendapatkan keuntungan pada akhirnya. Memang pepatah “trend is your friend” masih tetap berlaku sampai kapan pun, dan ketika Anda mencoba melawannya, trend bisa menjadi senjata yang kejam. Ketika sebuah tren sangat kuat, titik-titik pembalikan potensial (area support dan resistance kunci) bisa hancur dan menghanyutkan trader yang melawan arus.
Melalui pembahasan di artikel kali ini, saya sama sekali tidak mengatakan bahwa Anda harus selalu melawan tren. Poin pentingnya adalah, jika setelah melakukan analisa fundamental dan analisa teknikal secara menyeluruh Anda memiliki alasan cukup kuat untuk yakin bahwa pasar akan segera berbalik, maka Anda tidak perlu ragu atau takut untuk melawan trend dan mengambil posisi yang berlawanan. Tapi selalu ingat pula akan money management yang baik. Jika potensi resikonya lebih kecil dibandingkan potensinya profitnya, maka hal tersebut sah-sah saja untuk dilakukan. Anda sebagai trader silakan saja melawan trend, namun tetap perhatikan situasi dan kondisi pasar juga.
